tag:blogger.com,1999:blog-91310421166788631302024-03-13T23:17:23.319-07:00NaraäksaraPerihal Huruf & SekitarnyaAdien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.comBlogger46125tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-33561890183472656012023-12-16T23:34:00.000-08:002023-12-17T04:29:30.271-08:00Belajar Aksara Ogan<i>Sumbagsel</i> alias Sumatera Bagian Selatan merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menyimpan kekayaan susastra. Di wilayah ini, aksara turunan Kawi berkembang ke dalam banyak ragam yang memiliki sedikit perbedaan satu sama lain. Walaupun berbeda-beda, terdapat istilah payung untuk menyebut keseluruhan rumpun aksara di wilayah selatan pulau Sumatera ini. Istilah tersebut dikenal dengan aksara Ulu atau kadang juga disebut sebagai Kaganga (diambil dari tiga huruf pertama). Beberapa anggota rumpun aksara Ulu meliputi aksara Lampung, aksara Rejang, aksara Incung, dan yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu aksara Ogan.
<p></p>
Aksara Ogan adalah tulisan yang dikenal oleh masyarakat Ogan di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, dan Ogar Ilir di Sumatera Selatan dan sebagian wilayah Lampung. Akan tetapi, aksara Ogan sesungguhnya tidak terbatas pada suku Ogan saja, melainkan adalah aksara yang dikenal oleh empat suku yang mendiami lembah sungai Ogan, yaitu suku Ogan sendiri, suku Penesak, suku Rambang, dan suku Pegagan. Aksara ini pada zaman dahulu umum ditulis menggunakan media alami seperti bambu, kulit kayu, dan sebagainya.
<p></p>
<b>Berkenalan dengan Aksara Ogan</b><br />
Aksara Ogan terdiri dari 23 aksara dasar dan 8 aksara sandang. Aksara dasar secara bawaan memiliki bunyi vokal ê pepet atau <i>schwa </i>(seperti pada kata sêdap). Hal ini unik mengingat aksara Nusantara lainnya umumnya memiliki bunyi bawaan a, bukan ê pepet, sekalipun dalam aksara Bali yang bahasanya memiliki logat ê pepet. Sementara itu, aksara sandang berfungsi untuk mengubah bunyi bawaan tadi menjadi bunyi-bunyi lainnya atau menghilangkan bunyi (menyisakan huruf mati saja). Selengkapnya lihat poster di bawah ini.
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFhveGuhdtvITDjSjFA6VXLqJHyX6ymEnG9NmEgk9zRTZbgM6QBN467YHlPPFCQ1zmZTc6UeClqUndQ4mk5__Q_rZL0CY_YK5HrqRexQhzfphfCl9ijR-LeJdI9HpHQOfmh1lSG1-FVA9V5p7G1QRjcS9M9cYQ-2-sb2eDw44V0Na2qOaXtnncVLMk3A/s4949/Naraaksara%20Tabel%20Aksara%20OGAN.png" style="display: block; padding: 1em 0px; text-align: center;"><img alt="" border="0" data-original-height="4949" data-original-width="3500" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFhveGuhdtvITDjSjFA6VXLqJHyX6ymEnG9NmEgk9zRTZbgM6QBN467YHlPPFCQ1zmZTc6UeClqUndQ4mk5__Q_rZL0CY_YK5HrqRexQhzfphfCl9ijR-LeJdI9HpHQOfmh1lSG1-FVA9V5p7G1QRjcS9M9cYQ-2-sb2eDw44V0Na2qOaXtnncVLMk3A/s16000/Naraaksara%20Tabel%20Aksara%20OGAN.png" /></a></div>
<p></p><p>
Sebagai catatan, aksara Ogan tidak membedakan bunyi u dan o sehingga penulisannya disamakan. Hal lainnya, kemungkinan bunyi i dan é (bunyi e seperti pada kata enak) juga disamakan karena penyamaan ini lebih lazim dalam bahasa-bahasa di Nusantara daripada menyamakan bunyi ê pepet dengan bunyi é. </p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifBgRFCkXm93iiIVb47OqGFUjI-h6sBz-37wbF9XbJjtnBvsQvUa9cioJ-TUoM6Gi7OyGgiznDnIiNFxdepS0MkO_ceHJPjjMV9ngKRdYwYsyP3KaHG7Oom0Q_xkACfYtGrldB0uotmQVBNcyNM_2F4NAm-7KoklEtzdfLA6F-4BILVwml-yPTnUnWrA/s1200/Aksara%20Ogan%20Kabupaten%20Ogan%20Komering%20Ulu.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="583" data-original-width="1200" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifBgRFCkXm93iiIVb47OqGFUjI-h6sBz-37wbF9XbJjtnBvsQvUa9cioJ-TUoM6Gi7OyGgiznDnIiNFxdepS0MkO_ceHJPjjMV9ngKRdYwYsyP3KaHG7Oom0Q_xkACfYtGrldB0uotmQVBNcyNM_2F4NAm-7KoklEtzdfLA6F-4BILVwml-yPTnUnWrA/w640-h310/Aksara%20Ogan%20Kabupaten%20Ogan%20Komering%20Ulu.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Papan nama Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ogan Komering Ulu menampilkan aksara Ogan, foto dari Google Maps.<br /></td></tr></tbody></table><br />
<b>Keraguan</b><br />
Aksara Ogan masih perlu diteliti lebih lanjut sehingga aturan penulisan aksara dan lain-lain dapat diselaraskan dengan bukti-bukti naskah terdahulu. Hal ini penting karena terdapat banyak ketidakwajaran jika dibandingkan dengan aksara-aksara kerabat. Beberapa ketidakwajaran itu meliputi, (1) bunyi vokal bawaan ê pepet dan bukan a sehingga (2) memiliki aksara sandang a secara khusus; (3) banyak contoh penggunaan menyamakan bunyi ê pepet dan é, hal ini kemungkinan besar terganggu kerangka berpikir aksara Latin; (4) aksara Ogan tidak bisa menggabungkan aksara sandang. Penggabungan aksara sandang di aksara Nusantara lainnya sangat wajar ditemukan, sebagai contoh suku kata “kung” dapat dibuat dengan huruf dasar ka + sandangan u + sandangan ng. Hal ini tidak bisa dilakukan dengan aksara Ogan, jadi untuk menuliskan “kung” harus ditulis dengan huruf dasar ke + sandangan a + huruf nge + pemati vokal. Keanehan tersebut barangkali timbul akibat kerancuan bunyi bawaan ê pepet dan bunyi a atau kekeliruan pencatatan pada zaman dahulu.
Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-74943459194994654102023-11-16T14:03:00.000-08:002023-12-31T21:33:52.204-08:00Melihat Kemiripan Aksara Hangeul dan KawiSulit untuk membayangkan bahwa aksara Kawi dan Hangeul memiliki hubungan walaupun hanya sedikit saja. Keduanya berasal dari kebudayaan yang berbeda dan tidak memiliki keterikatan satu sama lain. Keduanya muncul di wilayah yang terpisah jauh dan memiliki sejarah perkembangan serta bentuk huruf dan bahasa yang berbeda pula.
<p></p>
Aksara Kawi dikenal sebagai sistem penulisan kuno yang digunakan secara meluas di Nusantara pada abad ke-8 hingga 16 Masehi, dengan prasasti dan naskah yang banyak ditemukan di Indonesia, Malaysia, Singapura, bahkan hingga Filipina; aksara pemersatu wilayah Nusantara pada zamannya.
Hangeul, di sisi lain, adalah sistem penulisan yang dikembangkan di Korea selama abad ke-15 oleh Raja Sejong yang Agung dan para cendekiawan di istana Joseon. Hangeul dirancang sebagai aksara baru yang memudahkan orang untuk belajar membaca dan menulis, sebuah upaya untuk menggantikan aksara Tiongkok yang dianggap rumit dan tidak mudah dipelajari masyarakat luas.
<p></p>
Walaupun aksara Hangeul umumnya dianggap sebagai rekaan baru, terdapat satu pendapat bahwa aksara Hangeul sebenarnya mengambil sedikit ilham dari aksara Phagspa. Aksara ini dirancang oleh seorang biksu asal Tibet untuk Kekaisaran Yuan yang saat itu di bawah kekuasaan Mongol. Desainnya banyak terpengaruh oleh aksara Tibet yang merupakan salah satu anggota dari keluarga besar aksara-aksara Brahmi India. Oleh karena itu, sesungguhnya menjadi mungkin bagi kita untuk menarik garis keterhubungan antara aksara Hangeul di Semenanjung Korea dan aksara Kawi di Nusantara. Keduanya tidak sepenuhnya berasingan. Lihat bagan pohon di bawah ini untuk melihat kemungkinan hubungannya (karya Starkey Comics).
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbWppCE4jZ57R77SJmf4n_aQtzIvPQXqxLp-Jzh9bLvAIVmg2IDsYPP-0z3ig2umnfaBFbGOQmv_gkGCHx_6iQBd57HFwpUoVK3-SCJpnJxp4kLTDHSwKcL73QmaoQ0hR5ONyibd0Ia3KZu0foZ59LlaTXdP8QvKhDyAWcRU0Oo3yfQQUriY1Dr83qWg/s1600/The%20ABCD%20Family%20Tree.jpeg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="1757" data-original-width="1500" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbWppCE4jZ57R77SJmf4n_aQtzIvPQXqxLp-Jzh9bLvAIVmg2IDsYPP-0z3ig2umnfaBFbGOQmv_gkGCHx_6iQBd57HFwpUoVK3-SCJpnJxp4kLTDHSwKcL73QmaoQ0hR5ONyibd0Ia3KZu0foZ59LlaTXdP8QvKhDyAWcRU0Oo3yfQQUriY1Dr83qWg/s1600/The%20ABCD%20Family%20Tree.jpeg"/></a></div>
<p></p>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmMbibXhY7iFVf3vWYnRg7WvZ_6cc8vwcMwUD9qEJNPLH2nVMmkzaptr6MSfA1wiEPKefBK0t3Wm8ZgQayhKSoz9zriu3e5z8YreA2jAI8e4IAGXOgIjMKZ-RY2tRyjWcuvs3QLpXH0lAWl97jCRvrSuIdmaEQ8DlyQpB0o5LUC7VBWDd9cKz_zuE-OQ/s860/Kawi%20Hangeul.png" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" width="600" data-original-height="358" data-original-width="860" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmMbibXhY7iFVf3vWYnRg7WvZ_6cc8vwcMwUD9qEJNPLH2nVMmkzaptr6MSfA1wiEPKefBK0t3Wm8ZgQayhKSoz9zriu3e5z8YreA2jAI8e4IAGXOgIjMKZ-RY2tRyjWcuvs3QLpXH0lAWl97jCRvrSuIdmaEQ8DlyQpB0o5LUC7VBWDd9cKz_zuE-OQ/s600/Kawi%20Hangeul.png"/></a></div>
Beberapa huruf dalam aksara Hangeul dan Kawi memiliki kemiripan bentuk. Di antaranya pada huruf ra, da, ba, sa, ka, dan pa. Perlu dicatat, hal ini merupakan kemiripan umum yang hanya mengandalkan pengamatan visual semata, bukan pendapat berdasarkan keilmuan epigrafi atau semacamnya. Sedikit kemiripan ini akan memudahkan bagi pembaca aksara Hangeul dan aksara Kawi untuk mengenali aksara satu sama lain.
<p></p>
Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-24414617439849759662023-07-01T02:37:00.000-07:002023-07-01T02:37:46.174-07:00Empat Injil dalam Bahasa dan Aksara Batak TobaBahasa Batak Toba adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Batak yang digunakan oleh suku-suku Batak yang tinggal di sekitaran wilayah Sumatera Utara, Indonesia. Bahasa ini termasuk ke dalam keluarga besar bahasa Melayu-Polinesia dan masih berkerabat dengan bahasa Sunda, Jawa, Bugis, Madura, dan ratusan bahasa lainnya di Nusantara.<p></p>
Bahasa Batak Toba saat ini utamanya digunakan dalam percakapan sehari-hari dan nyanyian lagu-lagu tradisional suku Batak Toba. Bahasa ini juga digunakan dalam berbagai keperluan upacara adat dan ritual keagamaan suku Batak Toba. Meskipun demikian dalam keperluan tulis-menulis, bahasa Batak Toba beserta aksaranya saat ini sudah jarang digunakan karena bahasa Indonesia telah mengambil alih peran tersebut. Hal serupa juga dialami banyak bahasa daerah lainnya di Indonesia.<p></p>
Walaupun tradisi tulis-menulis dalam bahasa dan aksara Batak mengalami kemunduran yang pesat, kita masih bisa menjumpai jejak-jejak tradisi tulisnya di jagat maya dalam bentuk berkas pindaian (<i>scanned documents</i>). Banyak di antara berkas-berkas ini merupakan digitalisasi dari buku-buku cetak berbahasa dan beraksara Batak dari abad ke-19. Ajaran kekristenan ialah tema utama dari sejumlah berkas-berkas yang masih lestari ini. Berikut antaranya empat Injil dalam bahasa dan aksara Batak.<br />
<p></p><hr>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM4mMscbcSzmGQjP21mecInzl_pfTXXD0gV8sQtEOGx0RmZsIfLPQVNVi29O1otvCEpzmDVwoQNmgvYs6cibQA2KvgHe6HA9Rc-VLWTWoVDAGe8IbnFVxKzxNyRO1MtR44vJoedXEUjzqjdCEqIQob1QNAgUHQao2w4eRFD0PDxPl5WJQz1GEm_-_iVg/s1600/Injil%20Markus%20Batak%20Naraaksara.png" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; clear: left; float: left;"><img alt="" border="0" data-original-height="635" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM4mMscbcSzmGQjP21mecInzl_pfTXXD0gV8sQtEOGx0RmZsIfLPQVNVi29O1otvCEpzmDVwoQNmgvYs6cibQA2KvgHe6HA9Rc-VLWTWoVDAGe8IbnFVxKzxNyRO1MtR44vJoedXEUjzqjdCEqIQob1QNAgUHQao2w4eRFD0PDxPl5WJQz1GEm_-_iVg/s1600/Injil%20Markus%20Batak%20Naraaksara.png"/></a></div>
<b>Injil Markus</b><br />
Injil Markus adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Injil ini ditulis oleh Markus, seorang pengikut Yesus Kristus dan juga seorang sahabat dekat Petrus. Injil Markus menyoroti pelayanan Yesus sebagai Mesias serta penderitaan-Nya dan pengorbanan-Nya. Markus menggambarkan Yesus sebagai seorang juru selamat yang kuat dan penuh kuasa, tetapi juga menekankan bahwa penderitaan dan kematian-Nya adalah bagian penting dari rencana penyelamatan Tuhan.<p></p>
Injil Markus tersedia dalam bahasa dan aksara Batak Toba. Injil ini diterbitkan oleh Nederlandsch Bijbelgenootschap di Amsterdam pada 1867. <a href="https://archive.org/details/hetevangelievanm01tuuk/mode/2up" target="_blank">Unduh berkasnya di sini</a>.
<p></p>
<iframe src="https://archive.org/embed/hetevangelievanm01tuuk" width="650" height="384" frameborder="0" webkitallowfullscreen="true" mozallowfullscreen="true" allowfullscreen></iframe>
<p></p><hr>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsFMz4KL5HBnxQWpJsWuEjoBg6aX9_p9smOwIP2XkInTfpmkpRBa4sAHU304LcFkhSMjBzH4K7hFlXG2ZU4hFwEXBoWn2jQ2-XYXaj3-SxW8xx4MuEHV79EL7GmedMmq_-VisAdJ7v6uuGFYV5m98qmNgg3oKq9VEKyLmTfjHj-Im2VilwxFaCkBMnUQ/s1600/Injil%20Matius%20Batak%20Naraaksara.png" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; clear: left; float: left;"><img alt="" border="0" data-original-height="635" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsFMz4KL5HBnxQWpJsWuEjoBg6aX9_p9smOwIP2XkInTfpmkpRBa4sAHU304LcFkhSMjBzH4K7hFlXG2ZU4hFwEXBoWn2jQ2-XYXaj3-SxW8xx4MuEHV79EL7GmedMmq_-VisAdJ7v6uuGFYV5m98qmNgg3oKq9VEKyLmTfjHj-Im2VilwxFaCkBMnUQ/s1600/Injil%20Matius%20Batak%20Naraaksara.png"/></a></div>
<b>Injil Matius</b><br />
Injil Matius adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang dari dua belas murid Yesus Kristus. Injil Matius memiliki fokus yang kuat pada aspek pengajaran Yesus. Injil ini berisi sejumlah besar ajaran dan perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada pengikut-Nya. Selain itu, Injil Matius juga berisi berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, seperti kelahiran-Nya, khotbah di bukit, mukjizat-mukjizat, peristiwa penyaliban, dan kebangkitan-Nya.<p></p>
Injil Matius tersedia dalam bahasa dan aksara Batak Toba. Injil ini diterbitkan oleh Nederlandsch Bijbelgenootschap di Amsterdam pada 1867. <a href="https://archive.org/details/hetevangelievanm00tuuk" target="_blank">Unduh berkasnya di sini</a>.<p></p>
<iframe src="https://archive.org/embed/hetevangelievanm00tuuk" width="650" height="384" frameborder="0" webkitallowfullscreen="true" mozallowfullscreen="true" allowfullscreen></iframe>
<p></p><hr>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2lSZ5G98Yfk6d__GSeEkY1NToDqhDl3iH1hor2J3XFyJFsOlxrkTbigVUqK92t76Y_3krlha6v4iYAIj_-3n9b5VpJs8OPIYJQWFCIIjuMtyQnYDdLhbJ0asgjDkbPPmF-ZLTJARgsL9TxfuTbqPd2bWhH-1tNyjMv9csLPVob3Ysp9nw9iHKlyPC7A/s1600/Injil%20Lukas%20Batak%20Toba%20Naraaksara.png" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; clear: left; float: left;"><img alt="" border="0" data-original-height="635" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2lSZ5G98Yfk6d__GSeEkY1NToDqhDl3iH1hor2J3XFyJFsOlxrkTbigVUqK92t76Y_3krlha6v4iYAIj_-3n9b5VpJs8OPIYJQWFCIIjuMtyQnYDdLhbJ0asgjDkbPPmF-ZLTJARgsL9TxfuTbqPd2bWhH-1tNyjMv9csLPVob3Ysp9nw9iHKlyPC7A/s1600/Injil%20Lukas%20Batak%20Toba%20Naraaksara.png"/></a></div>
<b>Injil Lukas</b><br />
Injil Lukas adalah salah satu dari empat Injil yang terdapat dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Injil ini ditulis oleh Lukas, seorang pengikut Yesus dan rekan rasul Paulus. Injil Lukas ditulis untuk memberikan narasi terperinci tentang hidup, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.<p></p>
Injil Lukas dalam bahasa dan aksara Batak Toba ini diterbitkan di Amsterdam pada 1859 oleh Nederlandsch Bijbelgenootschap. <a href="https://vdocument.in/batak-toba-bible-gospel-of-luke.html" target="_blank">Unduh berkasnya di sini</a>.<p></p>
<iframe src="https://vdocument.in/embed/v1/batak-toba-bible-gospel-of-luke" frameborder="0" marginwidth="0" marginheight="0" scrolling="no" style="border:1px solid #CCC; margin-bottom:5px; max-width: 100%; overflow: hidden; width: 650px; height: 384px;" allowfullscreen></iframe>
<p></p><hr>
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjskoqQucRKOr0wT7n6y8ovcHzTP3tRjKMo6B3px23KBk7fL5rCsnPUSpbNbW-AxIbQsjC5TwoGg-xQXaudwUyKenzgu40dwevDn52xwFuXqRD6npRvM9b7F9h2Y7YR9OEyZn2fzLirYrPNxZADoIsCVLO_SSwGJAVKIxhQ_PfMsei298K8B5U8GBjpjQ/s1600/Injil%20Yohanes%20Batak%20Naraaksara.png" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; clear: left; float: left;"><img alt="" border="0" data-original-height="635" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjskoqQucRKOr0wT7n6y8ovcHzTP3tRjKMo6B3px23KBk7fL5rCsnPUSpbNbW-AxIbQsjC5TwoGg-xQXaudwUyKenzgu40dwevDn52xwFuXqRD6npRvM9b7F9h2Y7YR9OEyZn2fzLirYrPNxZADoIsCVLO_SSwGJAVKIxhQ_PfMsei298K8B5U8GBjpjQ/s1600/Injil%20Yohanes%20Batak%20Naraaksara.png"/></a></div>
<b>Injil Yohanes</b><br />
Injil Yohanes adalah salah satu dari empat Injil Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Injil ini ditulis oleh Rasul Yohanes, salah satu murid Yesus. Injil Yohanes memiliki gaya penulisan bercerita yang unik dan menonjolkan ajaran-ajaran ketuhanan yang mendalam.<p></p>
Dalam hal gaya penyampaian dan isi, Injil Yohanes berbeda dengan tiga injil lainnya, yakni Matius, Markus, dan Lukas yang sering disebut sebagai Injil Sinoptik. Injil ini berfokus pada pengajaran Yesus sebagai Anak Allah yang kekal dan penebus dosa umat manusia. Dalam Injil Yohanes, penekanan diberikan pada kehidupan dan ajaran Yesus, serta tanda-tanda mukjizat yang Ia lakukan untuk memperkuat kepercayaan kepada keilahian-Nya.<p></p>
Injil Yohanes dalam bahasa dan aksara Batak Toba berikut diterbitkan di Amsterdam pada 1859. <a href="https://www.google.co.id/books/edition/Het_Evangelie_van_Johannes_in_het_Tobasc/Tl8tAAAAYAAJ?hl=id&gbpv=0" target="_blank">Unduh berkasnya di sini</a>.<p></p>
<br />
Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-36447351260514422112023-06-24T08:40:00.004-07:002023-06-24T08:46:32.143-07:00Fontasi Gratis Alternatif Times New Roman<p style="text-align: left;"></p><p style="text-align: left;">Nama Times New Roman sangatlah kondang. Ia adalah fontasi yang banyak digunakan di beragam keperluan, khususnya percetakan buku, majalah, atau koran. Di Indonesia, karya tulis ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis dan disertasi diwajibkan oleh banyak perguruan tinggi untuk ditulis dalam fontasi Times New Roman. Hal ini mungkin membuat sebagian orang jenuh, terutama dari segi estetis, bukan karena fontasi Times New Roman memiliki mutu teknis yang buruk, melainkan karena sudah terlampau terpaut dengan dunia akademik dengan pemakaian yang berulang-ulang.</p><p style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMxWLxHaoAClJ9mPmfz8IoX6anRrGeuaVEdsEGFrycZXP3Ac1ESctT8zeeQxu05E7p2v8jcXen7mAUbQlFtYhfmFDrLUkKKLalDvdeNkpijMQO-c0gCl_-MzE-EhMsh2W9Qg79dsrXf1_UqxsUaXCy3H-_j-WoPSoreb8YNcaU1VfSxyM9IJI2mbPd3g/s795/Times%20New%20Roman%20Naraaksara.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="795" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMxWLxHaoAClJ9mPmfz8IoX6anRrGeuaVEdsEGFrycZXP3Ac1ESctT8zeeQxu05E7p2v8jcXen7mAUbQlFtYhfmFDrLUkKKLalDvdeNkpijMQO-c0gCl_-MzE-EhMsh2W9Qg79dsrXf1_UqxsUaXCy3H-_j-WoPSoreb8YNcaU1VfSxyM9IJI2mbPd3g/w320-h201/Times%20New%20Roman%20Naraaksara.png" width="320" /></a> <br /></p><p style="text-align: left;">Jika Anda memiliki keperluan menyetak buku atau poster dan ingin menggunakan fontasi sejenis Times New Roman, tetapi bukan Times New Roman, berikut beberapa alternatif fontasi gratis yang mungkin bisa Anda coba bahkan untuk keperluan komersial. <br /></p><p></p><div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">Pilihan Klasik<br /></span></b><b>Garamond</b></div>
Fontasi Garamond adalah salah satu jenis huruf yang terkenal karena keindahan dan keanggunan desainnya. Namanya diambil dari perancangnya yang berkebangsaan Prancis, Claude Garamond. Fontasi ini memiliki karakteristik yang elegan dan proporsi yang khas, membuat mata pembaca nyaman berlama-lama menikmati buku.<br /><br /><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimtrIulCgoqrDrMawcFWAuMyRmkOsF5KS1QSJpw3Rjp5InMafTqk_T4QO-krZjTmqCX8h4a0u_GrUYDyWxpLxRSu_0c3RVP_oRJpY85jdU_GgMqhZ4BBrGvKmyDQrX7rJ9WuAfmtzIQDqu85dHFLCtg-XGZ7CZli2p2UhskRSW3mEppBRCtAnTh9sWZA/s775/EB%20Garamond%20Naraaksara.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="180" data-original-width="775" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimtrIulCgoqrDrMawcFWAuMyRmkOsF5KS1QSJpw3Rjp5InMafTqk_T4QO-krZjTmqCX8h4a0u_GrUYDyWxpLxRSu_0c3RVP_oRJpY85jdU_GgMqhZ4BBrGvKmyDQrX7rJ9WuAfmtzIQDqu85dHFLCtg-XGZ7CZli2p2UhskRSW3mEppBRCtAnTh9sWZA/s16000/EB%20Garamond%20Naraaksara.png" /></a></b>
<p></p><p></p>
Fontasi Garamond cocok digunakan untuk keperluan majalah, buku, dan materi cetak lainnya yang membutuhkan tampilan yang lebih formal dan tradisional. Kelebihannya terletak pada kemampuannya untuk mempertahankan kejelasan dan keterbacaan bahkan dalam ukuran yang kecil. Versi gratis dari fontasi Garamond, bernama EB Garamond, yang dirancang ulang oleh duo Georg Duffner dan Octavio Pardo dapat Anda unduh secara bebas di internet dan dapat digunakan secara komersil.
<p></p><p>
Versi gratis: EB Garamond<br />
Keluarga fontasi: 10 ragam<br />
Unduh di <a href="https://fonts.google.com/specimen/EB+Garamond" target="_blank">halaman Google Fonts</a>. </p><p></p><p><b>Baskerville<br /></b>Fontasi Baskerville merupakan salah satu jenis huruf yang memiliki desain klasik dengan keterbacaan yang tinggi. Nama fontasi diambil dari nama pembuatnya, yaitu John Baskerville, seorang desainer huruf berkebangsaan Inggris abad ke-18.<br /></p><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsBE-UgcWPvLbOqjbNb1sBXEvyvcTkFuteYsoqAyis0hBt2P67K49lvSxqgySVv4ZRWXZ2jJcX9UQDGhG_Zj1qJ7jQev2J5djWKD6GFZrSOAyqgTG72oYZf4QP-zJcLzj6B7D66hLGmva3A_TpP3AjWPO7e4mMSqQPBMJI5_qfYsqapMjoO7GwfZTfxg/s880/Baskerville%20Naraaksara.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="180" data-original-width="880" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsBE-UgcWPvLbOqjbNb1sBXEvyvcTkFuteYsoqAyis0hBt2P67K49lvSxqgySVv4ZRWXZ2jJcX9UQDGhG_Zj1qJ7jQev2J5djWKD6GFZrSOAyqgTG72oYZf4QP-zJcLzj6B7D66hLGmva3A_TpP3AjWPO7e4mMSqQPBMJI5_qfYsqapMjoO7GwfZTfxg/s16000/Baskerville%20Naraaksara.png" /></a>
<p></p><p></p>
Baskerville dikenal memiliki desain huruf dengan tebal tipis yang kentara. Tebal tipis yang kontras ini kemudian juga berimbas pada tampilan kait atau serif yang lebih mencolok dibandingkan fontasi-fontasi sejenis. Hal ini membuat tulisan dengan font Baskerville tampak tajam dan mudah dibaca baik dalam bentuk cetak maupun digital. Ketika digunakan pada keperluan yang sesuai, Baskerville mampu memberikan kesan yang berkelas dan mewah pada materi cetak, publikasi, atau desain visual apa pun. Salah satu versi gratis yang paling terkenal dari Baskerville dikembangkan oleh Impallari Type dengan judul Libre Baskerville.
<p></p>
Versi gratis: Libre Baskerville<br />
Keluarga fontasi: 3 ragam<br />
Unduh di <a href="https://fonts.google.com/specimen/Libre+Baskerville" target="_blank">halaman Google Fonts</a>.
<p></p><p>
<b>Caslon</b><br />
Caslon adalah salah satu fontasi berkait klasik lainnya. Ia dikenal melalui slogan yang beredar luas di antara ahli cetak: “When in Doubt, Use Caslon” atau dalam bahasa Indonesia “Ketika Ragu-ragu, Gunakanlah Caslon”. Diciptakan oleh William Caslon pada abad ke-18, fontasi ini terbilang sukses karena diterapkan dalam banyak karya cetak pada masa itu. Salah satu yang paling dikenal adalah versi cetak dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUBsHHIqsacdcFr486BZQWAWk8ekGTXY-Rscb1npkOB444rz9Annb98ZTpznfiOSppRDrTNtYnEYE7TUkz323_WhmHtrpgnsPYs_yW_6p21GfpvQHpSNLhIFtR1znGseUg59mzgS0UVU7PbAiUQp3YsRBOky6k-NKZbqBGyVnjBPrJQ368pmviwdudRw/s867/Libre%20Caslon%20Naraaksara.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="180" data-original-width="867" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUBsHHIqsacdcFr486BZQWAWk8ekGTXY-Rscb1npkOB444rz9Annb98ZTpznfiOSppRDrTNtYnEYE7TUkz323_WhmHtrpgnsPYs_yW_6p21GfpvQHpSNLhIFtR1znGseUg59mzgS0UVU7PbAiUQp3YsRBOky6k-NKZbqBGyVnjBPrJQ368pmviwdudRw/s16000/Libre%20Caslon%20Naraaksara.png" /></a></div><p></p><p></p>
Caslon memiliki proporsi yang moderat. Hal ini membuatnya mudah dibaca dalam paparan teks yang panjang, cocok digunakan dalam penerbitan buku atau majalah. Selain itu, Caslon juga sangat cocok untuk judul atau subjudul karena memiliki detail yang cukup tajam. Penggunaan Caslon dalam desain grafis dan tipografi modern seringkali memberikan sentuhan nostalgia dan menghadirkan nuansa lampau yang terasa hangat dan ramah.
<p></p>
Versi gratis: Libre Caslon Text<br />
Keluarga fontasi: 3 ragam<br />
Unduh di <a href="https://fonts.google.com/specimen/Libre+Caslon+Text">halaman Google Fonts</a>.
<p></p><p>
<b><span style="font-size: large;">Pilihan Kontemporer</span></b><br />
<b>Alegreya</b><br />
Alegreya adalah sebuah fontasi berkait yang enak dibaca dan berfungsi baik untuk beragam keperluan. Dikembangkan oleh desainer Juan Pablo del Peral pada 2011, fontasi ini memiliki keunikan dalam menggabungkan unsur-unsur konvensional dan eksperimental, sehingga menciptakan tampilan yang terkesan klasik dan modern secara bersamaan. Pendekatan yang digunakan fontasi Alegreya berbeda dengan fontasi-fontasi klasik layaknya Garamond atau Baskerville yang berkutat pada pakem dan tradisi. Fontasi Alegreya tidak bermaksud membelakangi tradisi, melainkan mengawinkannya dengan eksplorasi modern yang terkesan lebih santai dan menyenangkan. </p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD5XaFs4Ca3PA4PGfrtcU4jm79cEdk-wgkuKbmwSQU_5uJKFE2uEGxpXMDUHPQpvBgttbREbOUWqBSqseARcy_i30xBepbnOud-e_ru7o-oRVzuoyK9hbr4njZ0koOG05Sp2MVqBR7vZEl4PibD5G9EQUpW5PiTYUgKdoshTJtStt3fjVK062102mXnw/s994/Alegreya%20Naraaksara.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="994" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD5XaFs4Ca3PA4PGfrtcU4jm79cEdk-wgkuKbmwSQU_5uJKFE2uEGxpXMDUHPQpvBgttbREbOUWqBSqseARcy_i30xBepbnOud-e_ru7o-oRVzuoyK9hbr4njZ0koOG05Sp2MVqBR7vZEl4PibD5G9EQUpW5PiTYUgKdoshTJtStt3fjVK062102mXnw/w400-h201/Alegreya%20Naraaksara.png" width="400" /></a></div>Salah satu ciri khas yang membuat Alegreya menonjol adalah efisiensi penggunaan ruang dalam desain dan kemampuannya untuk tetap mempertahankan kejelasan dan kelegaan huruf-hurufnya. Keluarga fontasinya yang besar juga dapat mendukung keperluan desain grafis Anda. Hal itu menjadikannya sebagai pilihan yang ideal untuk berbagai keperluan desain, mulai dari desain cetak seperti buku, majalah, dan brosur, hingga desain digital seperti situs web dan tampilan antarmuka. Alegreya juga memiliki ketinggian huruf yang cukup besar sehingga akan mudah dan enak dibaca pada layar komputer maupun perangkat seluler. Tampilannya yang unik akan membumbui karya desain Anda dan menjadikannya berbeda dengan yang lain.
<p></p><p></p>
Keluarga fontasi: 12 ragam<br />
Unduh di <a href="https://fonts.google.com/specimen/Alegreya">halaman Google Fonts</a>.
<p></p><p>
<b>Roboto Serif</b><br />Roboto Serif adalah salah satu fontasi yang populer dan banyak digunakan dalam desain grafis dan tata letak modern. Font ini dikembangkan oleh Greg Gazdowicz dari Commercial Type sebagai bagian dari keluarga fontasi Roboto yang lebih besar. Roboto Serif memiliki kesan yang bersih, canggih, dan profesional, membuatnya cocok untuk berbagai keperluan desain masa kini.<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRc84rggX1q83YrGJO97Lcs1nOd96j9rOteAjIrpXERfaHzkqOjlpWk2T6UMTcBOQySwR5qqSMeTbAmUbKATkMWAEtvxF_TdOv4A8XwNaaUSljq_E9u6a8G_d48QhlADfYZRKE9bFtfLYqk6p4Pwv4nxeiEMHYmGA46FpYHC89-mq_r516ga0zHynDgA/s1499/Roboto%20Serif%20Naraaksara.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="1499" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRc84rggX1q83YrGJO97Lcs1nOd96j9rOteAjIrpXERfaHzkqOjlpWk2T6UMTcBOQySwR5qqSMeTbAmUbKATkMWAEtvxF_TdOv4A8XwNaaUSljq_E9u6a8G_d48QhlADfYZRKE9bFtfLYqk6p4Pwv4nxeiEMHYmGA46FpYHC89-mq_r516ga0zHynDgA/w445-h149/Roboto%20Serif%20Naraaksara.png" width="445" /></a><br />Ketika digunakan dalam desain web, Roboto Serif juga memiliki keunggulan
dalam hal kejelasan pada tampilan layar. Font ini dioptimalkan untuk
tampil dengan baik di berbagai resolusi dan perangkat, memberikan
pengalaman membaca yang nyaman bagi pengguna. Gabungan mutu kejelasan,
gaya modern, dan fleksibilitas membuatnya cocok untuk berbagai keperluan
desain Anda.</p><p></p>
Keluarga fontasi: 12 ragam<br />
Unduh di <a href="https://fonts.google.com/specimen/Roboto+Serif">halaman Google Fonts</a>.
<p></p><p>
<b>Gupter</b><br />
Gupter adalah sebuah fontasi rancangan Octavio Pardo yang menarik perhatian dengan desainnya yang unik dan modern. Fitur utama dari Gupter adalah inspirasi langsung dari Times New Roman, namun dibangun dalam proporsi yang ramping, sehingga bisa memuat lebih banyak teks untuk suatu ruang yang sama. Walaupun demikian, hal ini mungkin hanya cocok untuk keperluan tulisan yang lebih besar, seperti judul atau subjudul. Ketika diterapkan untuk keperluan teks yang panjang seperti paparan buku, mata pembaca mungkin akan lelah sebab harus bekerja lebih keras mengidentifikasi setiap hurufnya</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh80qrpGYP_2AZWROZGUGiso6Vi7ALZnhH4VNjMylHAHmRwWynBu0gllpKu72rPsgJLKnlsnu_XsE5kXJy93svZqTUw60bRb-HYstQck9knIKBvFw_54X7qpsTGggteHkR2RBtuC3R-Jg93NIPqlKCOsT8KIhyPQC-gVtnp6TETW8lp89AH8yGBfsc6A/s1143/Gupter%20Naraaksara.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="1143" height="124" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh80qrpGYP_2AZWROZGUGiso6Vi7ALZnhH4VNjMylHAHmRwWynBu0gllpKu72rPsgJLKnlsnu_XsE5kXJy93svZqTUw60bRb-HYstQck9knIKBvFw_54X7qpsTGggteHkR2RBtuC3R-Jg93NIPqlKCOsT8KIhyPQC-gVtnp6TETW8lp89AH8yGBfsc6A/w471-h124/Gupter%20Naraaksara.png" width="471" /></a></div>Keluarga fontasi: 3 ragam<br />Unduh di <a href="https://fonts.google.com/specimen/Gupter">halaman Google Fonts</a>.
<p></p><p></p><p>
<b>Merriweather</b><br />
Jika Anda mencari sebuah fontasi yang memadukan keanggunan klasik dan kejelasan modern, Merriweather mungkin adalah jawabannya. Dirancang oleh Eben Sorkin, fontasi ini memancarkan pesona yang elegan dan memberikan kesan yang hangat serta ramah bagi para pembacanya. </p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyiP-mDlJLCjUWowdMc1EjJGoHfXZPKuCU-WBOsHVPpGC4IR1liHufbHB7ItDkVk_AWFgoi6-ZnKDNKo_6GM-0NIyBdMBSI_BT8NKc7AR7BkrBVDRD3rYj2esk3qKHy5LYCbXIqiN0MXFh9jX0WLa_KinLG4NBmUEQ-idegvhwG_MDeOjb5I2RTav2Bg/s928/Merriweather%20Naraaksara.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="928" height="173" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyiP-mDlJLCjUWowdMc1EjJGoHfXZPKuCU-WBOsHVPpGC4IR1liHufbHB7ItDkVk_AWFgoi6-ZnKDNKo_6GM-0NIyBdMBSI_BT8NKc7AR7BkrBVDRD3rYj2esk3qKHy5LYCbXIqiN0MXFh9jX0WLa_KinLG4NBmUEQ-idegvhwG_MDeOjb5I2RTav2Bg/w400-h173/Merriweather%20Naraaksara.png" width="400" /></a></div>Merriweather adalah fontasi serbaguna yang cocok digunakan dalam berbagai konteks. Dalam pengaturan cetak, ia memberikan pesona klasik yang cocok untuk majalah, buku, dan materi promosi. Di dunia digital, Merriweather menawarkan kemudahan pembacaan pada layar dengan jelas dan tegas. Memiliki citra yang serba-bisa, fontasi ini dapat digunakan dalam judul, teks utama, atau bahkan bisa dieksplorasikan dalam ukuran raksasa dalam poster-poster tipografi. Merriweather adalah pilihan yang tepat bagi Anda yang mencari gaya fontasi yang bersahaja namun tetap anggun dan profesional.
<p></p><p></p>
Keluarga fontasi: 8 ragam<br />
Unduh di <a href="https://fonts.google.com/specimen/Roboto+Serif">halaman Google Fonts</a>.
<p></p><p>
<b>Gentium</b><br />
Gentium dirancang oleh Victor Gaultney dari SIL International dengan menyeimbangkan kepentingan praktis dan estetis. Fontasi ini terbilang memiliki tinggi-x yang besar, sehingga mampu dibaca dengan lebih mudah dan nyaman. Rancangannya terinspirasi dari desain-desain yang humanis dengan sedikit sentuhan kaligrafis. Hal ini membuatnya tampak lembut dan akrab bagi mata yang melihatnya. </p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidnqTxtDTKLcw2WBrFZUPjsukndeMxsSPps9cPDE-2BZJtKHTJO-c98493RBaAmcnxsnnfjzcP0tqwLJVlsRuVfbgovqiecjmTm5rfYL0TY6NrH3vE1bF-cmwZwHKcLevmDISKubAprAKNvnirv8Kt7TmZEerb1WTu9bV-0T0YIRfAJWIC1ihA61ZrLQ/s965/Gentium%20Naraaksara.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="965" height="124" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidnqTxtDTKLcw2WBrFZUPjsukndeMxsSPps9cPDE-2BZJtKHTJO-c98493RBaAmcnxsnnfjzcP0tqwLJVlsRuVfbgovqiecjmTm5rfYL0TY6NrH3vE1bF-cmwZwHKcLevmDISKubAprAKNvnirv8Kt7TmZEerb1WTu9bV-0T0YIRfAJWIC1ihA61ZrLQ/w400-h124/Gentium%20Naraaksara.png" width="400" /></a></div>Gentium memiliki kesan yang sederhana namun perhatian pada detail-detailnya patut diacungi jempol. Bentuk huruf yang konsisten dan mudah dikenali memastikan bahwa tulisan yang ditampilkan dengan fontasi Gentium tetap terbaca dengan jelas di berbagai ukuran dan resolusi. Dengan ciri-ciri ini, Gentium menjadi sebuah fontasi yang cocok untuk penggunaan yang luas, dari teks panjang seperti buku dan jurnal hingga pengaturan tampilan dengan ukuran kecil seperti keterangan khusus atau catatan kaki.
<p></p><p></p><p>
Keluarga fontasi: 4 ragam<br />
Unduh di <a href="https://fonts.google.com/specimen/Gentium+Plus">halaman Google Fonts</a>. </p><p><b>Catatan</b><br />Contoh-contoh tulisan dalam artikel ini menggunakan petikan-petikan <a href="https://id.wikisource.org/wiki/Gurindam_Dua_Belas" target="_blank">Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji</a>.<br /></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-76697388602545591622023-05-13T10:23:00.017-07:002023-05-17T05:35:17.312-07:00Aksara Nusantara di Sinema Indonesia<p>Aksara-aksara Nusantara mulai mendapatkan panggung dalam sinema tanah air. Mulai banyak film dalam negeri menampilkan aksara-aksara Nusantara dalam adegan mereka untuk mendukung tata artistik ataupun materi desain grafis yang diedarkan untuk keperluan promosi. Film yang menampilkan aksara Nusantara umumnya terbagi dua, yakni film yang merekontruksi sejarah masa lalu, seperti biopik, dan film masa kini/film yang waktunya tidak terlalu dijelaskan tetapi memerlukan aksen aksara Nusantara sebagai penguat penokohan, konteks penceritaan, atau sekedar keputusan tata artistik.</p><p>Pembuatan film sejarah umumnya memang harus sadar bahwa keadaan lanskap bahasa-aksara pada zaman dahulu tidaklah sama dengan zaman kini dan suatu tempat tidaklah sama dengan suatu tempat yang lain. Susur waktu sederhana yang bisa dijadikan sebagai pegangan sebagaimana yang dituturkan dalam buku-buku sejarah umum mencakup:<br /></p><ul style="text-align: left;"><li>Zaman Nirleka (tanpa aksara)</li><li>Zaman Hindu-Buddha (aksara Pallawa dan Kawi)</li><li>Zaman Peralihan dan Islamisasi (aksara Nusantara, Jawi-Pegon)</li><li>Zaman Penjajahan Belanda (aksara Latin, Jawi-Pegon, Nusantara)</li><li>Zaman Penjajahan Jepang (aksara Latin, Jawi-Pegon, Nusantara, Jepang)</li><li>Zaman Indonesia (aksara Latin, sedikit Jawi-Pegon dan Nusantara)</li></ul><p>Sebagai contoh, film berlatar wilayah Jawa pada abad ke-19 bisa menampilkan aksara Jawa untuk bahasa Jawa, aksara Latin untuk bahasa Belanda/Melayu, dan aksara Jawi untuk Melayu, sedangkan aksara Pegon untuk bahasa Jawa bisa ditampilkan ketika menggambarkan lingkungan pesantren. Hal tersebut termasuk padu padan yang lumrah pada waktu tersebut. Di lain sisi contoh yang kurang sesuai misalnya, menampilkan aksara Sunda Baku untuk film berlatar tahun 1940-an adalah keputusan yang kurang tepat, karena aksara Sunda Baku baru disahkan pada 1990-an dan penggunaanya mulai digencarkan setelah itu. Detail-detail seperti itu harus diperhatikan ketika menyusun sebuah film sejarah. Bahkan, pada penggarapan yang lebih cermat, gaya tulisan (seperti gaya huruf pada fontasi) juga dipertimbangankan matang-matang.</p><p>Film yang menampilkan latar masa kini atau waktunya tidak dijelaskan juga dapat menampilkan aksara Nusantara. Perlu diketahui, alasan-alasan dimunculkannya aksara Nusantara pada film-film tersebut tidak selalu memerlukan basis sejarah yang kuat, mengingat dunia yang diceritakan dalam film-film ini ialah rekaan fiksi; sesederhana ingin memberi aksen pada tata artistik sudah cukup bisa menjadi alasan yang masuk akal untuk menambahkan aksara Nusantara. Alasan lainnya, aksara Nusantara biasa digunakan untuk memperkuat konteks budaya tertentu, misalkan menampilkan aksara Lontara pada latar budaya Sulawesi Selatan. Film-film horor yang mengisahkan ilmu hitam tradisional juga sering dihiasi aksara Nusantara. Dalam hal ini, penggunaan aksara Nusantara menjadi agak problematis. Hal tersebut memberikan kesan buruk terhadap penggunaan aksara Nusantara, karena aksara yang sudah terancam punah itu malah dikait-kaitkan dengan dunia perdukunan, klenik, dan setan. Sebagai contoh, pada tahun 2018, sinetron <i>Kun Fayakun</i> episode 47 menampilkan tulisan beraksara Bali pada tubuh seseorang sebagai rajah yang dibuat oleh iblis. Hal tersebut sangatlah tidak sensitif. Supaya yang demikian itu tidak terulang, sebaiknya aksara-aksara yang digunakan dalam hal ini ialah aksara imajinatif yang dibuat secara khusus sehingga tidak menyinggung kebudayaan tertentu.<b> </b><b></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNOVPEL0ZW6aAjVJ8vH_v6hceNM4OQLYxvT0IV7fFI3lrqR7DGOgen0hv9dno1kvmivcWgu_R1K7WyCS5YZpD0mrjOk-1U6smQd1q4zVBwoVOd2oMOtaJ28u-L-vUbW3fd_sKfDhzzNAm8uvXUekRKYqGwEawhS3aHrJ-sdk7iw-0Pj4gGmoNGyTA/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Sang%20Pencerah.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="297" data-original-width="700" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNOVPEL0ZW6aAjVJ8vH_v6hceNM4OQLYxvT0IV7fFI3lrqR7DGOgen0hv9dno1kvmivcWgu_R1K7WyCS5YZpD0mrjOk-1U6smQd1q4zVBwoVOd2oMOtaJ28u-L-vUbW3fd_sKfDhzzNAm8uvXUekRKYqGwEawhS3aHrJ-sdk7iw-0Pj4gGmoNGyTA/w640-h272/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Sang%20Pencerah.png" width="640" /></a></b></div><p><b>Sang Pencerah (2010)</b><br />Film biopik tentang tokoh pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, bertabur aksara non-Latin, khususnya aksara Pegon dan aksara Jawa. Hal ini sesuai dengan latar waktu yang kala itu memang menggunakan tiga aksara sekaligus, yakni Latin, Jawa dan Pegon. Sorotan lebih besar yang diberikan kepada aksara Pegon juga sesuai dengan film yang menceritakan santri dan lingkungan keagamaan Islam.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh28BlCRmKk5LTJ6pUkb0nJx9764a4VMnuNOpAplY_muuD-_Ciec_KsXOWKHJYqkDZ49A0rsF7YSe9F_IOISb2wtwikC_z8Po1Q4Mi79O9dY4P2mC3d_wbeOxOtAOcK5_-HCHv9Q5K9DTmWKO1dXIAnhQUu3GpFft1GIzlICH_O_35VWwQAeJphUSU/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Kartini.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="387" data-original-width="700" height="354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh28BlCRmKk5LTJ6pUkb0nJx9764a4VMnuNOpAplY_muuD-_Ciec_KsXOWKHJYqkDZ49A0rsF7YSe9F_IOISb2wtwikC_z8Po1Q4Mi79O9dY4P2mC3d_wbeOxOtAOcK5_-HCHv9Q5K9DTmWKO1dXIAnhQUu3GpFft1GIzlICH_O_35VWwQAeJphUSU/w640-h354/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Kartini.png" width="640" /></a></div><br /><b>Kartini (2017)</b><br />Ibu kandung dari Kartini, Ngasirah, mengajarkan aksara Jawa kepada Kartini untuk menulis kata “Trinil”, nama kecil Kartini. Akan tetapi, penggunaan aksara Latin untuk membantu pembacaan aksara Jawa di sini mungkin tidak diperlukan, selain karena penulisannya jadi tumpang tindih, pembacaannya juga sudah cukup dilisankan saja.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ96cENiHZR1Hp-4y93WS4YoUXqAqFesxPj9Bin1a5UuhM4NbTFpO8P1f8mwIGwO0CPx-wJjBdrmmL1t5Sqb_YPQvTb_arObtg5TE2oOjlhve5gSsEP4y-6CNJO6YBB5D78h3KyBrEyVKg2I6KuJu9Kez9fZR5siMeYWjNAUYrl-DlSDdt5q9diSE/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Parakang.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="304" data-original-width="700" height="278" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ96cENiHZR1Hp-4y93WS4YoUXqAqFesxPj9Bin1a5UuhM4NbTFpO8P1f8mwIGwO0CPx-wJjBdrmmL1t5Sqb_YPQvTb_arObtg5TE2oOjlhve5gSsEP4y-6CNJO6YBB5D78h3KyBrEyVKg2I6KuJu9Kez9fZR5siMeYWjNAUYrl-DlSDdt5q9diSE/w640-h278/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Parakang.png" width="640" /></a></div><br /><b>Parakang (2017)</b><br />Film horor ini mengangkat mitos manusia jadi-jadian/siluman populer di masyarakat Sulawesi, yaitu Parakang. Film ini tergolong unik karena sejauh pengamatan, tidak ada kemunculan aksara Lontara sebagai pelengkap tata artistik film (dibubuhkan langsung pada benda tertentu), melainkan ditambahkan kemudian pada sari kata (<i>subtitle</i>) berbahasa Makassar dan keperluan grafis lainnya, seperti pada poster.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ2l_MBJfHfCOl2wb-7wUVnOxF9p-5hmP0lYXOC1f31rWrgJ3exkRDgSvHyJELCmAN-pRCBr0XPTzMXSpV1fl3WSpQ13mO7Mc0xdrN3RU2POmQJVFC4PbuZOF_h4GE3iEmgLHWI82aD0Ir6tmhgCnyBg3JaPXPMOkI-jTUlwdKL7YNGCFFuDr5XNc/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Yowis%20Ben.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="700" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ2l_MBJfHfCOl2wb-7wUVnOxF9p-5hmP0lYXOC1f31rWrgJ3exkRDgSvHyJELCmAN-pRCBr0XPTzMXSpV1fl3WSpQ13mO7Mc0xdrN3RU2POmQJVFC4PbuZOF_h4GE3iEmgLHWI82aD0Ir6tmhgCnyBg3JaPXPMOkI-jTUlwdKL7YNGCFFuDr5XNc/w640-h360/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Yowis%20Ben.png" width="640" /></a></div><br /><b>Yowis Ben (2018)</b><br />Film ini sebenarnya tidak memiliki adegan beraksara Jawa sama sekali (sejauh pengamatan yang dilakukan). Akan tetapi, film ini perlu dan layak untuk disebutkan karena memiliki sejumlah video musik di Youtube yang disertai dengan aksara Jawa. Musik-musik tersebut dipublikasikan pada tahun 2019, menyambut peluncuran Yowis Ben 2.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw9i7R907hRB0lGAlUukznMYuj1MfGEN8n8xtkCxulgGyvBkE6R8N4P5uJV8ZqpArFbtqbrllElJ4MmwPsq6H0FCDSGZNCJDlvG65mQatHNGKYqb0Nc_lzKpka2zMk9WkijOBi0QlS7AuWL1d5DryAbpYwScvnKhQzMkocmCLTBhr60gY2FyQsPj8/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20DreadOut.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="297" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw9i7R907hRB0lGAlUukznMYuj1MfGEN8n8xtkCxulgGyvBkE6R8N4P5uJV8ZqpArFbtqbrllElJ4MmwPsq6H0FCDSGZNCJDlvG65mQatHNGKYqb0Nc_lzKpka2zMk9WkijOBi0QlS7AuWL1d5DryAbpYwScvnKhQzMkocmCLTBhr60gY2FyQsPj8/s16000/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20DreadOut.png" /></a></div><br /><p><br /></p><p><b>DreadOut (2019)</b><br />Film horor fantasi ini menampilkan aksara Sunda. Tulisan misterius beraksara Sunda tergambar pada permukaan lantai, mengelilingi suatu gambar ular memakan ekornya sendiri (<i>ouroboros</i>) yang menyimpul membentuk trikuetra. Selain itu, naskah-naskah kuno beraksara Sunda juga dapat ditemukan pada film ini.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrutDz9ilW6qmTGJFWCkuGpOhp3W66xsw25PGf7h7rvb5_sbYR6v81oCVkTO0hS5b3yZKQLo3DNiCdV1_Gd4ObT85ANzuGXOX3o89bgr098IEcHLdxUEcO6s11Kwy_yvEBNx2y5q-W5dxmWDlS2ue5bzALsCTAul4RdZVe6lLq4INX5fqDqg8SVzA/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Gundala.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="297" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrutDz9ilW6qmTGJFWCkuGpOhp3W66xsw25PGf7h7rvb5_sbYR6v81oCVkTO0hS5b3yZKQLo3DNiCdV1_Gd4ObT85ANzuGXOX3o89bgr098IEcHLdxUEcO6s11Kwy_yvEBNx2y5q-W5dxmWDlS2ue5bzALsCTAul4RdZVe6lLq4INX5fqDqg8SVzA/s16000/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Gundala.png" /></a></div><br /><br /><p></p><p><b>Gundala (2019)</b><br />Salah satu tokoh antagonis, Ghani, masuk ke sebuah ruangan, pada lantainya tergambar aksara Jawa cukup besar. Tak hanya itu, di salah satu dindingnya juga terukir aksara Jawa. Di dinding tersebut, Ki Wilawuk kemudian bangkit dari kematiannya. Sayangnya, aksara Jawa modern yang ditampilkan dalam film ini disebut “Aksara Jawa Kuno”. Padahal aksara Jawa modern dan aksara Jawa Kuno memiliki perbedaan yang cukup besar, sehingga pembaca aksara Jawa tidak mampu membaca aksara Jawa Kuno tanpa mempelajarinya dengan seksama.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJVImLdVu16cS-7H3ihjzWhhVgvUzJ80ROodcj9M9OmRnX5gQTSm9vEEkq-NTD1g-QSAlbf7EN77Hlwmj7_DAbtFgk09xyfDm69gtomZBoe_SmvNgAej01NoXBat4xRi4ijOhgzRQ2rU_444sEvzFvkPiyBvlhH8XI9P77vu7FWngCyuIw7fdCKIk/s699/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Perempuan%20Tanah%20Jahanam.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="291" data-original-width="699" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJVImLdVu16cS-7H3ihjzWhhVgvUzJ80ROodcj9M9OmRnX5gQTSm9vEEkq-NTD1g-QSAlbf7EN77Hlwmj7_DAbtFgk09xyfDm69gtomZBoe_SmvNgAej01NoXBat4xRi4ijOhgzRQ2rU_444sEvzFvkPiyBvlhH8XI9P77vu7FWngCyuIw7fdCKIk/s16000/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Perempuan%20Tanah%20Jahanam.png" /></a></div><br /><br /><p></p><p><b>Perempuan Tanah Jahanam (2019)</b><br />Aksara Jawa muncul dalam film Perempuan Tanah Jahanam dalam wujud jimat berupa gulungan kertas kecil yang dimasukkan ke dalam sayatan paha. Adegan ini muncul di bagian awal dan akhir film, dan menjadi salah satu unsur penting yang membangun cerita. <br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNsA-kTeznqOumz1wC-4E_wx-Ry_cL_lKb_BLwezaVBNIkkl0Zkb4qdm4w0NERbZA4yk-_W4zyvrmSNbdQDsMFpZwtcc0ilggC1fiY6fE55bs3Zm8mOUPjcBBPv4lxG4GMOqzfmkDc1HSV8wWvDu4kG154FkaNDxLk1appr_RnwyAfZVyqeDVl18c/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Losmen%20Bu%20Broto.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="293" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNsA-kTeznqOumz1wC-4E_wx-Ry_cL_lKb_BLwezaVBNIkkl0Zkb4qdm4w0NERbZA4yk-_W4zyvrmSNbdQDsMFpZwtcc0ilggC1fiY6fE55bs3Zm8mOUPjcBBPv4lxG4GMOqzfmkDc1HSV8wWvDu4kG154FkaNDxLk1appr_RnwyAfZVyqeDVl18c/s16000/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Losmen%20Bu%20Broto.png" /></a></div><b>Losmen Bu Broto (2021)</b><br />Aksara Jawa digunakan pada plakat Losmen Bu Broto sepanjang film. Meskipun berukuran kecil, tetapi aksara Jawa yang digunakan ditulis dengan cukup benar. Orang yang tidak terbiasa dengan aturan aksara Jawa mungkin akan menggunakan <i>taling tarung </i>pada bagian “Broto”-nya. Plakat beraksara Jawa ini juga digunakan untuk keperluan publikasi, seperti poster film dan materi promosi digital.<p></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfnTlI1qBVbIvqZxqeMZNbI2Dr7AbEA5KZDPxOY5_dSFcbOPowVVgQMEOZ7kZha-6mZfO2MKIURL4VaoR_kqtRGGAXXfAZKyrZ88ZNlG_6w5lfpu4LYUDyHoDH43jZ6N-7vARJyNPA6vNtZSe-kOLBx6g8utQKY_RWHg3WgH4N-bTMgVCHM87uJ-A/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Lara%20Ati.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjodsRiXgeH_5Nt4Z07w3d2iFv4SmKjexPhBKHAnKx0zcNnRKPTA5MmqAy9i8626UN3E4dw3Vl40Z91o_kEb_tB9zWvyQFv6gQm5PjJKwlxrTmj1XIZzLU77FEkdxDCU010rGNhChur0ESlKA8oqr46Qj0b2E8SO3MW7E3d2eEOyJJmmdf2YwHhWkQ/s1600/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Lara%20Ati2.png" /></a></div>
<p></p><p><b>Lara Ati (2022)</b><br />Film drama komedi ini menampilkan aksara Jawa ketika adegan tokoh utama menyanyikan sebuah lagu. Aksara Jawa ditampilkan sebagai sari kata dari lirik lagu berbahasa Jawa. Penyajian tipografinya memperlihatkan gerak yang luwes sehingga presentasi aksara Jawanya tampak lebih menarik.
<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhclkwy6MuRhTypbtga8pW5DWqzJVbNBaGK817HxLiamcuPH5xfxgVdp1esv-qi2e8kLM6NAKEwHr9AQMIGZgTXbjz5wVzPYQU5vG-JruUOcKOSbFATmAxQiQFVJa-Ken-wfk2UHF90z25XYvdE23JNggZVmWrQswg1jDnBeTplIwloW7DU5FsSrSY/s1600/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Gatotkaca.png" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; clear: left; float: left;"><img alt="" border="0" data-original-height="291" data-original-width="699" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhclkwy6MuRhTypbtga8pW5DWqzJVbNBaGK817HxLiamcuPH5xfxgVdp1esv-qi2e8kLM6NAKEwHr9AQMIGZgTXbjz5wVzPYQU5vG-JruUOcKOSbFATmAxQiQFVJa-Ken-wfk2UHF90z25XYvdE23JNggZVmWrQswg1jDnBeTplIwloW7DU5FsSrSY/s1600/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Gatotkaca.png"/></a></div><br /><br /><p></p><p><b>Gatotkaca (2022)</b><br />Film adiwira Gatotkaca menampilkan aksara Jawa Kuno atau aksara Kawi yang terukir di medali Brajamusti. Medali ini mampu membuat Gatotkaca menjadi manusia super dengan berbagai kekuatan. Walaupun demikian, tidak disebutkan aksara tersebut sebagai aksara Kawi atau aksara Jawa Kuno, melainkan disebut hanya sebatas "aksara Jawa" saja. Hal itu sebenarnya lebih mengarah ke model aksara masa kini yang telah memiliki rupa yang cukup berbeda dari aksara Jawa Kuno alias aksara Kawi.</p><p></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9p90VRZiHVLxIEo8m5g76C3NBFQAy3joQLySYnnePXklzjfeSVfFzZKzv7UKHzlYhWzR1bYGc9uX0CSSpdq3_QpelmLM8NwP3QYRqi_CmMIdF97h9J2xUIxyJZE_OG6wtlfavLj3sMXwFK3SEoKiXNZ6X_ZaxqdCWq8ZZFIbDvGcOzPzMe35MadE/s699/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Sri%20Asih.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="291" data-original-width="699" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9p90VRZiHVLxIEo8m5g76C3NBFQAy3joQLySYnnePXklzjfeSVfFzZKzv7UKHzlYhWzR1bYGc9uX0CSSpdq3_QpelmLM8NwP3QYRqi_CmMIdF97h9J2xUIxyJZE_OG6wtlfavLj3sMXwFK3SEoKiXNZ6X_ZaxqdCWq8ZZFIbDvGcOzPzMe35MadE/s16000/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Sri%20Asih.png" /></a></div><br /><br /><p></p><p><b>Sri Asih (2022)</b><br />Aksara Sunda muncul pada salah satu adegan ketika Kala dan Sri Asih mengumpulkan petunjuk. Rentetan angka-angka Sunda ini entah bagaimana bisa menunjukkan sebuah lokasi. Sayangnya, lambang-lambang angka dalam aksara Sunda ini secara keliru disebut sebagai “Aksara Jawa Kuno” dalam film ini, padahal keduanya merupakan aksara yang berlainan.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwEBzFYXKYFILGqKyCCqBkQs_t7Lp8VE-1gG0qNG_B8Cq9foXRe_W7YnZ2sVtjwplUDSgJr5eJXsaPwuPGHizUCGAe_15oalpvoM3KCfNJW7aRMJIkXFjZhOMAE_nsKGiWQfCddKEwnKmPP5Auj8dXV1JPaYiHbADPiRFcIbWg0gOxNye35tr1eaE/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Kembang%20Api.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="289" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwEBzFYXKYFILGqKyCCqBkQs_t7Lp8VE-1gG0qNG_B8Cq9foXRe_W7YnZ2sVtjwplUDSgJr5eJXsaPwuPGHizUCGAe_15oalpvoM3KCfNJW7aRMJIkXFjZhOMAE_nsKGiWQfCddKEwnKmPP5Auj8dXV1JPaYiHbADPiRFcIbWg0gOxNye35tr1eaE/s16000/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Kembang%20Api.png" /></a></div><br /><b>Kembang Api (2023)</b><br />Kata “Urip iku Urup” dalam aksara Latin dan aksara Jawa ditampilkan menghias sebuah bola kembang api yang akan diledakkan. Meski ditulis dengan benar, tetapi mungkin lebih baik jika setiap baris ditulis selesai, maksudnya, kata ‘<i>urip</i>’ di baris pertama diberi <i>pangkon</i>, sehingga kata ‘<i>urip</i>’ tidak salah dibaca ‘<i>uripa</i>’.<p></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7sgKmUyq-8Je6czXJxv9zwknbHpkz437mrdwcZAHBwS-nk2DpM9VoTpo9HRHBBfCN5Qllgg7ufZIBTUNgokQVHZLZzfvteUtjYEQc2xRt36SAUm_7dvYu2_LZWdr3UaOt4PGUaYRIERbmKFq4HbV9y7I2dL_MWpkdZtWvD3T9qihhKfaXV_19Iqk/s700/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Mantra%20Surugana.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="293" data-original-width="700" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7sgKmUyq-8Je6czXJxv9zwknbHpkz437mrdwcZAHBwS-nk2DpM9VoTpo9HRHBBfCN5Qllgg7ufZIBTUNgokQVHZLZzfvteUtjYEQc2xRt36SAUm_7dvYu2_LZWdr3UaOt4PGUaYRIERbmKFq4HbV9y7I2dL_MWpkdZtWvD3T9qihhKfaXV_19Iqk/s16000/Aksara%20Nusantara%20Perfilman%20-%20Mantra%20Surugana.png" /></a></div><b>Mantra Surugana (2023)</b><br />Film bergenre horor ini mengangkat kisah mistis Sunda. Aksara Sunda dalam film ini dimanfaatkan cukup mendalam untuk membangun keaslian tradisi ilmu hitam Sunda Kuno, sehingga film ini memiliki cukup banyak kemunculan aksara Sunda. Aksara Sunda muncul dalam bentuk sebuah naskah atau kitab kuno tulisan tangan yang mampu membangkitkan iblis. Selain itu, aksara Sunda juga dibubuhkan pada materi promosi film, seperti poster, spanduk, dan kaos.<p></p><p>____________________________</p><p>Daftar film di atas masihlah belum lengkap. Anda bisa membantu memberi tahu film lainnya lewat kolom komentar. Semoga semakin banyak film Indonesia yang memanfaatkan aksara Nusantara dalam pengembangan rancangan sinema mereka.<br /></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-18785351260216646322022-09-05T22:21:00.001-07:002023-07-22T22:54:59.733-07:0025 Pepatah Sunda dengan Arti dan Aksara Sunda I<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ec/Gezicht_op_de_weg_tussen_Buitenzorg_en_Preanger_De_groote_weg_van_Buitenzorg_naar_de_Preanger_regentschappen._%28titel_op_object%29%2C_RP-P-1975-210.jpg/1024px-Gezicht_op_de_weg_tussen_Buitenzorg_en_Preanger_De_groote_weg_van_Buitenzorg_naar_de_Preanger_regentschappen._%28titel_op_object%29%2C_RP-P-1975-210.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="583" data-original-width="800" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ec/Gezicht_op_de_weg_tussen_Buitenzorg_en_Preanger_De_groote_weg_van_Buitenzorg_naar_de_Preanger_regentschappen._%28titel_op_object%29%2C_RP-P-1975-210.jpg/1024px-Gezicht_op_de_weg_tussen_Buitenzorg_en_Preanger_De_groote_weg_van_Buitenzorg_naar_de_Preanger_regentschappen._%28titel_op_object%29%2C_RP-P-1975-210.jpg"/></a></div>Peribahasa atau pepatah Sunda merupakan bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat Sunda di Indonesia. Peribahasa Sunda memuat kebijaksanaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang diajarkan dari generasi ke generasi. Melalui tuturan peribahasa, masyarakat Sunda dapat menjaga dan melestarikan gagasan dalam kebudayaan mereka, serta mendapatkan pengetahuan dari pengalaman masa lalu untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Mari kenali 25 pepatah atau peribahasa Sunda berikut ini.
<p></p><hr>
ᮃᮓᮒ᮪ ᮊᮊᮥᮛᮥᮀ ᮊᮥ ᮄᮌ.<p>
<b>Adat kakurung ku iga.</b><br />
Perilaku terkurung oleh tulang rusuk.<br />
— Kebiasaan seseorang sulit dihilangkan karena sudah menjadi bagian dari dirinya.<br />
<p></p><hr>
ᮃᮌᮥᮜ᮪ ᮊᮥ ᮕᮚᮥᮀ ᮘᮥᮒᮥᮒ᮪.<p>
<b>Agul ku payung butut.</b><br />
Membanggakan payung jelek.<br />
— Perilaku menyombongkan diri padahal kehidupannya serba kekurangan.<br />
<p></p><hr>
ᮃᮝᮤ ᮞᮓᮕᮥᮛᮔ᮪ ᮒᮛ ᮜᮨᮙ᮪ᮕᮨᮀ ᮊᮘᮦᮂ.<p>
<b>Awi sadapuran tara lempeng kabéh.</b><br />
Bambu-bambu yang serumpun tidak semuanya lurus.<br />
— Walaupun sekeluarga, tiap anggotanya tidak akan memiliki harta dan penghidupan yang sama.<br />
<p></p><hr>
ᮃᮞ ᮊᮛᮌ᮪ ᮛᮌᮔ᮪ᮘᮦᮔ᮪ᮒᮀ ᮒᮤ ᮜᮍᮤᮒ᮪.<p>
<b>Asa karagragan béntang ti langit.</b><br />
Seperti kejatuhan bintang dari langit.<br />
— Merasa sangat bahagia karena mendapatkan suatu yang luar biasa.<br />
<p></p><hr>
ᮘᮔ᮪ᮓ ᮞᮞᮙ᮪ᮕᮤᮛᮔ᮪ ᮑᮝ ᮌᮌᮓᮥᮠᮔ᮪.<p>
<b>Banda sasampiran nyawa gagaduhan.</b><br />
Harta benda sampiran, nyawa kepunyaan.<br />
— Baik harta benda maupun nyawa adalah dalam kuasa Tuhan YME.<br />
<p></p><hr>
ᮘᮨᮔ᮪ᮒᮤᮊ᮪ ᮎᮥᮛᮥᮊ᮪ ᮘᮜᮞ᮪ ᮔᮥᮔ᮪ᮏᮥᮊ᮪.<p>
<b>Bentik curuk balas nunjuk.</b><br />
Lentik telunjuk balas menunjuk.<br />
— Seseorang yang suka memerintah, tetapi sebenarnya tidak bisa mengerjakan sendiri atau tidak ingin turut mengerjakan.<br />
<p></p><hr>
ᮎᮤᮊᮛᮎᮊ᮪ ᮔᮤᮀᮌᮀ ᮘᮒᮥ ᮜᮅᮔ᮪-ᮜᮅᮔ᮪ ᮏᮓᮤ ᮜᮨᮌᮧᮊ᮪.<p>
<b>Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok.</b><br />
Air menetes menghantam batu perlahan-lahan menjadi cekung juga.<br />
— Usaha kecil yang dilakukan secara terus-menerus perlahan-lahan pasti akan membuahkan hasil.<br />
<p></p><hr>
ᮎᮥᮜ᮪ ᮓᮧᮌ᮪ᮓᮧᮌ᮪ ᮒᮤᮀᮌᮜ᮪ ᮄᮌᮨᮜ᮪.<p>
<b>Cul dogdog tinggal igel.</b><br />
Mengabaikan genderang, tersisa tarian.<br />
— Seseorang yang meninggalkan pekerjaan wajib untuk suatu yang remeh-temeh.<br />
<p></p><hr>
ᮓᮁᮙ ᮝᮝᮚᮍᮔ᮪ ᮘᮆ.<p>
<b>Darma wawayangan baé.</b><br />
Hanya berperan sebagai wayang saja.<br />
— Hidup hanya sekadar menjalankan saja, karena semua hal telah digariskan dan ditentukan oleh Tuhan YME.<br />
<p></p><hr>
ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮒᮩ ᮘᮩᮔᮀ ᮓᮤᮜᮨᮘᮥᮁ, ᮞᮌᮛ ᮒᮩ ᮘᮩᮔᮀ ᮓᮤᮛᮥᮊ᮪ᮞᮊ᮪, ᮘᮥᮚᮥᮒ᮪ ᮒᮩ ᮘᮩᮔᮀ ᮓᮤᮛᮨᮙ᮪ᮕᮊ᮪.<p>
<b>Gunung teu beunang dilebur, sagara teu beunang diruksak, buyut teu beunang dirempak.</b><br />
Gunung tidak boleh dihancurkan, laut tidak boleh dirusak, leluhur tidak boleh dilanggar.<br />
— Manusia harus menjaga kelestarian alam dan adat tradisi.<br />
<p></p><hr>
ᮠᮜᮧᮓᮧ ᮞᮒᮅᮔ᮪ ᮜᮔ᮪ᮒᮤᮞ᮪ ᮊᮥ ᮠᮥᮏᮔ᮪ ᮞᮕᮧᮆ.<p>
<b>Halodo sataun lantis ku hujan sapoé.</b><br />
Kemarau setahun dihapus hujan sehari.<br />
— Kebaikan yang telah lama dilakukan menjadi tidak berarti karena melakukan kejahatan sekali (atau sebaliknya).<br />
<p></p><hr>
ᮠᮦᮛᮀ ᮎᮄᮔ ᮘᮩᮔᮀ ᮜᮅᮊ᮪ᮔ.<p>
<b>Hérang caina beunang laukna.</b><br />
Bening airnya dapat ikannya.<br />
— Keberhasilan yang didapatkan tanpa menimbulkan kerugian bagi orang lain.<br />
<p></p><hr>
ᮊ ᮎᮄ ᮏᮓᮤ ᮞᮜᮩᮝᮤ ᮊ ᮓᮛᮒ᮪ ᮏᮓᮤ ᮞᮜᮨᮘᮊ᮪.<p>
<b>Ka cai jadi saleuwi ka darat jadi salebak.</b><br />
Ke air jadi selubuk, ke darat jadi selebak.<br />
— Kehidupan bersama atau bermasyarakat yang rukun dan kompak.<br />
<p></p><hr>
ᮊ ᮠᮛᮩᮕ᮪ ᮍᮜ ᮞᮏᮩᮏᮩᮂ, ᮊ ᮒᮥᮊᮀ ᮍᮜ ᮞᮏᮩᮀᮊᮜ᮪.<p>
<b>Ka hareup ngala sajeujeuh, ka tukang ngala sajeungkal.</b><br />
Ke depan mengambil setelapak kaki, ke belakang mengambil sejengkal.<br />
— Bersikap waspada dan hati-hati dalam mengambil keputusan.<br />
<p></p><hr>
ᮊᮥᮓᮥ ᮞᮩᮘᮩᮂ ᮙᮨᮙᮨᮂ ᮓᮠᮁ, ᮊᮥᮓᮥ ᮔᮨᮕᮤ ᮙᮨᮙᮨᮂ ᮄᮔ᮪ᮓᮤᮒ᮪.<p>
<b>Kudu seubeuh memeh dahar, kudu nepi memeh indit.</b><br />
Harus kenyang sebelum makan, harus sampai sebelum pergi.<br />
— Seseorang harus merencanakan matang-matang ke depan terlebih dahulu sebelum melaksanakan sesuatu.<br />
<p></p><hr>
ᮜᮙᮥᮔ᮪ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮍᮊᮜ᮪ ᮙᮧᮃᮜ᮪ ᮍᮊᮩᮜ᮪.<p>
<b>Lamun henteu ngakal moal ngakeul.</b><br />
Kalau tidak berpikir tidak akan menanak nasi.<br />
— Jika tidak mau berpikir atau bekerja, maka tidak akan mendapatkan penghidupan.<br />
<p></p><hr>
ᮜᮙᮥᮔ᮪ ᮊᮨᮚᮨᮀ ᮒᮀᮒᮥ ᮕᮛᮨᮀ.<p>
<b>Lamun keyeng tangtu pareng.</b><br />
Kalau sungguh-sungguh pasti dapat.<br />
— Seseorang yang bersungguh-sungguh pasti akan mencapai yang diinginkannya.<br />
<p></p><hr>
ᮙᮀᮌᮤᮂ ᮜᮥᮃᮀ ᮒᮤᮔ ᮘᮥᮛᮀ.<p>
<b>Manggih luang tina burang.</b><br />
Menemukan pengalaman dari ranjau bambu.<br />
— Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru dari kejadian yang tidak menyenangkan.<br />
<p></p><hr>
ᮙᮥᮔ᮪ ᮊᮤᮛᮥᮂ ᮒᮤ ᮌᮤᮛᮀ ᮊᮧᮙᮧ ᮊ ᮠᮤᮜᮤᮁᮔ.<p>
<b>Mun kiruh ti girang komo ka hilirna.</b><br />
Jika sudah keruh sejak di hulu, maka akan lebih keruh lagi di hilir.<br />
— Jika pemimpin buruk, maka masyarakatnya akan lebih buruk lagi.<br />
<p></p><hr>
ᮔᮨᮃᮍᮔ᮪ ᮜᮥᮃᮀ ᮒᮤᮕᮕᮓ ᮅᮛᮀ.<p>
<b>Neangan luang tipapada urang.</b><br />
Mencari pengalaman dari orang lain.<br />
— Mendapatkan ilmu atau pengalaman dari orang lain.<br />
<p></p><hr>
ᮔᮤᮀᮌᮜ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮠᮚᮙ᮪ ᮓᮥᮓᮥᮒᮔᮩᮔ᮪.<p>
<b>Ninggalkeun hayam dudutaneun.</b><br />
Meninggalkan ayam yang sedang dicabuti bulunya.<br />
— Gambaran orang yang meninggalkan pekerjaan yang tanggung, pekerjaan yang hampir selesai.<br />
<p></p><hr>
ᮕᮥᮕᮥᮜᮥᮁ ᮙᮨᮙᮨᮂ ᮙᮔ᮪ᮒᮥᮔ᮪.<p>
<b>Pupulur memeh mantun.</b><br />
Upah sebelum selesai.<br />
— Meminta gaji sebelum mengerjakan tugas.<br />
<p></p><hr>
ᮞᮒᮧ ᮘᮥᮞᮔ ᮓᮌᮤᮀ, ᮏᮜ᮪ᮙ ᮘᮥᮞᮔ ᮆᮜ᮪ᮙᮥ.<p>
<b>Sato busana daging, jalma busana élmu.</b><br />
Hewan pakaiannya daging, manusia pakaiannya ilmu.<br />
— Hewan dinilai dari dagingnya (raganya), sedangkan manusia dinilai dari pengetahuan yang dimilikinya (pikirannya).<br />
<p></p><hr>
ᮞᮤᮛᮩᮙ᮪ ᮇᮌᮦ ᮓᮤᮒᮤᮔ᮪ᮎᮊ᮪-ᮒᮤᮔ᮪ᮎᮊ᮪ ᮒᮩᮄᮀ ᮙᮂ ᮒᮀᮒᮥ ᮍᮦᮌᮦᮜ᮪.<p>
<b>Sireum ogé ditincak-tincak teuing mah tangtu ngégél.</b><br />
Semut juga jika diinjak-injak pasti akan menggigit.<br />
— Orang kecil atau minoritas yang dideskriminasi meskipun lemah pasti akan melawan juga.<br />
<p></p><hr>
ᮒᮩ ᮅᮀᮌᮥᮒ᮪ ᮊᮜᮤᮔ᮪ᮓᮥᮃᮔ᮪, ᮒᮩ ᮌᮨᮓᮌ᮪ ᮊᮃᮍᮤᮔᮔ᮪.<p>
<b>Teu unggut kalinduan, teu gedag kaanginan.</b><br />
Tak goyah oleh gempa, tak bergerak oleh angin.<br />
— Keyakinan dan keteguhan hati yang mantap, tidak dapat dipengaruhi siapa pun.<br />
<br />
Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-41966349570989784072022-08-17T00:25:00.000-07:002023-07-22T22:54:23.712-07:0025 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa IV<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/66/Javanese_mask_1901_no_1.jpg/640px-Javanese_mask_1901_no_1.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; clear: left; float: left;"><img alt="" border="0" data-original-height="461" data-original-width="640" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/66/Javanese_mask_1901_no_1.jpg/640px-Javanese_mask_1901_no_1.jpg"/></a></div>Pepatah atau peribahasa Jawa mencerminkan kearifan lokal budaya Jawa yang kaya. Pepatah-pepatah ini mencakup nilai-nilai kesusilaan, kebijaksanaan, dan nasihat yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pepatah Jawa sering kali mengajak pendengar atau pembaca untuk merenungkan tindakan, sikap, atau keputusan mereka. Mari kenali 25 pepatah atau peribahasa Jawa berikut ini.
<p></p><hr>
꧋ꦲꦭꦧꦼꦭꦺꦴꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦗꦫꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Ala belo becik jaran.</b><br />
Jelek anak kuda bagus kuda dewasanya.<br />
— Seseorang yang masih anak-anak terlihat jelek ketika dewasa mungkin saja akan terlihat rupawan. Banyak orang yang mulai terlihat cantik/tampan ketika sudah melewati masa puber.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦭꦶꦁꦲꦭꦶꦁꦒꦺꦴꦝꦺꦴꦁꦮꦫꦶꦔꦶꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Aling-aling godhong waringin.</b><br />
Bersembunyi di balik daun beringin.<br />
— Seseorang yang berdalih atau menutupi sesuatu tetapi menggunakan alasan-alasan yang tidak meyakinkan atau tidak masuk akal.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦤꦱꦺꦛꦶꦛꦶꦏ꧀ꦢꦶꦢꦸꦩ꧀ꦱꦼꦛꦶꦛꦶꦏ꧀ꦲꦤꦲꦏꦺꦃꦢꦶꦢꦸꦩ꧀ꦲꦏꦺꦃ꧉<p></p>
<b>Ana sethithik didum sethithik, ana akèh didum akèh.</b><br />
Ada sedikit dibagikan sedikit, ada banyak dibagikan banyak.<br />
— Penggambaran kepemimpinan yang adil dan jujur dengan membagikan hasil sesuai dengan banyaknya hal yang didapatkan (tidak melakukan korupsi atau semacamnya).<br />
<p></p><hr>
꧋ꦕꦼꦧ꧀ꦭꦺꦴꦏ꧀ꦲꦭꦸ꧉<p></p>
<b>Ceblok alu.</b><br />
Jatuh alu.<br />
— Bekerja sama untuk suatu tujuan dengan cara berganti-gantian dalam bekerja.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦢꦒꦁꦠꦸꦤꦲꦤ꧀ꦢꦸꦩ꧀ꦧꦛꦶ꧉<p></p>
<b>Dagang tuna andum bathi.</b><br />
Berdagang rugi, membagikan laba.<br />
— Seseorang yang tidak mementingkan keuntungan, melainkan mementingkan beramal dan berderma kepada orang banyak.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦢꦺꦴꦚꦲꦺꦴꦫꦩꦸꦁꦱꦒꦺꦴꦝꦺꦴꦁꦏꦺꦭꦺꦴꦂ꧉<p></p>
<b>Donya ora mung sagodhong kélor.</b><br />
Dunia tidak hanya seluas daun kelor.<br />
— Dunia itu tidaklah sempit. Jangan berputus asa karena dunia memiliki banyak pilihan, banyak kesempatan, dan banyak harapan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦢꦸꦒꦁꦢꦼꦩꦁ꧈ꦲꦺꦱꦼꦩ꧀ꦩꦤ꧀ꦠꦿꦶ꧈ꦱꦼꦩꦸꦧꦸꦥꦠꦶ꧉<p></p>
<b>Dugang demang, èsem mantri, semu bupati.</b><br />
Tendangan demang, senyuman mantri, raut wajah bupati.<br />
— Semakin tinggi pangkat atau kedudukan seseorang, maka cara berkomunikasinya semakin terhormat dan semakin halus.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦒꦒꦃꦏꦗꦶꦧꦃꦩꦶꦁꦏꦸꦃꦏꦠꦼꦩ꧀ꦥꦸꦃ꧉<p></p>
꧋ꦱꦒꦃꦏꦗꦶꦧꦃꦩꦶꦁꦏꦸꦃꦏꦠꦼꦩ꧀ꦥꦸꦃ꧉<p></p>
<b>Gagah/sagah kajibah mingkuh katempuh.</b><br />
Karena kuat/menyanggupi terkena kewajiban, karena menghindar terkena tanggung jawab.<br />
— Seseorang yang awalnya sudah menyanggupi mampu mengerjakan suatu pekerjaan harus menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai tuntas.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦒꦗꦃꦥꦼꦫꦁꦏꦫꦺꦴꦒꦗꦃ꧈ꦏꦚ꧀ꦕꦶꦭ꧀ꦩꦠꦶꦲꦶꦁꦠꦼꦔꦃ꧉<p></p>
<b>Gajah perang karo gajah, kancil mati ing tengah.</b><br />
Gajah berperang dengan gajah, kancil mati di tengah.<br />
— Ketika orang besar berseteru dengan orang besar lainnya untuk memperebutkan kekuasaan, pengaruh, atau wilayah, maka yang akan tertimpa musibah adalah rakyat kecil yang sebenarnya tidak punya urusan dengan perseteruan tersebut.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦒꦶꦫꦶꦭꦸꦱꦶꦗꦤ꧀ꦩꦠꦤ꧀ꦏꦼꦤꦲꦶꦔꦶꦤ꧀ꦤ꧉<p></p>
<b>Giri lusi janma tan kena ingina.</b><br />
Gunung, cacing, dan manusia tidak boleh dihina.<br />
— Jangan menghina siapapun, baik yang terlihat seperti orang besar maupun yang terlihat seperti orang kecil.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦒꦸꦪꦺꦴꦤ꧀ꦥꦫꦶꦏꦼꦤ꧉<p></p>
<b>Guyon parikena.</b><br />
Candaan tetapi mengena.<br />
— Candaan yang sebenarnya mengisyaratkan sindiran atau petuah yang bermanfaat.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦭꦃꦕꦕꦏ꧀ꦩꦼꦤꦁꦕꦕꦏ꧀꧉<p></p>
<b>Kalah cacak menang cacak.</b><br />
Kalah dicoba menang dicoba.<br />
— Setiap pekerjaan sebaiknya dicoba sebaik mungkin terlebih dahulu, tidak perlu terlalu khawatir hasil akhirnya akan menang atau kalah, untung atau rugi.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦪꦱꦸꦫꦸꦃ꧈ꦭꦸꦩꦃꦏꦸꦫꦼꦧ꧀ꦧꦺꦧꦺꦢ꧈ꦪꦺꦤ꧀ꦒꦶꦤꦼꦒꦼꦠ꧀ꦥꦝꦫꦱꦤꦺ꧉<p></p>
<b>Kaya suruh, lumah kurebé béda, yèn gineget padha rasané.</b><br />
Seperti sirih, meski sisi bawah dan atasnya berbeda (warna), jika digigit rasanya sama saja.<br />
— Walaupun satu dan lain hal tampak berbeda, namun pada hakikatnya adalah sama. Hal ini dapat diumpamakan juga dengan suami dan istri yang memiliki pola pikir berbeda, tetapi apapun yang terjadi di rumah tangga akan sama-sama dirasakan oleh kedua belah pihak.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦭꦸꦮꦶꦃꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦥꦒꦼꦂꦩꦁꦏꦺꦴꦏ꧀ꦠꦶꦤꦶꦩ꧀ꦧꦁꦥꦒꦼꦂꦠꦺꦩ꧀ꦧꦺꦴꦏ꧀꧉<p></p>
<b>Luwih becik pager mangkok tinimbang pager témbok.</b><br />
Lebih baik pagar mangkuk daripada pagar tembok.<br />
— Keamanan masyarakat akan terwujud dengan baik jika satu sama lain saling membantu dan bertetangga dengan rukun, bukan dengan meninggikan dan memperkokoh pagar rumah.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦭꦸꦁꦭꦸꦔꦤ꧀ꦥꦸꦁꦒꦼꦭ꧀ꦏꦶꦢꦁꦥꦲꦸꦭ꧀꧉<p></p>
<b>Lung-lungan punggel kidang paul.</b><br />
Tanaman merampat sudah putus kijangnya kembali.<br />
— Sesuatu yang sudah berkurang biasanya akan berkurang lagi.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦩꦠꦶꦱꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁꦲꦸꦫꦶꦥ꧀ꦲꦸꦫꦶꦥ꧀ꦱꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁꦥꦠꦶ꧉<p></p>
<b>Mati sajroning urip, urip sajroning pati.</b><br />
Mati di dalam hidup, hidup di dalam mati.<br />
— Ajaran untuk mengesampingkan keduniawian dan mengutamakan kepentingan yang bersifat rohani atau jiwa.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦩꦺꦴꦩꦺꦴꦁ꧈ꦩꦺꦴꦩꦺꦴꦂ꧈ꦩꦺꦴꦩꦺꦴꦠ꧀꧉<p></p>
<b>Momong, momor, momot.</b><br />
Mengasuh, bergaul, menampung.<br />
— Tiga mutu kepemimpinan, yakni mampu mengasuh dan membimbing, mampu bergaul dengan masyarakat, dan mampu menampung segala masukan, keluh kesah, dan permasalahan yang dihadapi masyarakat.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦔꦁꦱꦸꦧꦚꦸꦲꦶꦁꦏꦿꦚ꧀ꦗꦁ꧉<p></p>
<b>Ngangsu banyu ing kranjang.</b><br />
Mengambil air menggunakan keranjang.<br />
— Seseorang yang belajar tetapi ilmunya tidak dipraktikkan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦤꦿꦶꦩꦲꦶꦁꦥꦤ꧀ꦢꦸꦩ꧀꧉<p></p>
<b>Nrima ing pandum.</b><br />
Menerima yang dibagikan.<br />
— Menerima dengan lapang dada segala hal yang baik atau buruk, dalam ukuran yang banyak maupun sedikit, karena semua telah digariskan oleh Tuhan YME.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦥꦸꦚ꧀ꦗꦸꦭ꧀ꦲꦶꦁꦲꦥꦥꦏ꧀ꦩꦿꦺꦴꦗꦺꦴꦭ꧀ꦲꦶꦁꦲꦏꦼꦉꦥ꧀꧉<p></p>
<b>Punjul ing apapak, mrojol ing akerep.</b><br />
Menonjol di antara yang umum, keluar di antara yang sering.<br />
— Seseorang yang luar biasa di antara kawanannya yang biasa saja.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦠꦸꦤꦱꦠꦏ꧀ꦧꦛꦶꦱꦤꦏ꧀꧉<p></p>
<b>Tuna satak bathi sanak.</b><br />
Kehilangan uang mendapatkan saudara.<br />
— Walaupun keuntungan berkurang, tetapi mendapatkan saudara, kenalan, atau relasi. Misalnya mengeluarkan uang untuk menjamu seseorang kemudian orang tersebut menjadi relasi bisnis.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦼꦩꦿꦶꦱꦶꦏ꧀ꦠꦤ꧀ꦥꦏꦔꦶꦤ꧀ꦤꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Kemrisik tanpa kanginan.</b><br />
Gemerisik padahal tidak terkena angin.<br />
— Seseorang yang selalu menonjolkan kebaikan diri, karena khawatir orang akan membicarakan keburukannya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦱꦼꦥꦶꦲꦶꦁꦥꦩꦿꦶꦃꦫꦩꦺꦲꦶꦁꦒꦮꦺ꧉<p></p>
<b>Sepi ing pamrih ramé ing gawé.</b><br />
Sepi di pamrih ramai di kerja.<br />
— Bekerja memberikan yang terbaik tanpa memikirkan imbalannya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦠꦺꦒꦭꦫꦤꦺ꧈ꦲꦺꦴꦫꦠꦺꦒꦥꦠꦶꦤꦺ꧉<p></p>
<b>Téga larané, ora téga patiné.</b><br />
Tega sakitnya, tetapi tidak tega matinya.<br />
— Dalam sebuah perseteruan, seseorang mungkin menginginkan lawannya merasakan keburukan atau kekalahan, tetapi sebenarnya tidak ingin lawannya tumpas atau benar-benar menderita karena masih memiliki rasa belas kasih dan persaudaraan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦮꦶꦠ꧀ꦠꦺꦲꦝꦏꦃꦮꦺꦴꦃꦲꦺꦲꦝꦶꦏꦶꦃ꧈ꦮꦶꦠ꧀ꦠꦺꦲꦝꦶꦏꦶꦃꦮꦺꦴꦃꦲꦺꦲꦝꦏꦃ꧉<p></p>
<b>Wité adhakah wohé adhikih, wité adhikih wohé adhakah.</b><br />
Pohonnya besar buahnya kecil, pohonnya kecil buahnya besar.<br />
— Seseorang tidak dapat dinilai dari apa yang terlihat saja. Mungkin saja seseorang yang terlihat dari luar memiliki sesuatu yang sedikit sebenarnya memiliki sesuatu yang banyak.<br />
<br />Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-79747722775998878312022-06-14T21:44:00.001-07:002023-06-28T11:56:42.264-07:0025 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa III<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Javanese_mask_1901_no_4.jpg/640px-Javanese_mask_1901_no_4.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; clear: left; float: left;"><img alt="" border="0" data-original-height="461" data-original-width="640" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Javanese_mask_1901_no_4.jpg/640px-Javanese_mask_1901_no_4.jpg"/></a></div>
Peribahasa atau pepatah biasanya berupa kalimat pendek yang mengandung maksud tertentu dan telah lama digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Dalam kebudayaan Jawa, pepatah biasanya mengandung nasihat atau pelajaran yang berharga, serta menggambarkan pengalaman hidup dan kebijaksanaan yang telah diwariskan dari waktu ke waktu. Peribahasa atau pepatah adalah bagian penting dari budaya Jawa yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara ringkas namun kuat. Berikut 25 contoh pepatah atau peribahasa Jawa disertai dengan arti dan aksara Jawa-nya.
<p></p><hr>
꧋ꦲꦗꦫꦸꦩꦁꦱꦧꦶꦱ꧈ꦤꦔꦶꦁꦧꦶꦱꦲꦫꦸꦩꦁꦱ꧉<p></p>
<b>Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa.</b><br />
Jangan merasa bisa, tapi bisalah merasakan.<br />
— Ajakan untuk selalu mawawas diri dan jangan merasa sombong.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦗꦂꦧꦶꦱꦔꦭꦃꦲꦏꦺꦝꦱꦂ꧉<p></p>
<b>Ajar bisa ngalahaké dhasar.</b><br />
Belajar bisa mengalahkan bakat.<br />
— Berlatih dan belajar dengan giat bisa mengungguli orang yang mengandalkan bakat.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦕꦸꦫꦶꦒꦩꦤ꧀ꦗꦶꦁꦮꦫꦁꦏ꧈ꦮꦫꦁꦏꦩꦤ꧀ꦗꦶꦁꦕꦸꦫꦶꦒ꧉<p></p>
<b>Curiga manjing warangka, warangka manjing curiga.</b><br />
Keris menempati sarung, sarung menempati keris.<br />
— Setiap orang memiliki perannya masing-masing. Dalam hal ini khususnya mengibaratkan antara pemerintah dan rakyatnya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦢꦶꦗꦸꦥꦸꦏ꧀ꦲꦶꦮꦏꦺꦲꦗꦔꦤ꧀ꦠꦶꦧꦸꦛꦼꦒ꧀ꦧꦚꦸꦤꦺ꧉<p></p>
<b>Dijupuk iwaké aja nganti butheg banyuné.</b><br />
Ambil ikannya jangan sampai keruh airnya.<br />
— Ajaran untuk menyelesaikan masalah atau mencapai sesuatu tanpa menimbulkan masalah baru yang tidak diinginkan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦢꦸꦫꦸꦁꦲꦕꦸꦤ꧀ꦝꦸꦏ꧀ꦲꦕꦤ꧀ꦝꦏ꧀꧉<p></p>
<b>Durung cundhuk acandhak.</b><br />
Belum bertemu (sudah) memegang.<br />
— Belum mengerti atau memahami suatu persoalan, tetapi sudah ikut campur atau turut berbicara.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦼꦩ꧀ꦧꦤ꧀ꦕꦶꦤ꧀ꦝꦺꦲꦺꦩ꧀ꦧꦤ꧀ꦱꦶꦭꦢꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Emban cindhé emban siladan.</b><br />
Diemban (dengan) cindai, diemban (dengan) irisan bambu.<br />
— Seseorang yang membeda-bedakan; bersikap baik ke orang yang dia senangi dan bersikap buruk kepada orang yang dia tidak suka.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦒꦸꦩꦺꦩ꧀ꦧꦿꦁꦲꦺꦴꦫꦲꦢꦁ꧉<p></p>
<b>Gumembrang ora adang.</b><br />
Berisik (tetapi) tidak menanak nasi.<br />
— Seseorang yang banyak berbicara dan mendaku dirinya mampu melakukan ini-itu tetapi sebenarnya tidak bisa melakukannya atau tidak ada hasilnya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦗꦩꦤ꧀ꦲꦶꦏꦸꦲꦺꦴꦮꦃꦒꦶꦁꦱꦶꦂ꧉<p></p>
<b>Jaman iku owah gingsir.</b><br />
Jaman itu selalu berubah.<br />
— Keadaan masa lalu tidak selalu bisa diterapkan atau diperbandingkan dengan masa kini karena setiap zaman memiliki nilai dan kebiasaannya masing-masing.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦗꦸꦒꦿꦸꦒꦔꦸꦤꦸꦁꦏꦼꦩ꧀ꦧꦁ꧉<p></p>
<b>Kajugrugan gunung kembang.</b><br />
Terkena jatuhan gunung bunga.<br />
— Seseorang yang mendapatkan keuntungan atau berkah yang luar biasa.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦺꦩ꧀ꦭꦝꦺꦪꦤ꧀ꦔꦗꦏ꧀ꦱꦼꦩ꧀ꦥꦭ꧀꧉<p></p>
<b>Kemladhéan ngajak sempal.</b><br />
Benalu mengakibatkan patah.<br />
— Seseorang yang hidup menumpang atau selalu mengandalkan orang lain untuk mengerjakan kewajibannya akan mendatangkan kesusahan untuk orang yang ditumpangi.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦿꦶꦮꦶꦏ꧀ꦏꦤ꧀ꦢꦢꦶꦒꦿꦺꦴꦗꦺꦴꦒꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Kriwikan dadi grojogan.</b><br />
Aliran kecil menjadi air terjun.<br />
— Permasalahan yang mulanya kecil menjadi permasalahan yang besar.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦼꦧꦺꦴꦤꦸꦱꦸꦒꦸꦢꦺꦭ꧀꧉<p></p>
<b>Kebo nusu gudèl.</b><br />
Kerbau menyusu ke anaknya.<br />
— Orang tua yang meminta bantuan atau dinafkahi oleh anaknya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦺꦴꦝꦺꦴꦏ꧀ꦱꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁꦧꦛꦺꦴꦏ꧀꧉<p></p>
<b>Kodhok sajroning bathok.</b><br />
Katak di dalam tempurung kelapa.<br />
— Seseorang yang sangat berpikiran sempit dan tidak mau menerima pemikiran atau wawasan yang lebih luas.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦊꦒꦺꦴꦤ꧀ꦭꦼꦩꦂꦭꦸꦥꦸꦠ꧀ꦏꦠꦶꦮꦂ꧉<p></p>
<b>Legon lemar luput katiwar.</b><br />
Tunas kelor (untuk) perlengkapan upacara tidak terlantar.<br />
— Seseorang yang mempunyai keterampilan atau nilai manfaat tidak mungkin terlantar hidupnya, pasti akan dicari orang dan mendapatkan pekerjaan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦩꦚ꧀ꦕꦭꦥꦸꦠꦿꦩꦚ꧀ꦕꦭ꧉<p></p>
<b>Mancala putra, mancala putri.</b><br />
Berubah penampilan menjadi laki-laki, berubah penampilan menjadi perempuan.<br />
— Mampu menyesuaikan diri dengan siapa pun atau di lingkungan mana pun. Hal ini juga disebut dalam pewayangan sebagai salah satu ilmu sakti.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦔꦧꦼꦤ꧀ꦱꦶꦔꦠꦶꦁꦲꦤ꧀ꦢꦏ꧉<p></p>
<b>Ngaben singating andaka.</b><br />
Mengadu tanduknya banteng.<br />
— Menghasut orang yang berpengaruh untuk berkelahi dengan sesama orang yang berpengaruh.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦁꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦲꦶꦠꦥꦏ꧀ꦲꦶꦁꦏꦸꦤ꧀ꦠꦸꦭ꧀ꦔ꧀ꦭꦪꦁ꧉<p></p>
<b>Nggolèki tapaking kuntul nglayang.</b><br />
Mencari jejak burung kuntul terbang.<br />
— Melakukan hal yang tidak mungkin. Arti lainnya, mencari atau berusaha memahami sesuatu yang ada tetapi tidak terlihat (seperti Tuhan).<br />
<p></p><hr>
꧋ꦗꦗꦃꦢꦺꦱꦩꦶꦭꦁꦏꦺꦴꦫꦶ꧉<p></p>
<b>Njajah désa milang kori.</b><br />
Menjelajah desa/tempat menghitung pintu.<br />
— Berkelana ke berbagai tempat untuk mengamati atau mempelajari berbagai hal sampai hal yang terkecil sekalipun.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦤꦸꦠꦸꦠ꧀ꦠꦶꦭꦪꦁꦔꦤ꧀ꦥꦼꦝꦺꦴꦠ꧀꧉<p></p>
<b>Nututi layangan pedhot.</b><br />
Mengejar layangan putus.<br />
— Mengejar sesuatu yang tidak sepadan dengan susah payahnya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦺꦴꦭꦺꦃꦲꦺꦠꦸꦁꦔꦺꦭꦸꦥꦸꦠ꧀ꦱꦸꦤ꧀ꦢꦸꦏꦺ꧉<p></p>
<b>Oleh étungé luput sunduké.</b><br />
Mendapat hitungannya, meleset tusukannya.<br />
— Sudah menyusun rencana dengan teliti, tetapi dalam pengerjaannya meleset.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦉꦗꦼꦏꦶꦲꦶꦏꦸꦲꦺꦴꦫꦧꦶꦱꦢꦶꦠꦶꦫꦸ꧉<p></p>
<b>Rejeki iku ora bisa ditiru.</b><br />
Rezeki itu tidak bisa ditiru.<br />
— Orang akan mendapatkan rezeki yang berbeda-beda. Walaupun usaha orang dapat ditiru tetapi rezekinya tidak bisa ditiru.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦫꦸꦧꦸꦃꦫꦸꦧꦸꦃꦒꦼꦝꦁ꧉<p></p>
<b>Rubuh-rubuh gedhang.</b><br />
Roboh-roboh pisang.<br />
— Seseorang yang beribadah hanya ikut-ikutan saja tanpa memahami maknanya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦱꦶꦁꦔꦶꦢꦸꦭ꧀ꦔꦶꦢꦸꦭ꧀ꦭ꧈ꦱꦶꦁꦔꦺꦠꦤ꧀ꦔꦺꦠꦤ꧀ꦤ꧉<p></p>
<b>Sing ngidul ngidula, sing ngétan ngétana.</b><br />
Yang mau pergi ke selatan ke selatanlah, yang mau pergi ke timur ke timurlah.<br />
— Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih dan menjalani pilihannya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦱꦸꦒꦶꦃꦮꦸꦮꦸꦱ꧀ꦤꦔꦶꦁꦢꦺꦤ꧀ꦱꦩ꧀ꦥꦂꦥꦏꦺꦴꦭꦶꦃ꧉<p></p>
<b>Sugih wuwus nanging dèn sampar pakolih.</b><br />
Kaya di perkataan tapi yang menyapu yang memperoleh.<br />
— Seseorang yang banyak bicara tetapi tidak bekerja sehingga tidak mendapatkan hasil.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦸꦤ꧀ꦝꦏ꧀ꦲꦶꦁꦥꦮꦂꦠ꧈ꦱꦸꦢꦤꦶꦁꦏꦶꦫꦶꦩꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Undhaking pawarta, sudaning kiriman.</b><br />
Bertambahnya kabar, berkurangnya kiriman.<br />
— Berita biasanya ditambah-tambahi informasinya, sedangkan hadiah biasanya berkurang (misalnya karena dikorupsi).<br />
<p></p>
Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-72731831742238032902022-05-04T00:58:00.001-07:002023-06-27T01:26:06.232-07:0025 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa II<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ab/Javanese_mask_1901_no_3.jpg/640px-Javanese_mask_1901_no_3.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; clear: left; float: left;"><img alt="" border="0" data-original-height="461" data-original-width="640" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ab/Javanese_mask_1901_no_3.jpg/640px-Javanese_mask_1901_no_3.jpg"/></a></div>Pepatah dan peribahasa Jawa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Jawa. Melalui kata-kata bijak yang tersusun dalam bentuk kalimat pendek, pepatah atau peribahasa Jawa ialah kristalisasi nilai-nilai kehidupan dan filosofi yang diamalkan sejak lama dari generasi ke generasi. Mari jelajahi kekayaan pepatah dan peribahasa Jawa pada 25 contoh berikut.
<p></p><hr>
꧋ꦲꦢꦶꦒꦁ꧈ꦲꦢꦶꦒꦸꦁ꧈ꦲꦢꦶꦒꦸꦤ꧉<p></p>
<b>Adigang, adigung, adiguna.</b><br />
Merasa paling kuat, merasa paling agung, merasa paling penting.<br />
— Janganlah sombong merasa paling kuat, paling agung, dan paling penting.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦩ꧀ꦧꦼꦒ꧀ꦲꦢꦶꦭ꧀ꦥꦫꦩꦂꦠ꧉<p></p>
<b>Ambeg adil paramarta.</b><br />
Bernafas adil mulia.<br />
— Memiliki kepribadian yang adil dan mulia.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦤꦏ꧀ꦥꦺꦴꦭꦃꦧꦥꦏ꧀ꦏꦼꦥꦿꦝꦃ꧉<p></p>
<b>Anak polah bapak kepradhah.</b><br />
Anak bertingkah, ayah menanggung akibatnya.<br />
— Tingkah laku anak akan ditanggung oleh orang tuanya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦧ꧀ꦭꦧꦮꦸꦢ꧉<p></p>
<b>Blaba wuda.</b><br />
Dermawan telanjang.<br />
— Seseorang yang dianggap terlalu dermawan atau murah hati sampai-sampai kebutuhannya sendiri tidak terpenuhi.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦧ꧀ꦭꦁꦏꦼꦝꦶꦧ꧀ꦭꦁꦲꦺꦴꦫꦏꦺꦴꦔꦁ꧉<p></p>
<b>Blang-kedhiblang ora kongang.</b><br />
Selalu sibuk, tidak dapat.<br />
— Orang yang sibuk mengerjakan ini dan itu, tetapi pada akhirnya tidak mendapatkan apa pun atau yang diinginkan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦧ꧀ꦭꦶꦭꦸꦠꦲꦸ꧈ꦥꦶꦤ꧀ꦠꦼꦂꦢꦸꦫꦸꦁꦔ꧀ꦭꦏꦺꦴꦤ꧀ꦤꦶ꧉<p></p>
<b>Blilu tau, pinter durung nglakoni.</b><br />
Bodoh pernah, pintar belum menjalani.<br />
— Belum mempelajari secara teori atau formal, tetapi sudah pandai mengerjakan sesuatu karena praktik dan sering mencoba-coba. Arti lain, orang yang sudah praktik di lapangan akan lebih pintar daripada orang yang mempelajari sesuatu secara teori saja.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦢꦃꦮꦺꦤ꧀ꦲꦠꦶꦲꦺꦴꦥꦺꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Dahwèn ati opèn.</b><br />
Suka mencerca, sebenarnya hatinya ingin memiliki.<br />
— Mereka yang suka mengganggu atau mencerca seseorang sebenarnya menginginkan apa yang dimiliki orang tersebut.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦝꦸꦮꦸꦂꦮꦼꦏꦱ꧀ꦱꦤ꧀ꦤꦺ꧈ꦲꦼꦤ꧀ꦝꦺꦭ꧀ꦮꦶꦮꦶꦠ꧀ꦠꦤ꧀ꦤꦺ꧉<p></p>
<b>Dhuwur wekasané, endhèk wiwitané.</b><br />
Tinggi akhirnya, pendek awalnya.<br />
— Sesuatu yang dimulai dengan kecil dan sederhana memiliki akhir yang besar dan mulia. Hasil yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦧꦚꦸꦲꦥꦶꦏꦸꦭ꧀ꦭꦤ꧀ꦮꦫꦶꦃ꧈ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦒꦼꦤꦶꦲꦢꦼꦢꦩꦂ꧉<p></p>
<b>Golèk banyu apikulan warih, golèk geni adedamar.</b><br />
Mencari air berbekalkan air, mencari api berbekalkan pelita.<br />
— Ketika bercita-cita mendapatkan sesuatu, seseorang harus memastikan bahwa dirinya telah memiliki ilmu dan modal yang dibutuhkan untuk menggapainya. Arti lainnya, seseorang harus menguasai pengetahuan dasar sebelum melakukan suatu tugas.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦒꦸꦥꦏ꧀ꦥꦸꦭꦸꦠ꧀ꦠꦺꦲꦺꦴꦫꦩꦺꦭꦸꦩꦔꦤ꧀ꦤꦁꦏꦤꦺ꧉<p></p>
<b>Gupak puluté ora mèlu mangan nangkané.</b><br />
Terkena getahnya, tidak ikut makan nangkanya.<br />
— Bersusah payah karena suatu pekerjaan, tetapi tidak ikut merasakan hasilnya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦗꦼꦂꦧꦱꦸꦏꦶꦩꦮꦧꦺꦪ꧉<p></p>
<b>Jer basuki mawa béya.</b><br />
Memanglah kesejahteraan membutuhkan biaya.<br />
— Untuk memperoleh sesuatu, entah itu kebaikan, kemuliaan, keberhasilan, seseorang harus melakukan pengorbanan terlebih dahulu. Peribahasa ini dijadikan slogan provinsi Jawa Timur.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦼꦒꦼꦝꦺꦤ꧀ꦲꦼꦩ꧀ꦥꦾꦏ꧀꧈ꦏꦸꦫꦁꦕꦒꦏ꧀꧉<p></p>
<b>Kegedhèn empyak, kurang cagak.</b><br />
Terlalu besar rangka atap, kurang tiangnya.<br />
— Kemauan lebih besar daripada kemampuan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏ꧀ꦭꦸꦁꦱꦸꦏ꧀ꦭꦸꦁꦱꦸꦪꦺꦤ꧀ꦲꦸꦝꦸ꧉<p></p>
<b>Klungsu-klungsu yèn udhu.</b><br />
Biarpun sebesar biji asam tetap menyumbang.<br />
— Seruan untuk tetap berkontribusi atau menyumbang walaupun kecil dan sedikit.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦩꦼꦩꦪꦸꦲꦪꦸꦤ꧀ꦤꦶꦁꦧꦮꦤ꧉<p></p>
<b>Memayu hayuning bawana.</b><br />
Memperindah keindahan dunia.<br />
— Dunia diciptakan oleh Tuhan YME hakikatnya sudah indah. Sementara itu, manusia memiliki tugas untuk memelihara keindahan tersebut dan menambah nilai keindahan ke dunia, misalnya dengan berbuat kebajikan, berkesenian, atau mengembangkan ilmu pengetahuan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦩꦶꦏꦸꦭ꧀ꦝꦸꦮꦸꦂ꧈ꦩꦼꦤ꧀ꦝꦼꦩ꧀ꦗꦼꦫꦺꦴ꧉<p></p>
<b>Mikul dhuwur, mendhem jero.</b><br />
Memikul tinggi, memendam dalam.<br />
— Menjunjung tinggi kebaikan orang tua dan merahasiakan keburukan atau aibnya. Peribahasa ini juga bisa digunakan tidak sebatas untuk lingkungan keluarga.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦤꦧꦺꦴꦏ꧀ꦚꦶꦭꦶꦃꦠꦔꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Nabok nyilih tangan.</b><br />
Memukul meminjam tangan.<br />
— Melakukan suatu keburukan dengan memanfaatkan orang lain untuk melakukan keburukan tersebut.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦔꦢꦶꦱꦭꦶꦫ꧈ꦔꦢꦶꦧꦸꦱꦤ꧉<p></p>
<b>Ngadi salira, ngadi busana.</b><br />
Memperindah diri, memperindah pakaian.<br />
— Meningkatkan mutu diri atau kepribadian seseorang hendaknya dibarengi pula dengan memperindah bagian luar seperti pakaian, penampilan, dsj.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦔꦭꦃ꧈ꦔꦭꦶꦃ꧈ꦔꦩꦸꦏ꧀꧉<p></p>
<b>Ngalah, ngalih, ngamuk.</b><br />
Mengalah, menyingkir, mengamuk.<br />
— Jika mendapatkan masalah dengan orang lain, seperti diganggu atau semacamnya, seseorang hendaknya mengalah terlebih dahulu, kemudian pergi menghindari orang tersebut, bila masih tetap diganggu maka barulah dihadapi secara fisik.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦔꦺꦭ꧀ꦩꦸꦲꦶꦏꦸꦏꦼꦭꦏꦺꦴꦤ꧀ꦤꦺꦏꦤ꧀ꦛꦶꦭꦏꦸ꧉<p></p>
<b>Ngèlmu iku kelakoné kanthi laku.</b><br />
Mencari ilmu itu terwujud dengan tindakan.<br />
— Proses belajar akan sempurna jika sudah diterapkan atau berwujud dalam tindakan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦔ꧀ꦭꦸꦫꦸꦒ꧀ꦠꦤ꧀ꦥꦧꦭ꧈ꦩꦼꦤꦁꦠꦤ꧀ꦥꦔꦱꦺꦴꦫꦏ꧀ꦏꦺ꧉<p></p>
<b>Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasoraké.</b><br />
Menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa mengalahkan.<br />
— Seseorang yang bijaksana bisa menang walau tanpa kekuatan besar dan kemenangan itu tidak akan membuat orang lain merasa dihormati.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦔꦺꦴꦤꦺꦴꦪꦔꦺꦴꦤꦺꦴ꧈ꦤꦶꦁꦲꦗꦔꦺꦴꦤꦺꦴ꧉<p></p>
<b>Ngono ya ngono, ning aja ngono.</b><br />
Begitu ya begitu, tetapi jangan begitu.<br />
— Seseorang boleh saja berperilaku semaunya, tetapi jangan sampai berlebihan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦺꦴꦧꦃꦩꦩꦃ꧉<p></p>
<b>Obah mamah.</b><br />
Bergerak mengunyah.<br />
— Seseorang yang masih hidup pasti bisa berusaha dan mendapat rezeki.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦱꦢꦸꦩꦸꦏ꧀ꦧꦛꦸꦏ꧀꧈ꦱꦼꦚꦫꦶꦧꦸꦩꦶ꧉<p></p>
<b>Sadumuk bathuk, senyari bumi.</b><br />
Sesentuhan kening, sejari bumi.<br />
— Seruan untuk mempertahankan kehormatan dan apa yang dimiliki walaupun itu diganggu atau diusik sedikit saja. Hal ini bisa tentang pasangan atau kepemilikan tanah.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦮꦼꦭꦱ꧀ꦠꦼꦩꦃꦲꦤ꧀ꦭꦭꦶꦱ꧀꧉<p></p>
<b>Welas temahan lalis.</b><br />
Belas kasihan berujung tumpas.<br />
— Seseorang yang berbelas kasih dan memberikan pertolongan malah mendapatkan kesengsaraan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦮꦼꦫꦸꦃꦲꦶꦁꦒꦿꦸꦧꦾꦸꦏ꧀꧈ꦲꦺꦴꦫꦮꦼꦫꦸꦃꦲꦶꦁꦉꦩ꧀ꦧꦸꦒ꧀꧉<p></p>
<b>Weruh ing grubyuk, ora weruh ing rembug.</b><br />
Tahu ikut-ikutan saja, tapi tidak tahu apa yang dibicarakan.<br />
— Seseorang yang asal mengikuti atau melakukan sesuatu, tetapi sesungguhnya tidak memahami permasalahan atau maksud dari sesuatu tersebut.<br />
<p></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-22429707634245331832022-04-19T03:19:00.004-07:002023-06-29T22:40:36.274-07:0025 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa I<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/eb/Javanese_mask_1901_no_2.jpg/640px-Javanese_mask_1901_no_2.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" data-original-height="461" data-original-width="640" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/eb/Javanese_mask_1901_no_2.jpg/640px-Javanese_mask_1901_no_2.jpg"/></a></div>Pepatah dan peribahasa Jawa adalah salah satu bentuk warisan budaya yang kaya dan mendalam dari budaya Jawa. Dalam kehidupan sehari-hari, pepatah Jawa sering digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan pemikiran, pengalaman, dan nilai-nilai kebijaksanaan yang telah tertanam di antara masyarakat Jawa. Melalui pepatah dan peribahasa, banyak kearifan lokal yang mampu menawarkan pandangan tentang kehidupan, kesusilaan, hubungan antarmanusia, serta keterhubungan manusia dengan alam dan kehidupan sekitarnya. Berikut 25 pepatah dan peribahasa Jawa beserta arti dan tulisan dalam aksara Jawa-nya.
<p></p><hr>
꧋ꦲꦝꦁꦲꦝꦁꦠꦺꦠꦺꦱ꧀ꦱꦺꦲꦼꦩ꧀ꦧꦸꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Adhang-adhang tètèsé embun.</b><br />
Menunggu tetesnya embun.<br />
— Menunggu datangnya sesuatu yang sedikit.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦗꦶꦤꦶꦁꦢꦶꦫꦶꦢꦸꦩꦸꦤꦸꦁꦲꦤꦲꦶꦁꦭꦛꦶ꧈ꦲꦗꦶꦤꦶꦁꦫꦒꦲꦤꦲꦶꦁꦧꦸꦱꦤ꧉<p></p>
<b>Ajining diri dumunung ana ing lathi, ajining raga ana ing busana.</b><br />
Nilai diri berada pada bibir, nilai badan berada pada pakaian.<br />
— Kehormatan diri seseorang bergantung pada pada tutur katanya, kehormatan badan/ragawi seseorang bergantung pada pakaiannya/penampilannya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦭꦁꦲꦭꦁꦢꦸꦢꦸꦲꦭꦶꦁꦲꦭꦶꦁ꧉<p></p>
<b>Alang-alang dudu aling-aling.</b><br />
Halangan bukanlah penghalang/penutup.<br />
— Halangan yang ditemui dalam menjalani hidup bukanlah penghalang untuk terus maju dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦭꦺꦴꦤ꧀ꦲꦭꦺꦴꦤ꧀ꦮꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦼꦭꦏꦺꦴꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Alon-alon waton kelakon.</b><br />
Pelan-pelan asalkan terlaksana.<br />
— Tidak apa-apa melakukan sesuatu dengan pelan-pelan, asalkan dilaksanakan dengan baik dan tuntas.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦩ꧀ꦧꦼꦒꦸꦒꦸꦏ꧀ꦔꦸꦛꦮꦠꦺꦴꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Ambeguguk ngutha waton.</b><br />
Diam tak bergerak seperti benteng batu.<br />
— Orang yang memiliki pendirian dan sikap yang tidak tergoyahkan sama sekali.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦗꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦮꦃ꧈ꦩꦼꦁꦏꦺꦴꦢꦢꦶꦲꦺꦴꦮꦃ꧉<p></p>
<b>Aja golék wah, mengko dadi owah.</b><br />
Jangan mencari wah, nanti jadi berubah.<br />
— Jangan mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan pujian atau perhatian dari orang lain, nanti akan kehilangan diri dan pegangan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦤꦕꦠꦸꦂꦩꦸꦁꦏꦸꦂ꧉<p></p>
<b>Ana catur mungkur.</b><br />
Ada perbincangan, membelakangi.<br />
— Menghindari pembicaraan atau desas-desus yang buruk, tidak ingin terlibat meggunjingkan keburukan orang lain.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦤꦢꦶꦤ꧈ꦲꦤꦲꦸꦥ꧉<p></p>
<b>Ana dina, ana upa.</b><br />
Ada hari, ada nasi.<br />
— Tidak perlu khawatir berlebihan dengan rezeki, karena setiap hari kita hidup dan bekerja pasti akan mendapatkan rezeki.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦤꦢꦲꦸꦭꦠ꧀ꦠꦺ꧈ꦲꦺꦴꦫꦲꦤꦧꦼꦒ꧀ꦗꦤꦺ꧉<p></p>
<b>Ana daulaté, ora ana begjané.</b><br />
Ada berkatnya, tetapi tidak ada keberuntungannya.<br />
— Seseorang yang memiliki berkat, kemampuan, dan pemberian untuk mendapatkan sesuatu, tetapi masih terhalang oleh keberuntungannya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦔꦺꦴꦤ꧀ꦩꦁꦱ꧉<p></p>
<b>Angon mangsa.</b><br />
Menggembalakan musim.<br />
— Menunggu waktu yang tepat untuk bertindak atau memutuskan sesuatu.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦉꦥ꧀ꦗꦩꦸꦂꦫꦺꦲꦼꦩꦺꦴꦃꦮꦠꦁꦔꦺ꧉<p></p>
<b>Arep jamuré emoh watangé.</b><br />
Mau jamurnya, tidak mau batangnya.<br />
— Mau mendapatkan enaknya, tetapi tidak mau menanggung bagian yang tidak enaknya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦲꦱꦸꦒꦼꦝꦺꦩꦼꦤꦁꦏꦼꦫꦃꦲꦺ꧉<p></p>
<b>Asu gedhé menang kerahé.</b><br />
Anjing besar menang perkelahiannya.<br />
— Mereka yang berpangkat tinggi, orang penting, para pembesar, dll. pasti lebih mudah menang dalam berpekara dengan orang yang lebih kecil atau masyarakat umum.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦏꦼꦠꦶꦠꦶꦏ꧀ꦲꦭꦏꦼꦠꦫ꧉<p></p>
<b>Becik ketitik ala ketara.</b><br />
Baik terlihat, buruk juga terlihat.<br />
— Perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk sama-sama akan terlihat pada waktunya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦧꦤ꧀ꦝꦠꦶꦠꦶꦥ꧀ꦥꦤ꧀ꦚꦮꦒꦝꦸꦃꦲꦤ꧀ꦥꦁꦏꦠ꧀ꦱꦩ꧀ꦥꦶꦂꦫꦤ꧀꧉<p></p>
<b>Bandha titipan, nyawa gadhuhan, pangkat sampiran.</b><br />
Harta titipan, nyawa pinjaman, pangkat gantungan/hiasan.<br />
— Pencapaian duniawi tidaklah abadi, semuanya adalah pemberian dan titipan dari Yang Maha Kuasa.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦧꦼꦫꦱ꧀ꦮꦸꦠꦃꦲꦫꦁꦩꦸꦭꦶꦃꦩꦫꦁꦠꦏꦼꦂꦫꦺ꧉<p></p>
<b>Beras wutah arang mulih marang takeré.</b><br />
Beras tumpah jarang kembali ke takarannya.<br />
— Sesuatu yang sudah berubah atau rusak akan sulit kembali ke wujud atau hitungannya yang semula.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦕꦶꦚ꧀ꦕꦶꦁꦕꦶꦚ꧀ꦕꦶꦁꦩꦼꦏ꧀ꦱꦏ꧀ꦭꦼꦧꦸꦱ꧀꧉<p></p>
<b>Cincing-cincing meksa klebus.</b><br />
Menggulung-gulung (celana), tetap saja basah kuyup.<br />
— Maksud hati ingin berhemat atau hidup irit, tetapi justru malah semakin banyak pengeluaran.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦝꦪꦸꦁꦲꦺꦴꦭꦺꦃꦏꦼꦝꦸꦁ꧉<p></p>
<b>Dhayung olèh kedhung.</b><br />
Dayung memperoleh telaga.<br />
— Seseorang yang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan pengalamannya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦒꦺꦴꦁꦭꦸꦩꦏꦸꦠꦶꦤꦧꦸꦃ꧉<p></p>
<b>Gong lumaku tinabuh.</b><br />
Gong berjalan ditabuh.<br />
— Seseorang yang pandai yang banyak dimintai saran di mana-mana ia berada. Arti lainnya, orang yang berbicara atau menceritakan berbagai hal tanpa diminta.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦗꦠꦶꦏꦠ꧀ꦭꦸꦱꦸꦥ꧀ꦥꦤ꧀ꦭꦸꦪꦸꦁ꧉<p></p>
<b>Jati katlusupan luyung.</b><br />
Kayu jati terkena serpihan kayu aren.<br />
— Seseorang yang semulanya baik mendapatkan pengaruh buruk dari orang jahat.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦏꦱꦤ꧀ꦝꦸꦁꦲꦶꦁꦫꦠ꧈ꦏꦧꦼꦤ꧀ꦠꦸꦱ꧀ꦲꦶꦁꦲꦮꦁꦲꦮꦁ꧉<p></p>
<b>Kasandhung ing rata, kabentus ing awang-awang.</b><br />
Tersandung di permukaan rata, terbentur di langit.<br />
— Mendapatkan rintangan atau cobaan di tempat yang sebenarnya baik dan aman.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦩꦼꦕꦺꦭ꧀ꦩꦤꦸꦏ꧀ꦩꦶꦧꦼꦂ꧉<p></p>
<b>Mecèl manuk miber.</b><br />
Memotong burung yang terbang.<br />
— Seseorang yang serba-bisa atau memiliki kemampuan yang luar biasa.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦱꦢꦮꦢꦮꦤꦺꦭꦸꦫꦸꦁꦲꦶꦱꦶꦃꦭꦸꦮꦶꦃꦢꦮꦒꦸꦫꦸꦁ꧉<p></p>
<b>Sadawa-dawané lurung isih luwih dawa gurung.</b><br />
Sepanjang-panjangnya lorong, masih lebih panjang tenggorokan.<br />
— Berita atau pembicaraan yang dituturkan oleh orang-orang pasti akan menyebar jauh.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦱꦼꦩ꧀ꦧꦸꦂꦱꦼꦩ꧀ꦧꦸꦂꦲꦢꦱ꧀ꦱꦶꦫꦩ꧀ꦱꦶꦫꦩ꧀ꦧꦪꦼꦩ꧀꧉<p></p>
<b>Sembur-sembur adas, siram-siram bayem.</b><br />
Menyembur-nyembur adas, menyiram-nyiram bayam.<br />
— Harapan seseorang yang terkabulkan karena berkat dan doa dari banyak orang yang mendukung dan menyayanginya.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦱ꧀ꦭꦸꦩꦤ꧀ꦱ꧀ꦭꦸꦩꦸꦤ꧀ꦱ꧀ꦭꦩꦼꦠ꧀꧉<p></p>
<b>Sluman-slumun slamet.</b><br />
Sembarangan tetapi selamat.<br />
— Bersikap sembarangan, ugal-ugalan, tidak berhati-hati, tetapi tetap mendapatkan keselamatan.<br />
<p></p><hr>
꧋ꦮꦱ꧀ꦠꦿꦧꦼꦝꦃꦏꦪꦸꦥꦺꦴꦏꦃ꧉<p></p>
<b>Wastra bedhah kayu pokah.</b><br />
Kain robek kayu patah.<br />
— Seseorang yang mengalami keburukan karena tingkah lakunya sendiri.<br />
<p></p>
Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-43803322261236539112022-03-30T17:42:00.001-07:002023-06-23T18:38:48.093-07:00Lima Rumpun Aksara Nusantara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQJkfoUhHe9G-LDyTofzCI84lNqijsRA_G-6JqHQrAQ73agI_FfkRptSzxkLQBoOSgtf29rMAjUoj1tGw2BkIgHNtkT1t_WV3Iea3WxY4QJvPFWtlPWdTxbyiNoHEhqmBZIAK4oO4pQPm2mGJoOftJAaKPt-TjB5ObQzzXZoY0PELCbE9-9ZO_beroJA/s700/Lima%20Rumpun%20Aksara%20Nusantara%20peta.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="700" height="493" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQJkfoUhHe9G-LDyTofzCI84lNqijsRA_G-6JqHQrAQ73agI_FfkRptSzxkLQBoOSgtf29rMAjUoj1tGw2BkIgHNtkT1t_WV3Iea3WxY4QJvPFWtlPWdTxbyiNoHEhqmBZIAK4oO4pQPm2mGJoOftJAaKPt-TjB5ObQzzXZoY0PELCbE9-9ZO_beroJA/w640-h493/Lima%20Rumpun%20Aksara%20Nusantara%20peta.png" width="640" /></a></div><br />
Aksara Latin adalah aksara utama di seluruh kawasan Asia Tenggara Kepulauan. Mulai dari Indonesia, Malaysia, Brunei, hingga Filipina, telah beralih dari aksara lokal ke aksara Latin pada zaman penjajahan bangsa Eropa. Hal itu sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan saudari-saudari mereka di kawasan Asia Tenggara Daratan. Mulai dari Myanmar hingga Thailand (kecuali Vietnam) berhasil tidak hanya mempertahankan, tetapi juga mengembangkan aksara leluhur hingga sintas ke zaman modern. Walaupun demikian, fakta ini janganlah membuat kita lupa tentang keberadaan aksara-aksara asli yang pernah atau masih bertahan di kawasan Asia Tenggara Kepulauan, khususnya di Indonesia dan Filipina.
<p></p><p>
Aksara-aksara asli di kawasan Asia Tenggara Kepulauan ini dapat dikelompokkan menjadi sejumlah keluarga atau rumpun berdasarkan kemiripan dan kedekatan sejarah. Secara kolektif, aksara-aksara ini sering disebut sebagai “Aksara Nusantara” oleh orang Indonesia yang keseluruhannya diturunkan dari aksara pendahulunya, yakni aksara Kawi. Uli Kozok dalam buku <i>Warisan leluhur: sastra lama dan aksara Batak </i>membagi aksara-aksara Nusantara tersebut menjadi lima rumpun, yakni rumpun Carakan, rumpun Kaganga, rumpun Batak, rumpun Lontara, dan rumpun Filipina.<br /></p><p></p><p></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwNOrjFAkedoNv-cF9M1yxbstc3CfLmFBd9ieIWCGmUcB4kNiCjSfFm8LD4nJ7kUViI2Llmd3GAM-GY25my7dpQgBlxJm_m3dLKVDIiGdJP_iV6vn9xfs_46Wpd4abTnp9A22qV1CP5qt0_BrAFYqfSaw3xEu3Pn-u3z0RcZcXN8O1ajLARuK7eeSmPA/s700/Rumpun%20Bali%20Jawa.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="129" data-original-width="700" height="118" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwNOrjFAkedoNv-cF9M1yxbstc3CfLmFBd9ieIWCGmUcB4kNiCjSfFm8LD4nJ7kUViI2Llmd3GAM-GY25my7dpQgBlxJm_m3dLKVDIiGdJP_iV6vn9xfs_46Wpd4abTnp9A22qV1CP5qt0_BrAFYqfSaw3xEu3Pn-u3z0RcZcXN8O1ajLARuK7eeSmPA/w640-h118/Rumpun%20Bali%20Jawa.png" width="640" /></a></div><p></p>
<b>Rumpun Carakan</b><br />Rumpun aksara Carakan—juga dikenal dengan nama Hanacaraka—digunakan untuk menulis sejumlah bahasa di bagian selatan Indonesia, khususnya di wilayah sekitaran pulau Jawa dan pulau Bali. Hanacaraka diambil dari deret lima huruf pertama dalam aksara ini, yang secara harfiah bermakna <i>ana caraka</i> alias “ada utusan.”
</p><p></p><p>Saat ini terdapat dua bentuk baku dari rumpun aksara Carakan, yaitu aksara Jawa dan aksara Bali. Keduanya telah terdaftar dalam Unicode. Aksara Jawa digunakan untuk menulis bahasa Jawa (sebagai aksara Jawa), bahasa Madura (sebagai Carakan Madhurâ), bahasa Cirebon (sebagai Carakan Cirebon), dan bahasa Sunda (sebagai Cacarakan Sunda). Untuk bahasa Sunda, penggunaan Cacarakan Sunda sudah jarang dijumpai karena aksara Sunda Baku sudah digunakan secara meluas dan menggantikannya. Selain bahasa-bahasa itu, bahasa Tengger dan bahasa Osing juga bisa ditulis menggunakan aksara Jawa. Sementara, aksara Bali umum digunakan untuk bahasa Bali dan bahasa Sasak di Lombok. Orang Sasak menyebut aksara ini sebagai aksara Jejawan Sasak, walaupun secara bentuk lebih mirip dengan aksara Bali saat ini. </p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJe__rCiHE4BfzgfF52PTEV9bOV-8gf0gOS8u7J5oFld4srdRIpcrATLVrfEnj1A4YN3bvNCSC5YhEw9m7PdbA7NrjVfs8NKpb46UFh6PDUCYHaxVQ0KkBYY96emruaqcEByx9AjWUaHcnWv2vFnSNIGZs8qk2GYoPRY4dgwXmlsGOQd9QxDsSyL7DPA/s700/Rumpun%20Kaganga.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="129" data-original-width="700" height="118" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJe__rCiHE4BfzgfF52PTEV9bOV-8gf0gOS8u7J5oFld4srdRIpcrATLVrfEnj1A4YN3bvNCSC5YhEw9m7PdbA7NrjVfs8NKpb46UFh6PDUCYHaxVQ0KkBYY96emruaqcEByx9AjWUaHcnWv2vFnSNIGZs8qk2GYoPRY4dgwXmlsGOQd9QxDsSyL7DPA/w640-h118/Rumpun%20Kaganga.png" width="640" /></a></div><p></p><p></p>
<b>Rumpun Kaganga
</b><br />
Rumpun aksara Kaganga digunakan secara meluas di bagian selatan Pulau Sumatra, yakni dalam wilayah provinsi Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung. Kaganga diambil dari deret tiga huruf pertama dalam aksara-aksara Kaganga. Aksara dalam rumpun ini memiliki tingkat keragaman yang cukup tinggi, sehingga dari satu daerah ke daerah lain mungkin memiliki sedikit perbedaan rupa huruf dan gaya penulisan. Meskipun demikian, garis besar rancangan aksara ini masih bisa terlihat di kesemua ragamnya.
<p></p><p>
Tiga aksara yang paling umum dikenal dari rumpun aksara Kaganga adalah aksara Lampung, aksara Rejang, dan aksara Incung. Aksara Lampung digunakan untuk menuliskan bahasa Lampung yang dituturkan di provinsi Lampung. Sementara itu, aksara Rejang digunakan untuk menuliskan bahasa Rejang yang dituturkan di sebagian wilayah Bengkulu dan Sumatra Selatan. Aksara Incung digunakan untuk menuliskan bahasa Kerinci dan bahasa Melayu yang dituturkan di provinsi Jambi. Sebagian dari naskah Melayu tertua yang dikenal dengan nama Naskah Tanjung Tanah juga mengandung aksara Incung. Di luar ketiganya, terdapat banyak ragam aksara lainnya yang memiliki sedikit perbedaan dan dikenal dengan namanya sendiri, seperti aksara Ogan, aksara Komering, aksara Besemah, dan lain-lain. Upaya menyeragamkan dan membakukan aneka ragam aksara dalam rumpun Kaganga ini mungkin saja bisa dilakukan, sebagaimana yang telah dilakukan dengan aksara Batak. Sejauh ini, dari keseluruhan ragam tersebut, hanya aksara Rejang yang telah terdaftar dalam Unicode, sehingga ragam aksara Rejang menjadi lebih dikenal di mayantara. <br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOY5h1A5TP63Zo1DPvvGcEFXx1btaQ7lfpy3mR0Z9h4fmSf9U5e3HkyiKzZ_379ogoYvQ6a8Wl30D0QDQPQeYUUu7fmG3foTCQM_bUe4m9o687GoE6UV0eWdiL2PtTrwFFxWL4ZbRzmwUrUQwi4me-OU23zjp2nXp4iTAxM--6GEnwwEuBJkWmX82Qbg/s700/Rumpun%20Batak.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="129" data-original-width="700" height="118" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOY5h1A5TP63Zo1DPvvGcEFXx1btaQ7lfpy3mR0Z9h4fmSf9U5e3HkyiKzZ_379ogoYvQ6a8Wl30D0QDQPQeYUUu7fmG3foTCQM_bUe4m9o687GoE6UV0eWdiL2PtTrwFFxWL4ZbRzmwUrUQwi4me-OU23zjp2nXp4iTAxM--6GEnwwEuBJkWmX82Qbg/w640-h118/Rumpun%20Batak.png" width="640" /></a></div><p></p><p></p>
<b>Rumpun Batak
</b><br />
Rumpun aksara Batak sejatinya memiliki lima ragam aksara, yakni aksara Toba, aksara Angkola-Mandailing, aksara Simalungun, aksara Pakpak-Dairi, dan aksara Karo. Akan tetapi, kelimanya kini telah dibakukan menjadi satu dan berhasil didaftarkan ke Unicode di bawah satu nama persatuan, yaitu “aksara Batak”. Walau didaftarkan dalam satu payung, keunikan masing-masing aksara (misalnya variasi bentuk) tetap dipertahankan. Upaya penyeragaman ini barangkali memiliki peluang yang lebih besar daripada rumpun Kaganga karena gaya penulisan atau tipografinya cukup seragam.
<p></p><p>
Aksara-aksara Batak digunakan untuk menuliskan seluruh rumpun bahasa Batak, kecuali bahasa Alas. Orang-orang Alas kemungkinan telah lama memeluk agama Islam dan menggantikan aksara Batak dengan aksara Arab Melayu. <br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8Vbg-lH-QES_ik1BEZQFkUGk_Y0MMykXNKXjL4kP2wXdtkfr10SQ4Jz7hkmp6yX10AsoavQ-UG4er9bBKoaAfcYABIRnSaQP72oFXBxsJIlttZkSAay11ACSCykSD617rG8FF-_zQVlZ9z2rwTD25a6Cr8dk5YLal0P3yFPE84i9J_9vLjG4jEKPCgw/s700/Rumpun%20Lontara.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="129" data-original-width="700" height="118" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8Vbg-lH-QES_ik1BEZQFkUGk_Y0MMykXNKXjL4kP2wXdtkfr10SQ4Jz7hkmp6yX10AsoavQ-UG4er9bBKoaAfcYABIRnSaQP72oFXBxsJIlttZkSAay11ACSCykSD617rG8FF-_zQVlZ9z2rwTD25a6Cr8dk5YLal0P3yFPE84i9J_9vLjG4jEKPCgw/w640-h118/Rumpun%20Lontara.png" width="640" /></a></div><p></p><p></p>
<b>Rumpun Lontara
</b><br />
Rumpun aksara Lontara terbentang dari daerah Sulawesi Selatan hingga Kepulauan Nusa Tenggara. Namanya diambil dari media tulis daun lontar yang juga biasa dijumpai di pulau Jawa atau Bali untuk menuliskan tuturan sejarah, agama, atau karangan lainnya. Rumpun aksara ini memiliki dua ragam utama, yakni aksara Makassar (disebut juga dengan Jangang-jangang) dan aksara Bugis. Akan tetapi, aksara Makassar telah lama ditinggalkan sejak abad ke-19 bahkan oleh orang-orang Makassar sendiri. Mereka kemudian ikut menggunakan aksara Bugis untuk menuliskan naskah-naskah berbahasa Makassar. Saat ini, aksara Makassar lebih lazim disebut aksara Makassar Kuno untuk membedakannya dengan aksara Bugis yang dianggap lebih baru. Aksara Lontara lantas bersinonim dengan aksara Bugis yang digunakan meluas di Sulawesi Selatan untuk menuliskan bahasa Bugis, bahasa Makassar, dan bahasa Mandar.
<p></p><p>
Aksara Lontara juga diperkenalkan hingga ke luar daerah Sulawesi Selatan. Kemungkinan pengetahuan tentang aksara ini terbawa oleh para saudagar di pelabuhan-pelabuhan Nusa Tenggara. Hubungan ini menghasilkan tertularnya budaya tulis-menulis ke pulau Sumbawa dan Flores. Ragam turunan dari aksara Lontara di Sumbawa terbagi menjadi dua, yaitu aksara Satera Jontal yang lebih bersudut untuk menuliskan bahasa Sumbawa dan <a href="http://www.naraaksara.com/2022/02/belajar-aksara-mbojo.html">aksara Mbojo</a> yang lebih membulat untuk menuliskan bahasa Bima/Mbojo. Di pulau Flores, aksara Lontara menurunkan aksara Lota yang digunakan untuk menuliskan dua bahasa yang berhubungan erat, yaitu bahasa Ende dan bahasa Li’o. Tiga ragam Lontara di Nusa Tenggara ini pada umumnya mempertahankan rancangan khas masing-masing sekalipun dapat dikatakan masih satu kesatuan dengan aksara Lontara Sulawesi Selatan. <br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEd46UwA8dYnLx9Nw7iSxWQ-bvlfwzmA-C2GwrCj8Xe7XU6Do7G-5yIPTju1hthczss_W0p3ZDR2MhfKxNXoPD04_idYAhE_phqKYYotJ3Df1oTiv-VovkcZRhvZypVKsqj52bug7C2JxmBk43vlYJd80C4OlZoYvWZ_s14S5okLHOnKuVQnKhKFlrSg/s700/Rumpun%20Filipina.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="129" data-original-width="700" height="118" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEd46UwA8dYnLx9Nw7iSxWQ-bvlfwzmA-C2GwrCj8Xe7XU6Do7G-5yIPTju1hthczss_W0p3ZDR2MhfKxNXoPD04_idYAhE_phqKYYotJ3Df1oTiv-VovkcZRhvZypVKsqj52bug7C2JxmBk43vlYJd80C4OlZoYvWZ_s14S5okLHOnKuVQnKhKFlrSg/w640-h118/Rumpun%20Filipina.png" width="640" /></a></div><p></p><p></p>
<b>Rumpun Filipina
</b><br />
Sesuai namanya, rumpun aksara Filipina dapat ditemukan di Kepulauan Filipina. Ada kalanya, nama Baybayin atau Suyat digunakan sebagai istilah yang lebih lokal untuk memayungi seluruh aksara-aksara dalam rumpun ini. Sebagai catatan, Baybayin mungkin dapat dianggap tidak seinklusif nama Suyat (bandingkan dengan istilah ‘<i>surat</i>’ dalam bahasa Indonesia) karena terlalu condong pada kebudayaan tertentu. Sedangkan Suyat lebih sering digunakan untuk menyebut seluruh aksara historis non-Latin di Filipina, termasuk ke dalamnya aksara berbasis abjad Arab.
<p></p>
Anggota aksara dalam rumpun ini antara lain aksara Baybayin, aksara Kulitan, aksara Haninu'o, aksara Buhid, dan aksara Tagbanwa. Aksara Baybayin seringkali digunakan sebagai istilah yang melingkupi beberapa aksara yang dianggap berasal dari satu sumber yang sama, yakni aksara Kurditan, Basahan, Badlit, dan yang paling dikenal yaitu aksara Baybayin Tagalog. Aksara Baybayin Tagalog adalah ragam paling dikenal dan paling sering terlihat karena digadang-gadang pemerintahannya sebagai aksara nasional. Kesemuanya ini dipercaya diturunkan dari aksara Kawi sebagaimana empat rumpun aksara lain yang ditemukan di Indonesia. Bukti-bukti penggunaan aksara Kawi pada masa lampau di Kepulauan Filipina dapat dilihat pada prasasti Lempengan Tembaga Laguna dan stempel gading Butuan.
<p></p>
Rumpun aksara Filipina ragam Baybayin disebut pernah digunakan di wilayah Sulawesi Utara, khususnya Bolaang Mongondow. Meskipun benar bahasa Bolaang Mongondow merupakan rumpun bahasa Filipina, tetapi belum pernah ada bukti naskah atau bukti bendawi lainnya yang dapat mengonfirmasi penggunaan aksara Baybayin di wilayah penutur Bolaang Mongondow.Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-29851419868551402362022-02-11T05:18:00.168-08:002023-03-11T18:51:56.020-08:00Belajar Aksara Mbojo<p>Di bagian timur Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, terdapat salah satu suku yang bahasanya memiliki aksara tersendiri. Suku tersebut adalah suku Bima, atau orang setempat lebih mengenalnya dengan istilah <i>Dou Mbojo</i>. Suku Mbojo utamanya menduduki daerah Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Kabupaten Dompu. Nama “Bima” sendiri sebenarnya adalah sebutan yang disematkan oleh orang luar kawasan Mbojo untuk penduduk di daerah tersebut. Sebutan ini kemudian menjadi lebih terkenal dan digunakan hingga saat ini.</p><p>Aksara Mbojo bisa dibilang adalah aksara yang tengah dilestarikan kembali, setelah sempat terlupakan oleh masyarakat Mbojo selama beberapa abad. Aksara Mbojo utamanya digunakan untuk menulis bahasa Bima atau <i>Nggahi Mbojo</i> sekiranya sejak abad ke-14. Aksara ini merupakan penyesuaian dari aksara Lontara yang diperkenalkan oleh orang-orang dari Sulawesi Selatan. Ketika Kerajaan Bima mulai memeluk Islam dan berubah menjadi kesultanan, penggunaan aksara Mbojo diganti menjadi aksara Arab-Melayu, yang puncaknya terjadi pada pertengahan abad ke-17. Semenjak itu, naskah-naskah berbahasa Melayu juga mulai menggeser penggunaan bahasa Mbojo sebagai bahasa pernaskahan kesultanan (Prasetya, 2022:112).</p><p><b>Berkenalan Kembali dengan Aksara Mbojo</b><br />Aksara Mbojo adalah aksara berjenis abugida, yakni aksara yang menuliskan bunyi bahasa berdasarkan suku kata. Setiap suku katanya terdiri dari satu aksara dasar yang umumnya membawa huruf mati dan aksara sandang yang umumnya membawa huruf hidup. Oleh karena itu, aksara Mbojo pada dasarnya bekerja dengan cara yang sama dengan aksara-aksara tradisional lainnya di Indonesia, seperti aksara Batak, Bali, Jawa, dan khususnya aksara Lontara Bugis. Kesemuanya itu ditulis dari kiri ke kanan dan secara tradisional tidak mengenal tanda spasi.</p><p>Aksara Mbojo tidak mengenal huruf ki /q/, ve /v/, eks /x/, dan zet /z/. Jika suatu kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya memiliki huruf ki, maka aksara yang akan digunakan adalah huruf ka /k/; sedangkan jika terdapat huruf zet, maka akan diubah menjadi huruf je /j/.</p><p><i>Aksara Dasar</i><br />Beberapa aksara dasar dapat dibaca dengan dua ragam pembacaan, yakni <img alt="" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAB4AAAATCAYAAACHrr18AAAAo0lEQVRIS8WVTRaAIAiE8zzZqu5/gnZ1n4oFPTNRxl+28vwYGNFcT0wdYlvsS9mPczI9wC6U6UPAXRT7aglK0VSxBG0KjkGLwCHDSI+D2+uew61GgAQKQWHFtaAQOASV1FCudAa/45RZ0OWnnrG/8lCQn/8Ba2eYaqOmKLPaGf4khoFZUUkBP8Why2IjyIWrzcUqa7kbBlMBDM9VCy0QjVORnBuW4XxVkmHcFwAAAABJRU5ErkJggg==" />/ba/ dan /mba/, <img alt="" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAABkAAAAKCAYAAABBq/VWAAAAbUlEQVQoU2P8DwQMRAITXR2wyjOXrxCpA6KMkVhLYBbATCfFIrIsIcUCsnxCqgVgS4x1tOFxQo4BuCIHOXhRLCEnUtEtQY87eHBhkyAlggnph0c8PoUkpVckxbDgx0hd1LAMPW7xJmFSLMSXaABZBkP9trkhYgAAAABJRU5ErkJggg==" /> /da/ dan /nda/, <img alt="" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAABUAAAATCAYAAAB/TkaLAAAAlUlEQVQ4T83TsRGAIAwFUJlHrHT/Cex0HxXvwoX4gQAppFR4/EBw1zMmg7EtPirOAuVgkIdRCe7HaYsGcDgpSjmE5sB/oaWU3Uk5SpfDW725pWopP0nlAtqd0mjAiOaw2utFpb/o6ueut58DISonoypKYFI+n0gQ+hYWqVB+dtrLKJ130lIWIGx+VHqtC+T/5ubXbHADLZuC4kA3rDUAAAAASUVORK5CYII=" /> /ga/ dan /ngga/. Sebagai contoh, <i>Nggahi Mbojo </i>(berarti ‘bahasa Bima’) ditulis dengan <img alt="" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAHAAAAAUCAYAAABVhbkHAAAB20lEQVRoQ+2YUVLDMAxEyXkoX3D/E/BX7gOEGXdcx9LuykrH7tDPNlF29SRZ6fb9+3lJ+Hy8XW5RPq9fZsRynXdNgpyhELvGmfXV5rZHAqwh7yJmTBJbiEMVknhzCkAGDHNNoq9QqFbjrEWW2oEKmNnHp+IlVCEn3DTcgauNHCuHK8LbvQwBXNV0C3FlH2GAK5uuAa7u4+kB9hYTa4zOuBWjYzME8IyqzY6pgFth27RADgNEVYvAeIlGsdmFBFVx9Dkorjeq23ujGmSACEgRhsCwHaIaU97lzv7HhfVYcqZ6PWyh1gNLYAaeKrquxN5zVFOMRq9z1eehjVbp0naUMwX214HRpLdmvepHHWmNGzWh0ffSEfC7diaHlpeeZlbP9n55Df2ZrcDzDPZMIQhMstTFRBm92WcbA9DycwCogrHgIDAZCUbjaaR70bmkTBSk0ypYpqhuI7Q2W27sfdeb071zrAbbnm1ekTBjBiVkZMNDe4C3pLHarbz2ihrpOWyh7OztGWGAo0M/kgR281XAo+pHY14Zs6jbvSl3B1CFVydOqaqshcUDEvXiJV4dyQpEJnbPk9mBTEAmgUwcZl1WuqftSEaDFV/pNEYj6mwUo9Ujv8ijB/z//tgM/AAaV4rUWPKN+wAAAABJRU5ErkJggg==" /> <i>ga-hi bo-jo</i>. Oleh sebab itu, seseorang harus memahami bahasa Mbojo terlebih dahulu untuk dapat mengucapkan secara tepat tiap aksara sesuai konteksnya.</p><p>Untuk menuliskan bunyi /i/, /u/, /e/, dan /o/, dapat menggunakan huruf <img alt="" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAABgAAAAKCAYAAACuaZ5oAAAAh0lEQVQoU52TOxKAMAhE5TzGSu9/Aju9j0oBA4TfmDa7+wgQeL6zJOfYBt+e1x0qpQ5FpIUIYA2UbCGRjiATIDNISEeHegXwTFRxFShfJrUMyMKxkqoVcjgToAonczRIKsBbAtjHqraouylRS6xfAbLwaD+zV/GQUfQn3M7GbVH10bJP2Ll7ARd5XIoEW4seAAAAAElFTkSuQmCC" /> /a/ dengan tambahan aksara sandang yang sesuai bunyi masing-masing. <br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXXBZq6eUvSe2kylzKuMk7jTmExzA7CQnnFZ-pNmPAwCT7lwThcCxZ0l7hbY212BdZKXzoOvQHDAjB1e90C_uLD0mLMfyAsxBg6tEK0sc92vJqRYIk3BWFxJaRkGJFWlQPB1_AHYrCrjWfuNSp6keEQYov5fSTerUfJDdvVwc3brtDHwkQPPyu-Hs/s1599/Tabel%20Aksara%20Dasar%20Mbojo.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="933" data-original-width="1599" height="394" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXXBZq6eUvSe2kylzKuMk7jTmExzA7CQnnFZ-pNmPAwCT7lwThcCxZ0l7hbY212BdZKXzoOvQHDAjB1e90C_uLD0mLMfyAsxBg6tEK0sc92vJqRYIk3BWFxJaRkGJFWlQPB1_AHYrCrjWfuNSp6keEQYov5fSTerUfJDdvVwc3brtDHwkQPPyu-Hs/w674-h394/Tabel%20Aksara%20Dasar%20Mbojo.png" width="674" /></a></div><p></p><p><i>Aksara Sandang</i><br />Aksara sandang adalah lambang-lambang khusus yang ditambahkan pada aksara dasar untuk menambahkan atau mengubah bunyi. Semua aksara dasar secara otomatis telah mengandung bunyi /a/ jika tidak ditambahkan lambang sandang tertentu.</p><p>Lambang lingkaran di atas atau di bawah berfungsi untuk mematikan huruf hidup, sehingga huruf /ka/ dengan lingkaran di atas menjadi huruf /k/ saja. Sementara itu, lambang mirip burung yang diletakkan di bawah aksara berfungsi untuk menggandakan konsonan. Sebagai contoh, kata <i>tawakkal </i><img alt="" height="20" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAL0AAAAsCAYAAAAw7bnWAAAEB0lEQVR4Xu1cUZYUIQx0z+P6pfc/gX96H7VXZx72A6qSFDTTZD4XCFWVIp3mzezbrz+fT/lJBTZS4C1Nv1G2J1H99uW9utP3Hz8nIehvk6ZfIg33ANEye8nuCuMfuMp90/T38NsSLM6mP4xW+9sssLVDeGBK08/KwM33KQ1Wq+ZofIQ8afoRqmbMpwLI1GhcLWWv1cpKr1Z703jI1GhcKVvP8NneKJXePBYyNRpXypemV6qZsZoKIFOjcZW0yPDHPtneqNTOOP/d1JQvszNvcNL0acSpClx9T88YPiv9VEvssRlrPLUaln2zvVGrn/E+FJjVwz/kTtOn8bZSwGL4bG+2ssZ9yabp75vbEDNVu6GKEyJTLLYaPiu9SvmF47RMYf22oyqOUiqP4dP0ygwsGMtrijOVGXEee1oOoxdX3t4saFYFJMWd+awYLb69A+A1fLjSM6J4CCmSfkWMFVoANieooirisDF6uWrhnGZ6BYmVDkFEOOZ++MwVGS16UNn8eCuohQ+LheF8xhvNG2xvlOAZgsecVzDHgdOjzQhuFhwKwzMcLJiQL3rf4ynXMria7Y0SMCKExlkiKI6nMrcOYESfq/igfVlOKI5XZ7bFiVb5qulZ8qzJVPNYsVv7RXixlYblGuVifcrMqu5n/jXNrVhY7S2aPtubiCnYZEfnWYiVe0W51X7gHOHi5WGtomgfVhcUJ6KFZa2iyj8rPUu+BtAjyMz9IntZEvKYO6IyeQ6wtaK2uHry69ENrVEZ/sP0X98/0//hbKQAFnOyOJiYrElRUlqYVNeYDJfWO4j60CAtvC2mVUOGbw0LZXrWZF4xmF7wPAdhYkxSi8GsK7F4caB1I4zKcrNgY3LO7tvSVVnlYaVXk2cEYvtWT1WotSCeA8fEQaZltLWYRdHOMJiUOUSx0LuUF2+z0nsDIiLWcUt7wJiE4YXiMDFah4ldizCwB08Vx5I3dk9LTOuTvhf74/bmDJJNTAS0ZS2DjxGa5aV+nFq4HnMZLqifVcSw4rZg98S2tJXQ9FEAK6xHSWYN30ucJYZXE8QDmd1ivBF8GPxebdinG4oPv4aAAqwwjoT2JJd5uqi5Ix6M4VnTezRh+CIOkXexNH2RgavbEcYMzByvYc6xr9TD8g5W00Slwe3bm6jQjCFnzFHxUMWJcH5g8D5Rahy8sc48btHe1B7pKoEiifesVbVVZZzdtbit6T0GyzV7KnCbSr9n+v6y7j0dRrYJr6p5mv5VM/cPd69/v/KFdmVZ0/QrZwdgQzcdiNqr9vqIFxpP0yOFFh1vtTSonVG9KC8qCwUrTU/JtN6k3u0MurlB4+ux1SJK02v1XCIac0fOzFmCzAAQafoBol4d8jD0rv06o/1vfO2uKNg5mjkAAAAASUVORK5CYII=" width="86" />ditulis dengan penggandaan pada huruf /ka/ dan pemati pada huruf /la/.</p><p>Lambang <img alt="" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAA4AAAAMCAYAAABSgIzaAAAAbUlEQVQoU2P8DwQMSMBEVweZy3Dm8hUUPozDSDONIBuw2cporKMNdypIAbpTYU5D14yiEatnoIJka0R3MtE2ojsZHKq4/IXL6SBnw6MDX6Bgi1uUeMQV+dgMxUgAIOeBFKKHIrpmrBpx+Q1ZMwBW2kyEWISBxQAAAABJRU5ErkJggg==" />
adalah lambang ulang yang berfungsi untuk mengulang suku kata atau
keseluruhan kata sebelumnya. Lambang ini kemungkinan berasal dari
lambang serupa dalam aksara Jawa <i>pangrangkep</i> yang berasal dari angka dua dalam aksara Arab /<span dir="ltr">٢</span>/. Contoh penggunaan mengulang keseluruhan kata, <i>ulama-ulama</i> ditulis <img alt="" height="20" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAFMAAAAXCAYAAAB3e3N6AAABiElEQVRYR+2XTRKCMAyF5TziSu9/And6H7XOxAmlTd5rQVoGtoTm5csfHV6f59TZc7uMP8X3x7MZ9UNvMDVIodgK0O5htgIyJLYrmC1XZVcwWwe5OEwJeI3Wi2Gu4cPaZEhsZpsj1ZCyWXoxIDrWXOloIpMwLUBBtFSFZ6dtU8GiIlG7tYCiyZzBRAAxouN2RM7X36CBMJoQW93WOc1xbBOYSKCIkNiGqWQ9IrYG6cWahenRZ2Zjri2ZZAWhjE8vcGS5yFhidcrZ38r0QAZjyya+3uWue9bsYwLQYGq2eq7yWS2iYbiO59ndPCUQdYwGZ7Uw6is3TtAqTNmVjqTvf2YM04Khh7IIYeYam/FUBdac4Y2CkmWpZ/wEJlpVW4G0/HqgvPe52Jkuqb6b5+ZjLL60opBO8UBZ75ECQndANUw0EGv5eAsO8cEkCwGI+Ix1/w2mdoxW25JBo3BK7CSRxTDDAb0EWwKo5BsapteuJSL28g0Fk/kN2gsgJo4DJkPLsa2CeczMKd03+TMy/+iy14YAAAAASUVORK5CYII=" width="72" />. Contoh penggunaan mengulang suku kata (tanpa membawa aksara sandang), <i>rora </i><img alt="" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAACkAAAAMCAYAAAD/AZRzAAAAsElEQVQ4T8WUQRKAIAhF8zzZqu5/gnZ1n4pmdIhAiKFyq3weHzBtx+l+PNOQa/Z5WVmSRCFxEBchCXnqpLlUSA3uDWAuJwdanfRAAngRhXjNZdpaKSfVubS7BEnJpPZY2/bECMxwm8mI2cIOY70QSIuI1eVI0DTm3vUFcbCWGbMYgd2HPKGQRVzb2lYx3HyfM2nZTAygbTG81ZapdU/vQhantWyWH4MW/Tmk57egndgBM12IhNEtRKEAAAAASUVORK5CYII=" /> atau <i>bebe </i><img alt="" height="20" src="data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAADsAAAAUCAYAAAAz30VQAAABE0lEQVRYR82XQRLCMAhFzXmsK73/CdzpfdQ4g0NJCNAEpEvbwn/54TeW1+c6Jbtul22n6P54LlFYssF6gdbVSgXrCZoK1hs0DSwFrcJWzSke9hTbOMLVEGd7ro2i1cNR6OfqbCQo9BotlhvsP0DBQQ44DJYToHFEOlFoA84FNiJwag9YwGlYXMAaGjPvUhd7tehv3MhQ3V1nZ51ZBcvpsOQBBm5gNVviaDNp9vD9kY6j/X+wmq1gaSIlIweu0VHftWgBd7+wHg0ojGbutTqssHD8LNft3PyflT4TkmsW0VBLMz6j8ML3qv5evQZW44B29ixBZ3lWk9g993ewK0GpY1Lt2QTH311ut7gcKrTORzyHF/ENGDPh+fIV64UAAAAASUVORK5CYII=" width="59" /> .</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRpAg83GcCgF5fLdGO4Abr81u3Gnix3X51_E51NMFxW5tlWCeeF_lwJ6FBPpjEI_87sNFAMUxC3tI1G7VhMXAINmDNd4sLcyDEYFRPGEOt3D6SJ6L0TZc9vs07hoP9zVddkKOGWZFMxxBSAosvfCHYK9ugMz-dIBITzqOe6Oh1qaNAjWD-enYR99o/s1074/Tabel%20Aksara%20Sandang%20Mbojo.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="466" data-original-width="1074" height="187" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRpAg83GcCgF5fLdGO4Abr81u3Gnix3X51_E51NMFxW5tlWCeeF_lwJ6FBPpjEI_87sNFAMUxC3tI1G7VhMXAINmDNd4sLcyDEYFRPGEOt3D6SJ6L0TZc9vs07hoP9zVddkKOGWZFMxxBSAosvfCHYK9ugMz-dIBITzqOe6Oh1qaNAjWD-enYR99o/w429-h187/Tabel%20Aksara%20Sandang%20Mbojo.png" width="429" /></a></div><p></p><p><i>Tanda Baca</i><br />Aksara Mbojo mengenal setidaknya empat tanda baca. Titik dua dan titik tiga berfungsi kurang lebihnya seperti koma atau titik pada aksara Latin yang memisahkan antara satu kalimat/frasa dengan kalimat/frasa yang lain. Sementara itu, titik dua garis berfungsi sebagai pengakhir kalimat. Pendapat lain menyatakan bahwa titik dua garis berfungsi untuk menandai akhir alinea (kumpulan kalimat). Tanda akhir bagian yang berbentuk seperti ketupat berfungsi untuk menandai akhir dari bagian tulisan atau akhir dari keseluruhan tulisan.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGNZPKsJx47aJXa5OYeSE0Fm4HHYhlcssKvfYSrkwx_qgxOVXvpYWQpnAG_wBeV0siIGMBddrxEsPdw6hevSBiyJzLt0ykMaWP-aKBMeQK3PRbdJIlSnu-945h0X3t5EjkNtsA7LnJmahqTo5ak8CNhz5PqdpG-cfzZIccNVLAtPhLwDGCJpr73HM/s1101/Tabel%20Aksara%20Tanda%20Baja%20Mbojo.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="233" data-original-width="1101" height="92" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGNZPKsJx47aJXa5OYeSE0Fm4HHYhlcssKvfYSrkwx_qgxOVXvpYWQpnAG_wBeV0siIGMBddrxEsPdw6hevSBiyJzLt0ykMaWP-aKBMeQK3PRbdJIlSnu-945h0X3t5EjkNtsA7LnJmahqTo5ak8CNhz5PqdpG-cfzZIccNVLAtPhLwDGCJpr73HM/w431-h92/Tabel%20Aksara%20Tanda%20Baja%20Mbojo.png" width="431" /></a></div><p style="text-align: left;"><br />Berikut beberapa contoh penggunaan aksara Mbojo untuk menjelaskan nama-nama peralatan dapur dalam bahasa Mbojo berserta artinya dalam bahasa Indonesia.</p><p style="text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgszBTqLTZCZRC5gRB1EiDWGGTGeSlHEoempb1hUDZwhy-vqH3xkQzhrlfOGryJZL2PRi3Xkwzl8zdqhDrShnN-Ofl0aG_p3nACy1N8rsJngwfgMUalXZwTkNJXCIMUTZzxGuW-yriGgfpy_TdzLAr1TdzRHHz4IlGinK-clV4blP73X7IyA7WJn34/s988/Mbojo%20Peralatan%20Dapur.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="644" data-original-width="988" height="390" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgszBTqLTZCZRC5gRB1EiDWGGTGeSlHEoempb1hUDZwhy-vqH3xkQzhrlfOGryJZL2PRi3Xkwzl8zdqhDrShnN-Ofl0aG_p3nACy1N8rsJngwfgMUalXZwTkNJXCIMUTZzxGuW-yriGgfpy_TdzLAr1TdzRHHz4IlGinK-clV4blP73X7IyA7WJn34/w597-h390/Mbojo%20Peralatan%20Dapur.png" width="597" /></a></p><p><b> <br />Aksara Mbojo Hari ini<br /></b>Saat ini aksara Mbojo mulai dihidupkan kembali melalui beragam program, baik oleh pemerintah maupun kegiatan swadaya masyarakat, mulai dari diterbitkannya buku mengenai warisan aksara Mbojo, bimbingan teknis aksara Mbojo di kalangan pemerintahan dan tenaga pendidikan, perlombaan menulis dalam aksara Mbojo, penulisan aksara Mbojo (diserta aksara Arab-Melayu) di plang-plang jalan di Kota Bima, serta juga rencana untuk memasukkan aksara Mbojo dalam kurikulum lokal di sekolah.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV_b7G0og4EjHaNc9SBYbzpBNIUOy7e9th_c3ousJYOTJvlrAMhQlYlOBSefl58iJR_Q2o_aEnJIm8AOUsXMXD1LGmKrMZajd2x2Cv_j0waGVx1-J_CmrVo26A0_HQov2Y95YJoDSzyTVdp4Jv4pBq4nJTcAYOS0XGrUR_BzZOWHA1W5sNvCMNT78/s1200/Aksara%20Mbojo%20Bima.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="356" data-original-width="1200" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV_b7G0og4EjHaNc9SBYbzpBNIUOy7e9th_c3ousJYOTJvlrAMhQlYlOBSefl58iJR_Q2o_aEnJIm8AOUsXMXD1LGmKrMZajd2x2Cv_j0waGVx1-J_CmrVo26A0_HQov2Y95YJoDSzyTVdp4Jv4pBq4nJTcAYOS0XGrUR_BzZOWHA1W5sNvCMNT78/w640-h190/Aksara%20Mbojo%20Bima.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Kiri</b>: Plang tiga aksara di Kota Bima, menampilkan aksara Latin di paling atas, aksara Jawi-Melayu di tengah dan aksara Mbojo di paling bawah [sumber Facebook Tanao Aksara Mbojo Bima]. Kanan: Aksi vandalisme orang tidak bertanggung jawab mencoret bagian aksara Mbojo pada 2022 [sumber Facebook Dewi Ratna Muchlisa].<br /></td></tr></tbody></table></p><p>Meskipun demikian, tidak semua kalangan menyukai gerakan pelestarian ini. Sebagian kalangan mempunyai sentimen negarif terhadap gerakan penghidupan kembali aksara Mbojo ini; bahkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan sengaja mencoret aksara Mbojo pada sejumlah plang-plang jalan yang sudah terpasang. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi segenap masyarakat Mbojo agar dapat menghargai warisan budaya dengan lebih adil.<b><br /></b></p><p><i>Catatan Kaki</i><br />Prasetya, Sukma Pedana, dkk. 2022. Geografi Kesejarahan Indonesia. Lakeisha.<br />Abubakar, Syukri. <a href="https://www.academia.edu/41037896/AKSARA_BIMA_USAHA_MENEMUKENALI_DAN_MENGEMBANGKANNYA_Syukri_Abubakar" target="_blank">Aksara Bima Usaha Menemukenali dan Mengembangkannya.</a><br /></p><p></p><br />Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-13487706020086439592022-01-07T05:53:00.058-08:002023-03-08T20:59:35.381-08:00Kesalahan Umum dalam Merancang Desain DwibahasaUmumnya masyarakat Indonesia mampu berbicara dalam dua atau tiga bahasa, yakni bahasa daerah tempat mereka tumbuh, bahasa Indonesia yang dipelajari lewat sekolah dan media massa, serta tambahannya ialah bahasa asing, entah itu bahasa Inggris ataupun bahasa asing lainnya. Kenyataan ini sedikit banyak juga tercermin dalam bahasa tulis, sehingga contoh-contoh kedwibahasaan—atau ketribahasaan—dalam dunia desain grafis Indonesia juga tak jarang dijumpai.<div><br /></div><div>Sebuah persoalan kemudian muncul ketika seorang desainer grafis dihadapkan dengan permintaan desain yang harus tersedia dalam dua atau tiga bahasa. Tentu permintaan ini bukanlah permintaan biasa yang umumnya hanya terdiri dari satu bahasa saja, mungkin hanya bahasa Indonesia atau hanya bahasa Inggris. Banyak desainer grafis kemudian memperlakukan tulisan yang berbeda bahasa ini selayaknya suatu bahasa yang sama. Hal ini bisa jadi memunculkan rancangan-rancangan yang wagu dan kurang sedap dibaca. Sejumlah kesalahan umum yang dilakukan dalam merancang desain dwibahasa dan bagaimana kiat menghindarinya akan diuraikan dalam paparan-paparan kilat berikut.</div><div><br /></div><div><b>Menggunakan Tanda Kurung</b></div><div>Sebagian desain grafis menggunakan tanda kurung atau tanda baca lainnya (biasanya tanda miring / atau tanda pisah -) untuk menyekat bahasa kedua, sehingga terlihat terpisah dari bahasa utama. Hal ini merupakan kesalahan lumrah yang barangkali terbawa dari kebiasaan-kebiasaan penulisan dokumen. Atau, desainer grafis melihat permintaan desain dengan tulisan isi yang masih mentah menggunakan tanda kurung tersebut. Lantas ia meneruskan penggunaannya pada media desain yang lain untuk keperluan pampangan (display) yang sesungguhnya mempunyai kebiasaan tata letak agak berbeda. </div><div><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihD2kXczkxtoMvriWx-8b_oSqESv8f8OOp5Qlfc3VOGkOA0hWzCzXzzzCwYphJnayKUrWOxn4youlBDJi8r3WBsHrAdmCHQV0iYEOIo5Rs75A5E7JV1z4-GjHfUn_K5dHJJpuTSs9cVeex4mx-qJ2aY-kWH-Gqx7waC3TLo6n6Ff-r_nPayEzM9hY/s1200/Keberangkatan%20Departure.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="356" data-original-width="1200" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihD2kXczkxtoMvriWx-8b_oSqESv8f8OOp5Qlfc3VOGkOA0hWzCzXzzzCwYphJnayKUrWOxn4youlBDJi8r3WBsHrAdmCHQV0iYEOIo5Rs75A5E7JV1z4-GjHfUn_K5dHJJpuTSs9cVeex4mx-qJ2aY-kWH-Gqx7waC3TLo6n6Ff-r_nPayEzM9hY/w735-h218/Keberangkatan%20Departure.png" width="735" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Kiri</b>: Gerbang keberangkatan Bandara Halim Perdana Kusuma via <a href="https://www.beritatrans.com/artikel/212111/Bandara-Halim-Perdanakusuma-Ramai-Penumpang/" target="_blank">BeritaTrans</a>. <b>Kiri</b>: Gerbang Keberangkatan Bandara Lombok via <a href="https://travel.detik.com/fototravel/d-5990955/60-ribu-penonton-motogp-bandara-lombok-kian-sibuk" target="_blank">Detik</a>.</td></tr></tbody></table><div>Untuk menunjukkan bahwa kedua tulisan adalah bahasa yang berbeda, cara yang bisa ditempuh cukup sebatas pemberian ruang kosong di antaranya keduanya, pembedaan letak, pembedaan gelap-terang yang halus, pembedaan warna, atau pembedaan format tipografi tulisan. Garis tipis kadang juga bisa dimanfaatkan untuk memberi jarak yang jelas antarbahasa. Hal ini utamanya penting untuk pembuatan papan tanda yang bersifat kedaruratan yang butuh dibaca dengan cepat; juga ketika kedua bahasa yang ditampilkan menggunakan aksara yang sama, misalkan bahasa Indonesia dan bahasa Belanda sama-sama menggunakan aksara Latin.</div><div><br /></div><div><b>Tidak Menampilkan Hubungan Antarbahasa yang Sesuai</b></div><div>Menampilkan bahasa-bahasa yang berbeda pada sebuah bidang desain biasanya terkikat oleh peraturan tertentu, baik dalam tingkat nasional maupun regional. Desainer grafis umumnya harus memproduksi rancangan yang sesuai dengan aturan-aturan itu.</div><div><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsIZyyL3phoHnzK6Klysc9kLmFqk1Aq0BrLzTOYEFGIISZu9BqnkidyOBfTcOFMinQznBqlZlgX6jJQBjaogT8xd6TKGAQr7HeTUtOZex4vyUSfBlmbvtiASUJNO7HwscWm4QPt628FdBIEFSpKkgZY06u0eh4FnPaa0seYZY5PoZ_Uy4G_ZPdenw/s999/Bali-Brunei.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="296" data-original-width="999" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsIZyyL3phoHnzK6Klysc9kLmFqk1Aq0BrLzTOYEFGIISZu9BqnkidyOBfTcOFMinQznBqlZlgX6jJQBjaogT8xd6TKGAQr7HeTUtOZex4vyUSfBlmbvtiASUJNO7HwscWm4QPt628FdBIEFSpKkgZY06u0eh4FnPaa0seYZY5PoZ_Uy4G_ZPdenw/w667-h199/Bali-Brunei.png" width="667" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Kiri</b>: Plang Bank BRI di Bali. <b>Kanan</b>: Papan nama toko KFC di Brunei.</td></tr></tbody></table><div><i>Menampilkan Jenjang</i></div><div>Banyak negara yang memiliki bahasa-bahasa yang beraneka ragam memiliki aturan bahasa yang ketat. Sebagai contoh di Indonesia, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia untuk keperluan iklan, papan tanda dll. yang dapat didampingi dengan kehadiran bahasa daerah atau bahasa asing, sehingga kehadiran materi desain dalam bahasa daerah atau bahasa asing saja menjadi tidak sesuai dengan peraturan tersebut. Di Brunei Darussalam, aksara Jawi wajib dicantumkan di papan tanda, plang toko, dll. dalam ukuran yang lebih besar daripada aksara Latin, dengan warna yang lebih jelas daripada aksara Latin dan diletakkan di atas aksara Latin. Hal ini seakan hendak mengukuhkan kedudukan bahasa Melayu-Jawi di atas bahasa asing Inggris-Latin. Hal itu memiliki kemiripan dengan peraturan daerah di Bali yang mewajibkan penggunaan serta peletakan aksara Bali di atas aksara Latin pada papan nama kantor dan fasilitas umum, sekalipun ukuran tulisan masih bisa dikompromikan selama masih tampak berimbang satu sama lain.</div><div><br /></div><div><i>Menampilkan Kesetaraan</i></div><div>Ada kalanya, bahasa-bahasa dalam suatu wilayah diatur agar memiliki kedudukan yang kurang lebih setara, seperti bagaimana kebijakan bahasa Singapura (bahasa Inggris, bahasa Melayu, bahasa Tamil, dan bahasa Tionghoa) atau kebijakan bahasa Selandia Baru (bahasa Inggris dan bahasa Maori). Kesetaraan ini juga harus diwujudkan dalam desain grafis. Pengaturan format teks yang berbeda akan menimbulkan kesan bahwa salah satu bahasa dianggap lebih unggul daripada bahasa yang lain. Misalnya, orang akan menganggap suatu desain tidak adil jika pilihan bahasa Inggris dicetak tebal (sehingga lebih menonjol), sedangkan pilihan bahasa Maori dicetak tipis (sehingga kurang menonjol). Hal itu bisa dianggap mengisyaratkan adanya upaya mengesamping hak ekspresi kebudayaan suatu komunitas di atas komunitas lainnya. Oleh sebab itu, kedua tampilan bahasa harus diformat secara sama baik dari segi ukuran, gelap-terang, pemilihan fontasi, dll. bahkan penataan teks yang direkomendasikan ialah secara sejajar menyamping, bukan menurun. </div><div><br /></div><div><b>Masalah Keterbatasan Area Rancangan</b><br />Salah satu momok dalam mendesain sesuatu adalah keterbatasan area rancangan. Desainer grafis perlu mencoba-coba berbagai cara untuk memberikan titik temu paling masuk akal antara permintaan desain, luas area rancangan, dan konsistensi dari keseluruhan gaya dan gagasan desain. Banyak contoh desain yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari telah mengorbankan salah satu unsurnya sehingga tampak kurang memanjakan mata. Satu yang paling umum adalah ‘menggeprek’ teks demi mengepaskan tulisan dengan area rancangan yang tersedia sehingga proporsi bawaannya menjadi penyok tidak keruan.</div><div><br /></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVMsPPixuHW3vrDzlj_avCC5wGUdSmrNAa8VkGuL5ViKDSXdYPsqYExVAoAmv84ZRehdmTFLLPK0h1jT8xhumchqV1kcWQkSrvVqzNlwovqVVpsp_Jt7ip74JUzeZuYB8MRQsNfCguMTiMlpBCiCx59TeU-DXJlG3TRgjoZ1r4qaEbvkIgK0shEkA/s1200/Diagram%20Naraaksara%20Area-Tulisan-Gaya.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="1200" height="363" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVMsPPixuHW3vrDzlj_avCC5wGUdSmrNAa8VkGuL5ViKDSXdYPsqYExVAoAmv84ZRehdmTFLLPK0h1jT8xhumchqV1kcWQkSrvVqzNlwovqVVpsp_Jt7ip74JUzeZuYB8MRQsNfCguMTiMlpBCiCx59TeU-DXJlG3TRgjoZ1r4qaEbvkIgK0shEkA/w378-h363/Diagram%20Naraaksara%20Area-Tulisan-Gaya.png" width="378" /></a></div><br /><div>Setidaknya terdapat tiga unsur yang patut Anda seimbangkan ketika merancang desain multibahasa: (1) tulisan isi dari permintaan desain, (2) luas area rancangan yang tersedia, dan (3) konsistensi terhadap gaya desain. Upaya-upaya yang mungkin bisa ditempuh ketika menjumpai permasalahan keterbatasan ini berangkat pada tiga unsur tersebut dan pemilihan unsur apa yang paling masuk akal untuk ‘dikorbankan’ alias dikompromikan.</div><div><br /></div><div><b>Perbedaan Gaya Fontasi Antaraksara</b></div><div>Ketika bekerja dengan desain dwibahasa, tak jarang kita berhadapan dengan desain dwiaksara pula. Desainer-desainer grafis di Yogyakarta dan Bali mungkin lebih berpengalaman berhadapan dengan rancangan dwiaksara ketimbang daerah-daerah lain di Indonesia, sebab penggunaan kembali aksara Jawa dan aksara Bali sedang digencarkan.</div><div><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b5/DangerKeepOut.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="533" data-original-width="800" height="426" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b5/DangerKeepOut.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu contoh papan peringatan yang baik dengan masing-masing aksaranya (Latin-Tionghoa-Tamil) memiliki gaya yang setipe, yaitu berkesan modern, tanpa kontras atau ciri-ciri kaligrafis. Walaupun mungkin beberapa tulisan tampak sedikit penyet.<br /></td></tr></tbody></table><div>Satu hal yang mungkin menjadi sandungan ketika melakukan rancangan-rancangan dwiaksara adalah tidak adanya banyak gaya yang tersedia untuk aksara-aksara daerah. Satu contoh saja, di Bali terdapat banyak materi dwiaksara. Tulisan bahasa Indonesia beraksara Latin banyak dicetak dalam fontasi bergaya nirkait, sebut saja Helvetica, yang mampu memberikan kesan modern, tetapi fontasi aksara Bali kebanyakan hanya tersedia dalam gaya kaligrafisnya saja sehingga ketika keduanya dipadukan visualnya terasa sedikit timpang. Seakan-akan bahasa yang beraksara Latin pembawa kemodernan dan aksara Bali tetap tinggal di dunia tradisi. Hal itu sah-sah saja jika memang ingin memberi kesan etnik dengan menyorot identitas adat dan kesenian turun-temurun. Akan tetapi, jika digunakan untuk reklame rumah makan cepat saji kekinian atau papan nama perkantoran, tentu ada keputusan desain yang lebih baik daripada itu. Untung saja dalam satu dasawarsa ini, semakin banyak fontasi bergaya modern yang lahir, misalnya Noto Sans Balinese generasi kedua, dan boleh digunakan oleh sesiapa saja.</div><div><br /></div><div><b>Komputer Tidak Mendukung Aksara Tertentu</b></div><div>Tentu tofu—alias tahu—lambang <b></b> adalah mimpi buruk bagi mereka yang mendesain dwiaksara, atau sekedar sama-sama aksara Latin tetapi menggunakan diakritik khusus seperti â (a caping) dalam bahasa Madura atau ŵ (w caping) dalam bahasa Nias. Lambang tersebut berarti fontasi yang digunakan tidak memiliki karakter atau aksara tersebut. Oleh karena itu, seorang desainer juga harus memberikan perhatian dalam proses cetak atau pembuatan materi dwibahasa, apakah tulisan-tulisan khususnya akan dikerjakan dengan tepat di tempat percetakan.</div>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-29741060257916547612021-12-04T00:17:00.010-08:002022-12-04T00:43:04.276-08:00Alat Alih Aksara<p>Banyak pemerhati aksara Nusantara telah mengembangkan beragam alat pengalih aksara atau alat konversi daring yang dapat digunakan secara bebas. Umumnya, alat-alat ini akan membantu penggunanya mengonversi kalimat beraksara Latin ke dalam aksara daerah Nusantara atau sebaliknya.</p><p>Alat konversi aksara Nusantara merupakan salah satu pokok penting dalam pelestarian dan pemajuan aksara Nusantara yang saat ini keadaannya tidak terlalu bersinar. Orang awam dapat menggunakan dan menyebarkan penggunaan aksara daerah ke masyarakat luas. Walaupun demikian, satu hal yang menjadi catatan yaitu bahwa alat konversi daring ini kemungkinan akan membuat galat sehingga penggunanya harus memiliki pengetahuan dasar tentang tata tulis suatu aksara untuk dapat memeriksanya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIHE6-zMjy0aPWNK13FbCxgz2VJEZJRWYQMqVOKXuYaA83GoyXNPInhVS0CpeXINEASyeNikL-9wiHGNz1Wa5gChvngO_VTdnyqIVP5OfP3WOhSjM_lArV7QNfYj-hSvBf1Glz2HLnFlGc0lgQSmKYdym4sQQKO2z0sROuJzj1WkS5s31lcR6uLj0/s1541/Nusantara.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="1541" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIHE6-zMjy0aPWNK13FbCxgz2VJEZJRWYQMqVOKXuYaA83GoyXNPInhVS0CpeXINEASyeNikL-9wiHGNz1Wa5gChvngO_VTdnyqIVP5OfP3WOhSjM_lArV7QNfYj-hSvBf1Glz2HLnFlGc0lgQSmKYdym4sQQKO2z0sROuJzj1WkS5s31lcR6uLj0/w682-h177/Nusantara.png" width="682" /></a></div><p></p><p><b>Aneka Aksara</b><br /><i>Transkara </i>adalah alat pengalih aksara yang dikembangkan oleh Merajut Indonesia yang menyediakan konversi lima aksara daerah sekaligus, yakni Sunda, Jawa, Bali, Batak dan Rejang.</p><p>Kunjungi Transkara di:<br /><a href="http://merajutindonesia.id/transkara">merajutindonesia.id/transkara</a></p><p><b>Aksara Sunda</b><br />Konversi aksara Sunda dalam situs Kairaga dikembangkan oleh Dian Tresna Nugraha. <a href="http://www.kairaga.com/font-sunda/konversi-otomatis/">www.kairaga.com/font-sunda/konversi-otomatis/</a></p><p>Konvérsi Aksara Latin - Aksara Sunda<br /><a href="http://konversiaksarasunda.blogspot.com/">konversiaksarasunda.blogspot.com/</a></p><p>Penerjemah Aksara Sunda Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia<br /><a href="http://ir.cs.ui.ac.id/aksarasunda/">ir.cs.ui.ac.id/aksarasunda/</a></p><p><b>Aksara Jawa</b><br />Nulisa Aksara Jawa oleh Benny Lin<br /><a href="http://bennylin.github.io/transliterasijawa/">bennylin.github.io/transliterasijawa/</a></p><p>Salin Saja oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta<br /><a href="http://kongresaksarajawa.id/salinsaja/">kongresaksarajawa.id/salinsaja/</a></p><p><b>Aksara Bali</b><br />NulisBali oleh oleh tim STIKI Indonesia<br /><a href="http://nulisbali.stiki-indonesia.ac.id/">nulisbali.stiki-indonesia.ac.id/</a></p><p>Nulisa Aksara Bali oleh Benny Lin<br /><a href="http://bennylin.github.io/transliterasi/bali.html">bennylin.github.io/transliterasi/bali.html</a></p><p><b>Aksara Batak</b><br />Transliterasi Aksara Batak (Toba, Simalungun, Angkola-Mandailing, Karo, Pakpak-Dairi) oleh Benny Lin<br /><a href="http://bennylin.github.io/transliterasi/batak.html">bennylin.github.io/transliterasi/batak.html</a></p><p><b>Aksara Rejang</b><br />Translator Aksara Rejang oleh Kompiwin<br /><a href="http://www.kompiwin.com/translate-aksara/rejang/">www.kompiwin.com/translate-aksara/rejang/</a></p><p><b>Aksara Lontara</b><br />Transliterasi Aksara Bugis oleh Benny Lin<br /><a href="http://bennylin.github.io/transliterasi/bugis.html">bennylin.github.io/transliterasi/bugis.html</a></p><p>Lontara Translator oleh LingoJam<br /><a href="http://lingojam.com/Lontara">lingojam.com/Lontara</a></p><p><b>Aksara Lampung</b><br />Transliterasi aksara Lampung oleh Meizano Ardhi Muhammad juga terintegrasi dengan kamus bahasa Lampung-bahasa Indonesia.<br /><a href="http://meizano.github.io/lampung/">meizano.github.io/lampung/</a></p><p><b>Aksara Turunan Arab</b><br />Ejawi Transliteration Software Online<br /><a href="http://www.ejawi.net/converterV2.php">www.ejawi.net/converterV2.php</a> </p><p>Pegonizer dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Indonesia<br /><a href="http://pjj.cs.ui.ac.id/">pjj.cs.ui.ac.id/</a><br /></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-72409780527970266992021-11-08T04:15:00.005-08:002022-11-10T06:54:56.015-08:00Jenis-jenis Teknik Cetak<p>Cetak sebagai sebuah upaya memperbanyak suatu tulisan telah dikenal umat manusia setidaknya sejak enam abad lalu. Namun demikian, hakikat mengecapkan suatu permukaan ke permukaan lain untuk menciptakan kesan tiruan telah dikenal jauh sebelum itu. Orang-orang purba telah mengecapkan tangan mereka ke dinding gua. Kemaharajaan-kemaharajaan kuno membuat mohor untuk mengabsahkan perintah atau berita. Cara-cara yang demikian lambat laun berkembang menjadi berbagai teknik cetak yang kita kenal seperti sekarang.
<br />
<br />
<b>Cetak tinggi</b><br />
Cetak tinggi (bahasa Belanda: <i>hoogdruk</i>, bahasa Inggris: <i>relief printing</i>) adalah salah satu teknik cetak tertua yang memanfaatkan perbedaan tinggi-rendah suatu acuan. Dalam teknik ini, permukaan yang menonjol atau yang tinggi untuk tinta atau pewarna lainnya. Permukaan ini kemudian dicapkan pada permukaan lainnya sehingga menimbulkan kesan cerminan. Cara kerja yang sama juga digunakan pada penggunaan cap atau stempel yang sering kita jumpai.
<br />
<br />
Cetak tinggi memiliki banyak subteknik yang biasanya dibedakan dari bahan acuannya, beberapa di antaranya cukil kayu, cukil logam, cukil lino, dan sebagian penerapan dari cetak tumbuhan (<i>ecoprint</i>). Mesin cetak huruf lepas yang pertama kali dikembangkan di Asia Timur dan Eropa juga menggunakan cara kerja cetak tinggi. Begitu pula dengan batik cap yang memanfaatkan logam sejenis stempel yang mampu mentransfer desain ke permukaan kain.</p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fc/Banknote_portrait_pattern_(Intaglio_print%2C_tactile_effect).jpg/640px-Banknote_portrait_pattern_(Intaglio_print%2C_tactile_effect).jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="478" data-original-width="640" height="478" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fc/Banknote_portrait_pattern_(Intaglio_print%2C_tactile_effect).jpg/640px-Banknote_portrait_pattern_(Intaglio_print%2C_tactile_effect).jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Detail gambar pada mata uang yang dicetak menggunakan teknik cetak dalam.<br /></td></tr></tbody></table><p><br />
<b>Cetak dalam
</b><br />
Cetak dalam atau kadang juga disebut cetak rendah (bahasa Belanda: <i>diepdruk</i>, bahasa Inggris: <i>intaglio</i>) adalah kebalikan dari teknik cetak tinggi. Cetak rendah memanfaatkan ceruk atau sisi dalam untuk menampung tinta. Ceruk ini bekerja layaknya kantong yang akan mentransfer tintanya ketika ditempelkan ke permukaan lain, seperti kertas atau kain. Cetak dalam terbagi menjadi beberapa subteknik di antaranya, etsa yang memanfaatkan cara-cara kimiawi dan gravir yang memanfaatkan cara mekanis selayaknya mengukir atau memahat.
<br />
<br />
<b>Cetak datar
</b><br />
Cetak datar (bahasa Belanda: <i>vlakdruk</i>, bahasa Inggris: <i>planographic printing</i>) adalah teknik cetak yang menggunakan permukaan datar untuk mencetak tulisan atau gambar. Hal ini membedakannya dengan cetak tinggi maupun cetak rendah yang memanfaatkan perbedaan ketinggian permukaan cetakan. Subteknik paling terkenal dari cetak datar adalah cetak batu atau litografi. Cetak batu tradisional memanfaatkan daya tolak-menolak antara air dan minyak dalam prosesnya. Sementara itu, cetak batu modern biasanya dikombinasikan dalam proses cetak ofset dengan memanfaatkan cara kerja serupa.
<br />
<br />
<b>Cetak saring
</b><br />
Cetak saring (bahasa Belanda: <i>zeefdruk</i>, bahasa Inggris: <i>serigraphy</i>) adalah teknik cetak yang memanfaatkan tingkat kerapatan dan kerenggangan bahan tertentu, biasanya poliester atau secara tradisional sutra, untuk menyaring tinta. Bahan penyaring ini sebelumnya telah “dilubangi” terlebih dahulu untuk melancarkan tinta melewati penyaring sehingga dapat mencetak desain pada permukaan yang dikehendaki. Orang Indonesia biasa menyebut teknik ini dengan istilah sablon yang maknanya telah bergeser dari kata sumber bahasa Belandanya <i>sjabloon </i>yang lebih dekat dengan stensil. Stensil sendiri ada kalanya juga dihubungkan dengan teknik cetak saring ini sebagaimana keduanya memiliki kemiripan cara kerja.
<br />
<b><br />
Cetak fotografis
</b><br />
Cetak fotografis adalah teknik cetak yang memanfaatkan bahan-bahan kimia yang peka terhadap cahaya. Teknik ini berkembang utamanya dalam dunia fotografi, meskipun cara kerjanya mungkin ditemui juga dalam ranah cetak lain seperti <i>phototypesetting </i>dan <i>photogravure</i>.
<br />
<br />
<b>Cetak digital
</b><br />
Cetak digital adalah perkembangan mutakhir dari teknologi percetakan dan digunakan secara meluas di dunia modern. Cetak digital memiliki ciri-ciri mampu mencetak berkas digital secara langsung ke berbagai macam media, tanpa memerlukan pembuatan plat atau acuan terlebih dahulu. Contoh paling umum yang sering kita jumpai sehari-hari adalah mesin cetak meja (<i>desktop printer</i>).
<br />
<br />
Cetak digital memiliki sejumlah kelemahan, salah satunya yaitu prosesnya yang relatif memakan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan jenis teknik cetak lain, seperti cetak ofset. Akan tetapi, cetak digital lebih efesien untuk pekerjaan dengan jumlah cetak sedikit, seperti <i>print-on-demand</i>, karena tidak membutuhkan pembuatan plat cetak terlebih dahulu yang mungkin memakan biaya besar.
<br />
<b><br />
Cetak tunggal
</b><br />
Cetak tunggal (bahasa Belanda: <i>monodruk</i>, bahasa Inggris: <i>monoprint</i>) berseberangan dengan tujuan cetak-mencetak yang menghendaki penggandaan tulisan atau gambar sebanyak mungkin. Sesuai dengan namanya, cetak tunggal bertujuan hanya menghasilkan satu hasil cetakan unik saja untuk setiap sumber cetakannya. Cetak tunggal digunakan lebih untuk keperluan ekspresi berkesenian daripada fungsi praktisnya.
<br />
<br />
Cetak tunggal bukanlah teknik cetak tersendiri, sehingga dalam pembuatannya menerapkan teknik cetak lainnya, seperti cetak datar, cetak tinggi atau cetak rendah.
<br />
</p><br /><p></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-86278694888654326642021-10-10T01:18:00.021-07:002022-05-21T21:05:33.339-07:00Tanda dan Makna dalam Tipografi<p>Orang-orang mulai menyadari bahwa tipografi lebih dari sekadar rangkaian huruf-huruf. Walaupun demikian, menjalaskan hal tersebut tidak selalu mudah. Banyak yang telah berusaha menjabarkan pengalaman seseorang ketika memaknai sebuah karya tipografis. Pembagiannya umumnya meliputi pemaknaan bahasa, yakni kata-kata yang tertulis dengan sebuah karya tipografis, dan pemaknaan rupa, yang relatif lebih jarang, yakni nuansa rasa yang ditangkap dari perbedaan bentuk rancangan huruf.</p><p>Akademikus dan praktikus mungkin memiliki istilah-istilah yang berbeda untuk menamai dua hal tadi. Perbedaan-perbedaan ini dapat dimaklumkan sebab penulis dan perancang yang bersinggungan dengan bidang tipografi tumbuh dari berbagai latar belakang: juru cetak, desainer grafis, pengamat, seniman leter, semiotikawan, atau pakar komunikasi. Ragam istilah yang lahir pun bermacam-macam dengan arti yang mirip-mirip atau sedikit berbeda.</p><p>Surianto Rustan dalam <i>Huruf Font Tipografi </i>(2010) menggunakan perumpamaan tubuh/fisik dan jiwa/non-fisik untuk menggambarkan dua ranah pemaknaan tipografi ini. Aspek tubuh berkutat pada bentuk, anatomi, dan segi optis huruf, sehingga pemaknaannya bersifat rasional, objektif, dan umum. Sementara itu jika ditelisik dari aspek jiwa, huruf dilihat sebagai hal yang memiliki kepribadian, seperti feminin atau maskulin, serius atau main-main dan lain sebagainya. Hal ini membuat pemaknaan bentuk huruf bersifat naluriah, subjektif, dan personal.</p><p>Istilah serupa juga digunakan oleh Gavin Ambrose dan Paul Harris dalam <i>The Fundamentals of Graphic Design</i> (2009). Di sana, Ambrose menggunakan istilah makna denotatif untuk menyebut aspek visual yang dapat dipahami secara langsung dan umum; serta makna kognitif untuk menyebut aspek visual yang hanya dapat dipahami jika pemirsanya membawa pengetahuan tentang bentuk huruf tertentu. Makna kognitif melampaui makna denotatif yang gamblang dan dasar. Dalam kajian linguistik, istilah denotatif sering disebut sebagai makna kamus atau makna pertama, sedangkan untuk menyebut makna selanjutnya atau makna tambahan digunakan istilah konotatif. Pemaknaan pertama dan pemaknaan kedua pada karya tipografis ini sebenarnya bisa sejalan dengan konsep denotasi dan konotasi yang akrab dalam keilmuan bahasa.</p><p>Sementara itu, Bellantoni dan Woolman dalam<i> Type in Motion – Innovations in Digital Graphics</i> (2000) membagi pemaknaan karya tipografis menjadi dua jenjang, yakni citraan kata “word image” dan citraan tipografis “typographic image”. Citraan kata berhubungan dengan sisi kebahasaan dari sebuah karya tipografis, sedangkan citraan tipografis berfokus pada pemaknaan kesan bentuk huruf. Pendapat ini menarik karena telah menyadari hubungan kepaduan antara teks dan gambar, namun ia belum memberikan ruang bagi dua tingkat pemaknaan pada masing-masing unsur pembentuknya. Dalam artian, baik aspek bahasa dan aspek rupa dari karya tipografis sama-sama memiliki potensi untuk dimaknai secara denotatif dan konotatif.</p><p>Menerangkan hubungan dwitunggal antara bahasa (<i>text</i>) dan rupa (<i>image</i>) pada sebuah karya tipografis adalah hal pertama yang harus dipertimbangkan sebelum mencoba memaknai tipografi secara denotatif dan konotatif. Tipografi hakikatnya terdiri dari segi kebahasaan dan segi kerupaan yang masing-masingnya memiliki potensi makna denotatif dan konotatifnya tersendiri. Baik keduanya maupun salah satunya dapat digali berdasar keperluan dan pengetahuan orang-orang yang melihatnya.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC2NYtZmrSpjQMJP9AChszKnqs5dksEIRlvsFiUoeiJ98otKq4fpUY-hV7-usDn4lgaDRL61rti7u4V3dCMwOZqWkd2wHq_ogh1ovN3lKmXnqb8iKeKcMMdj0khDQTQRreK82GfP7qVX_zvj_UfaTONTezBdcqh41_yH0noo7tQuq6aQsKCwNhSwo/s1000/Tanda%20dan%20Makna%20Tipografi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="493" data-original-width="1000" height="316" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC2NYtZmrSpjQMJP9AChszKnqs5dksEIRlvsFiUoeiJ98otKq4fpUY-hV7-usDn4lgaDRL61rti7u4V3dCMwOZqWkd2wHq_ogh1ovN3lKmXnqb8iKeKcMMdj0khDQTQRreK82GfP7qVX_zvj_UfaTONTezBdcqh41_yH0noo7tQuq6aQsKCwNhSwo/w640-h316/Tanda%20dan%20Makna%20Tipografi.png" width="640" /></a></div><br />Denotasi dari sebuah karya tipografis (segi kebahasaan) adalah makna harfiah kata atau kalimat itu sendiri, sementara konotasinya adalah pertambahan makna yang dirasakan pembaca terhadap pernyataan tersebut. Hal ini biasa dibahas dalam ranah linguistik dan sastra. Pengkajian puisi dan novel, sekalipun sesungguhnya melakukan pembacaan terhadap karya tipografis berupa buku cetakan, mengeliminasi kemungkinan pemaknaan dari sisi rupawi bentuk huruf yang dipakai. Tidak peduli sebuah puisi dicetak dalam Georgia atau Verdana, makna bahasanya adalah satu-satunya yang berkepentingan.<p></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh-tmjuyOWabTCvJNBI5szM-CLBPzUw0Y39QvSvgjw7yeIj2ZkAX-NMiQcBJySYIKARH483BpsnLxEmQgEYR9-5m2THyVQKHFw1G7aDgvCLoUum5t_xVcHIJIp1dXViFOOGHxFt19PKeW26Y-t_M7fhVv3Kr0oL4tLEhAJbRgMxDfuIchrw7ZGJOc/s900/glif%20grafem%20tipografi.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="900" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh-tmjuyOWabTCvJNBI5szM-CLBPzUw0Y39QvSvgjw7yeIj2ZkAX-NMiQcBJySYIKARH483BpsnLxEmQgEYR9-5m2THyVQKHFw1G7aDgvCLoUum5t_xVcHIJIp1dXViFOOGHxFt19PKeW26Y-t_M7fhVv3Kr0oL4tLEhAJbRgMxDfuIchrw7ZGJOc/w640-h280/glif%20grafem%20tipografi.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />Perbedaan rancangan berbagai glif 'a' dapat dimaknai secara denotatif hanya sebagai grafem 'a' saja.<br /></td></tr></tbody></table><p></p><p>Sedangkan denotasi pada sebuah karya tipografis (segi kerupaan) adalah sesusunan glif-glif beserta fitur-fitur tipografisnya yang menurut penglihatan manusia dikenali sebagai aksara. Pengalaman ini menjadi kian jernih ketika kita menemui teks dalam aksara yang tidak bisa kita baca dan bahasa yang tidak kita ketahui, semisal saat melihat tulisan beraksara Malayalam atau Rusia. Kenyataan visual yang kita tangkap ketika melihat teks tersebut adalah aspek denotasi dari segi kerupaan dalam sebuah karya tipografis. Sementara itu, aspek konotasinya adalah pertambahan makna akibat pengamatan lanjutan terhadap penstiliran aksara baik secara satu per satu hurufnya maupun keseluruhan rangkaian pada konteks tertentu. Perbedaan-perbedaan ragawi antara fontasi Comic Sans dan Bodoni, misalnya, dapat memantik makna yang berbeda pula sekalipun digunakan untuk menuliskan rentetan huruf-huruf yang sama. Hal inilah yang membuat fontasi kerap dianggap memiliki kepribadian yang beraneka rupa bahkan sebelum digunakan untuk menuliskan kata-kata.</p><p>Hubungan antara aspek kebahasaan dan kerupaan dalam tipografi akan dianggap selaras ketika makna kebahasaan berhasil dipertegas dengan penggunaan gaya tipografi tertentu yang dianggap sesuai. Kesesuaian ini kebanyakan didasari oleh metonimia, yakni bagaimana suatu gagasan berhubungan dengan gagasan lain yang dianggap dekat atau sekelompok. Misalnya, tipografi rumah makan Padang dirancang sedemikian rupa sehingga mirip dengan bentuk rumah gadang dengan kedua ujungnya yang lancip. Rumah gadang adalah metonimia dari gagasan tentang budaya Minangkabau secara keseluruhan. Contoh lainnya lagi, tipografi promosi pariwisata Wonderful Indonesia dirancang dengan luwes tanpa potongan-potongan tajam. Keluwesan bentuk huruf ini bisa dimaknai sebagai kehalusan, yaitu metonimia dari gagasan ideal (pariwisata) Indonesia yang ramah dan lemah lembut.</p><p>Ironi akan tercipta ketika aspek kebahasaan dan kerupaan dalam karya tipografis dianggap tidak selaras. Sebagai contoh, pesan cinta bertuliskan ‘<i>Aku sayang kamu</i>’ tetapi disetel dengan fontasi Chiller yang bernuansa seram; atau jersi olahraga tetapi menggunakan fontasi Chopin Script yang halus dan melekuk-lekuk. Meski pada umumnya hal ini akan membuat kebingungan dan kesalahpahaman dalam menangkap pesan yang akan disampaikan, ironi dalam tipografi dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan yang sengaja digunakan untuk menantang konstruksi sosial atau tren arustama. Sebagai contoh, banyak kelompok musik metal menggunakan gaya huruf patah (<i>blackletter</i>) yang sesungguhnya berasal dari dunia tradisi agama Katolik. Hal ini mungkin bisa dimaknai sebagai upaya mendobrak, sekaligus mendesakralisasi, simbol-simbol agama.</p><p>Pemaknaan konotatif seringkali ditekan dalam keperluan teks yang lebih panjang, seperti buku atau koran, atau teks yang dicetak dalam ukuran lebih kecil, seperti label nilai gizi dan instruksi pemakaian; tulisan dikembalikan ke fungsinya yang paling dasar, yakni hanya untuk dibaca. Meskipun demikian, jika kita melihat pada cakupan yang lebih luas, segi konotatif dari karya tipografis tidak bisa benar-benar diabaikan. Utamanya ketika berurusan dengan dunia pencitraan merek, divisi seni kreatif di balik perusahaan-perusahaan besar memikirkan matang-matang jenis huruf apa yang akan mereka pakai. Huruf, sampai pada tahap tertentu, turut menunjang kepribadian korporat yang sengaja disusun sedemikian rupa sebelum ditampilkan ke hadapan publik.</p><p>Sejumlah desainer huruf diketahui berlomba-lomba untuk menciptakan fontasi-fontasi yang dianggap netral, kering akan kepribadian, seperti Helvetica atau Univers, untuk melayani keperluan pragmatis umat manusia untuk membaca, tanpa agenda memaknai perbedaan dan penggayaan bentuk-bentuk hurufnya. Lantas apakah kemudian upaya ini berhasil? Pada kurun waktu tertentu barangkali iya, tetapi nantinya juga tidak akan bisa melepaskan diri dari jerat pemaknaan konotatif. Huruf-huruf yang dibuat akan tertaut minimal dengan era saat huruf tersebut diciptakan. Helvetica dan kawan-kawan sezamannya yang digadang-gadang menjadi huruf modern yang tak bakal lekang oleh waktu, baru-baru ini juga mulai tergeser dengan banjirnya huruf-huruf nirkait bergaya geometris. Apa yang baru kemudian membuat apa yang lama tidak lagi dipandang sama. Mengganti logo Google dan Spotify pada hari ini dengan Helvetica misalnya, tidak lagi akan dianggap semodern pertama kali huruf ini diperkenalkan.</p><p>Denotasi dan konotasi adalah dua sisi yang berbeda dari satu koin yang sama. Jika seseorang tidak membalik koin tersebut tidak berarti sisi yang lain tidak berwujud. Memaknai tipografi mungkin sedikit sukar bagi mereka yang tidak berkecimpung di bidang desain atau tidak biasa mengamati visual-visual yang remeh-temeh, namun menangkap rasa yang ditimbulkan dari melihat tipografi berlangsung begitu cepat dan seseorang tidak harus membahasakannya terlebih dahulu untuk memahaminya.</p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-31336812418354332632021-09-14T17:00:00.002-07:002021-11-14T21:36:27.522-08:00Reka Bentuk Otomatis di Birdfont untuk Fontasi Pertama Anda<p>Birdfont merupakan salah satu peranti lunak pembuatan fontasi yang tersedia di mayantara. Peranti ini mendukung beberapa format, yakni TTF, OTF, dan fontasi berbasis SVG. Alat yang tersedia bebas melalui situs web <a href="http://birdfont.org" target="_blank">birdfont.org</a> ini terbilang cukup mudah dan mungkin akan membantu membuat fontasi pertama Anda yang unik dan simpel.</p><p>Selain memiliki fitur gambar langsung di area kerja, Birdfont juga memungkinkan penggunanya untuk menghasilkan fontasi dari olahan gambar kertas. Rancangan huruf di atas kertas dapat direka bentuk (<i>tracing</i>) sehingga menghasilkan grafis jenis vektor sehingga dapat diolah lebih lanjut menjadi sebuah berkas fontasi. Simak langkah-langkahnya berikut ini:</p><p><b>1. Mempersiapkan Gambar</b> <br />Hal pertama yang Anda harus lakukan adalah menggambar huruf di secarik (atau beberapa carik) kertas putih. Gambaran huruf yang Anda torehkan di kertas haruslah memenuhi beberapa persyaratan agar nantinya memudahkan proses reka bentuk, di antaranya adalah:</p><ul style="text-align: left;"><li>Huruf harus digambar dalam ukuran yang memadai, tidak terlalu kecil.</li><li>Sediakan jarak antarhuruf yang cukup, jangan ada tumpang tindih atau persinggungan antarhuruf yang digambar, pastikan setiap huruf terpisah satu sama lain. <br /></li><li>Huruf harus digambar dalam kepekatan yang tinggi, semakin hitam pekat semakin bagus. Maka, gunakanlah peralatan seperti pena kaligrafi, spidol hitam, tinta bak dll. yang memudahkan Anda menghasilkan blok hitam yang sempurna, dengan catatan jangan sampai tinta menjadi luber.<br /></li><li>Hapuslah sketsa pensil yang mungkin tertinggal secara bersih</li><li>Hindari kerumitan yang berlebihan, seperti hiasan keriting dan jumbai-jumbai, kecuali Anda gambar dalam ukuran yang lebih besar lagi. Semakin detail desain hurufnya, semakin memerlukan ukuran yang besar agar menghasilkan pindaian sempurna.</li></ul><p><b>2. Memindai Gambar</b><br />Proses pemindaian gambar dapat dilakukan dengan mesin pemindai (<i>scanner</i>) ataupun difoto melalui ponsel dengan aplikasi pemindai. Kamera yang mampu mengambil gambar dengan mutu tinggi juga bisa digunakan. Perhatikan pencahayaan ketika mengambil gambar agar terhindar dari adanya bayangan yang menimpa atau timbul pada bidang kertas. Anda mungkin perlu mengedit hasilnya melalui program pengolah foto terlebih dahulu untuk hasil foto yang lebih berkontras tinggi.<br /></p><p><b>3. Membuka Birdfont</b><br />Area kerja Birdfont (gambar terlampir), setelah mengeklik tombol <i>'new font'</i> di pilihan kiri atas, terdiri dari bilah kiri yang berisi tombol-tombol alat dan area utama yang berisi kotak-kotak karakter. Di area inilah Anda akan berkesenian dengan fontasi bikinan Anda sendiri. Sebelum beranjak ke mana-mana, alangkah lebih baik untuk menyimpan berkas terlebih dahulu dengan mengeklik tombol burger (kanan atas) 🠚 File 🠚 Save; pada jendela munculan, pilih tempat di mana berkas Anda akan disimpan, lalu beri nama berkas Anda dan OK.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-TYfN5yyDj_w/YZGjpruVNDI/AAAAAAAAGDM/bFC0mC9u4AANMgWHlH6CrzJx8kGqfhnQQCLcBGAsYHQ/s1200/Birdfont01.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="641" data-original-width="1200" height="342" src="https://1.bp.blogspot.com/-TYfN5yyDj_w/YZGjpruVNDI/AAAAAAAAGDM/bFC0mC9u4AANMgWHlH6CrzJx8kGqfhnQQCLcBGAsYHQ/w640-h342/Birdfont01.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tampilan muka area kerja Birdfont.<br /></td></tr></tbody></table></p><p><b>4. Memasukkan Gambar</b><br />Berkas gambar huruf yang telah Anda persiapkan kini akan dimasukkan ke dalam Birdfont. Caranya, klik tombol burger di bagian kanan atas 🠚 Import and export 🠚 Import background image. Sekarang, layar Anda akan menampilkan area kerja di tab '<i>backgound image'</i>. Selanjutnya, di bilah kiri, klik pilihan<i> 'add'</i> untuk menambahkan gambar huruf yang telah Anda persiapkan sebelumnya. Setelah terbuka tampilan area kerja Anda akan seperti ini:</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-6PS4IUMfNck/YZGj40NSe4I/AAAAAAAAGDQ/mMiFt7AmOsgkKprgGbPswp88nuvJQyFjACLcBGAsYHQ/s1200/Birdfont02.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="643" data-original-width="1200" height="342" src="https://1.bp.blogspot.com/-6PS4IUMfNck/YZGj40NSe4I/AAAAAAAAGDQ/mMiFt7AmOsgkKprgGbPswp88nuvJQyFjACLcBGAsYHQ/w640-h342/Birdfont02.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar hasil pindaian Anda berhasil masuk ke Birdfont.<br /></td></tr></tbody></table><br /> <b>5. Menyesuaikan Tinggi Huruf</b><br />Berkas pindaian Anda mungkin terlalu kecil atau terlalu besar untuk diolah menjadi fontasi. Untuk memudahkan pengukuran yang lebih seragam, Anda harus menyesuaikan terlebih dahulu tinggi huruf dan karakter dalam pindaian Anda dengan tinggi garis dasar dan garis atas yang disediakan pada area kerja. Untuk memperbesar dan memperkecil berkas pindaian, gunakan tombol<i> 'move, resize and rotate' </i>di bilah kiri atas. Untuk mengubah letak garis bantu, seperti garis dasar dan garis atas, klik dan geser arah panah di ujung kanan/kiri garis bantu; garis ini akan berimbas ke seluruh kotak-kotak huruf.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-CF7bMNoL9iY/YZGkIh43z-I/AAAAAAAAGDc/09yL6l3aZuIKt6QQ7qd0YbfLnir0harcgCLcBGAsYHQ/s1200/Birdfont03.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="191" data-original-width="1200" height="102" src="https://1.bp.blogspot.com/-CF7bMNoL9iY/YZGkIh43z-I/AAAAAAAAGDc/09yL6l3aZuIKt6QQ7qd0YbfLnir0harcgCLcBGAsYHQ/w640-h102/Birdfont03.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menyesuaikan ukuran huruf dengan posisi garis dasar dan garis atas.<br /></td></tr></tbody></table><br /><p><b>6. Menghubungkan Huruf</b><br />Langkah selanjutnya setelah menyesuaikan tinggi huruf dengan garis bantu adalah menandai setiap huruf dan karakter yang sudah digambar sehingga terhubung dengan masing-masing kotak yang mewakilinya. Hal ini dilakukan dengan mengeklik tombol<i> 'select background'</i> pada bilah kiri atas, lalu lingkupi area huruf yang dimaksud (gambar 1), setelah dirasa sesuai dan tidak bersinggungan dengan huruf lain, klik dua kali pada area tersebut. Huruf yang telah berhasil diisolir (gambar 2) dihubungkan dengan kotak karakter yang diwakilinya. Caranya, pilih <i>'select glyph' </i>pada bilah kiri bawah, lalu pada bagian <i>'character set'</i> pilih<i> 'default'</i> (bilah kiri atas). Setelah muncul set karakter, klik dua kali pada kotak huruf yang mewakili karakter yang telah dipilih sebelumnya. Dengan demikian, satu gambar huruf Anda sekarang telah terhubung dengan satu kotak karakter (gambar 3). Ulangi langkah ini hingga keseluruhan huruf terhubung dengan kotaknya masing-masing.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-FCzpRPb_d7g/YZGkyEjuKUI/AAAAAAAAGDk/STBQEuhZrG8C56LmYtOPufJbg4K8Iz3TgCLcBGAsYHQ/s1200/Birdfont04.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="585" data-original-width="1200" height="195" src="https://1.bp.blogspot.com/-FCzpRPb_d7g/YZGkyEjuKUI/AAAAAAAAGDk/STBQEuhZrG8C56LmYtOPufJbg4K8Iz3TgCLcBGAsYHQ/w400-h195/Birdfont04.png" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(1) Menyeleksi area huruf. (2) Huruf telah terseleksi. (3) Huruf telah terhubung<br />dengan kotak yang mewakili, terlihat huruf atau karakternya di bulatan merah.<br /></td></tr></tbody></table><p></p><p><b>7. Melakukan Reka Bentuk Otomatis</b><br />Setelah seluruh gambar huruf Anda tarhubung dan tampil di masing-masing kotak karakter, langkah selanjutnya adalah melakukan reka bentuk otomatis yang akan mengubahnya menjadi grafis vektor. Langkah pertama, Anda buka tab <i>'Overview'</i> dan klik dua kali pada huruf atau karakter yang akan divektorkan. Begitu tab baru terbuka, klik tombol <i>'Move, resize and rotate'</i> untuk mengaktifkan gambar latar belakang. Sebelum melangkah lebih lanjut, pada tahap ini Anda bisa melakukan pengaturan posisi, ukuran dan kemiringan huruf jika dirasa diperlukan. Tahap selanjutnya, klik tombol <i>'High contrast' </i>di bagian<i> 'Background tools'</i> untuk memperdalam kontras gambar huruf Anda. Setelah itu, klik tombol <i>'Autotrace background image'</i> untuk mengubah gambar latar belakang tadi menjadi grafis vektor. Gambar huruf yang telah divetorkan ini akan menimpa gambar latar belakang Anda. Supaya tampilan tidak tumpang tindih, klik tombol <i>'Show/hide background image'</i> untuk menyembunyikan latar belakang. Hore! Anda berhasil memvektorkan satu huruf!<br /></p><p><b>8. Merapikan Nodus Vektor</b><br />Hasil reka bentuk otomatis atau <i>autotrace </i>pastilah kurang rapi. Oleh karena itu, Anda perlu merapikannya secara manual dengan menggunakan alat <i>'Move control points' </i>paa bagian <i>'Drawing tool'</i> masih di bilah kiri. Pada tahap ini, tampilan huruf akan berubah menjadi bentuk garis dan titik-titik. Titik-titik yang juga dikenal dengan istilah nodus ini dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mempengaruhi bentuk huruf. Anda bisa menghapus, menambahkan, dan mengedit nodus serta lengan-lengannya untuk merapikan bentuk huruf yang Anda rancang.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-D2DDVHcuepo/YZGx6apoqrI/AAAAAAAAGDs/aou7DbhMQL4Sew5SRtdnODWE2m2XV-8-ACLcBGAsYHQ/s850/Birdfont05.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="589" data-original-width="850" height="222" src="https://1.bp.blogspot.com/-D2DDVHcuepo/YZGx6apoqrI/AAAAAAAAGDs/aou7DbhMQL4Sew5SRtdnODWE2m2XV-8-ACLcBGAsYHQ/w320-h222/Birdfont05.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hasil reka bentuk otomatis yang masih memiliki banyak nodus (kiri)<br />dan setelah nodusnya dikurangi atau disederhanakan (kanan).<br /></td></tr></tbody></table></p><p><b>9. Mengatur Lebar Huruf<br /></b>Jangan lupa untuk mengatur lebar kanan-kiri huruf. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah posisi garis bantu kanan dan garis bantu kiri yang tertera pada layar. Garis ini akan menentukan interaksi huruf dengan huruf lainnya ketika fontasi Anda sudah siap digunakan untuk menulis atau mengetik sesuatu. Untuk memeriksa sebagian atau keseluruhan lebar dan jarak huruf ini, Anda dapat membuka tab <i>'Spacing'</i> dengan mengeklik tombol burger di kanan atas 🠚 Spacing and kerning 🠚 Show spacing tab.<br /></p><p><b>10. Menyimpan dalam Bentuk Fontasi</b><br />Setelah mengulangi tahap 7, 8, dan 9 untuk setiap huruf dan karakter yang Anda punya, maka tahap selanjutnya adalah mengekspor desain Anda ke dalam format TTF. Langkah-langkahnya, pertama klik tombol burger di kanan atas 🠚 Import and export 🠚 Export fonts. Begitu tab<i> 'Export settings' </i>terbuka, isi kolom nama dengan nama fontasi yang Anda kehendaki, lalu klik pilihan format TTF. Sebelum mengekspor, Anda juga bisa melengkapi deskripsi fontasi lewat tombol <i>'Name and description'</i> yang berisikan rincian informasi lisensi, nomor versi, nama pemegang hak cipta, dan lain-lain. Setelah semuanya tepat, klik ekspor untuk menghasilkan fontasi berformat TTF Anda. Selamat! Fontasi pertama Anda sudah siap dipasang dan dipakai di komputer!<br /></p><p><br /></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-49436553451211962792021-08-22T04:12:00.001-07:002021-08-22T06:25:53.342-07:00Situasi Baybayin<p>Pada 24 Agustus 2020 silam, peremajaan terowongan lintas bawah pejalan kaki Lagusnilad di Manila, Filipina, dinyatakan selesai dan terbuka untuk umum. Pekerjaan ini merupakan bagian awal dari proyek besar penanggulangan banjir, gelandangan, dan keamanan di kawasan Lawton.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-gvtOrfgjANU/YSIUeTC2SjI/AAAAAAAAGBA/C3XfC2gTQocxaKl_YvvQjXGF6Br7AJ55ACLcBGAsYHQ/s1000/Baybayin%2BManila.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="855" data-original-width="1000" height="548" src="https://1.bp.blogspot.com/-gvtOrfgjANU/YSIUeTC2SjI/AAAAAAAAGBA/C3XfC2gTQocxaKl_YvvQjXGF6Br7AJ55ACLcBGAsYHQ/w640-h548/Baybayin%2BManila.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sejumlah papan petunjuk dwiaksara di lintas bawah pejalan kaki Lagusnilad di Manila [sumber foto <a href="https://twitter.com/thisjustinne/status/1297707601212223488" target="_blank">Justinne Punsalang</a>].<br /></td></tr></tbody></table><p>Menariknya, selain dihiasi dengan beragam mural dan interior yang memukau, lintas bawah ini dilengkapi dengan papan petunjuk dwibahasa dan dwiaksara. Pemerintah Kota Manila memperkenalkan penggunaan salah satu aksara prapenjajahan Spanyol, yaitu aksara Baybayin <span class="script-baybayin">ᜊᜌ᜔ᜊᜌᜒᜈ᜔</span>, untuk menuliskan informasi berbahasa Tagalog di samping aksara Latin yang digunakan untuk menyajikan informasi berbahasa Inggris. Misalnya, <i>LRT1 Central Station</i> [bahasa Inggris beraksara Latin] didampingi <i>LRT1 Sentrong Istasyon</i> [bahasa Tagalog beraksara Baybayin] atau <i>Manila City Hall</i> [bahasa Inggris beraksara Latin] didampingi <i>Bulwagan ng Lungsod ng Maynila</i> [bahasa Tagalog beraksara Baybayin].</p><p>Langkah pelestarian dan pengenalan budaya keberaksaraan ini bukan yang kali pertama di Manila. Pada September 2019, deret aksara Baybayin serta gambar-gambar bersejarah ditempelkan pada kaca kereta LRT-1. Para pelaju Metro Manila dapat mempelajari aksara Baybayin kembali sambil menunggu stasiun pemberhentiannya.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-qmD0gm4dREg/YSIrToSHhkI/AAAAAAAAGBY/2tKMatiWRas59m6Eyz30sHbmqd6lYw8GQCLcBGAsYHQ/s1000/baybayin%2Bmetro%2Bmanila.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="328" data-original-width="1000" height="210" src="https://1.bp.blogspot.com/-qmD0gm4dREg/YSIrToSHhkI/AAAAAAAAGBY/2tKMatiWRas59m6Eyz30sHbmqd6lYw8GQCLcBGAsYHQ/w640-h210/baybayin%2Bmetro%2Bmanila.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Stiker edukatif beraksara Baybayin di jendela gerbong [sumber foto <a href="https://insidemanila.ph/article/809/travel-back-in-time-with-lrt-1-s-baybayin-themed-train" target="_blank">Inside Manila</a>].<br /></td></tr></tbody></table></p><p>Kendati demikian, kebijakan ini bukan berarti mulus tanpa sanggahan. Baybayin adalah aksara turunan dari aksara Kawi yang digunakan secara luas di pulau Luzon untuk menuliskan utamanya bahasa Tagalog pada abad ke-16 dan 17, sebelum kemudian tergantikan oleh aksara Latin. Karena jarak zaman yang cukup jauh itu, sebagian masyarakat Manila menganggap Baybayin adalah sesuatu yang asing. Kritikan banyak berkutat pada segi kemanfaatan aksara Baybayin sendiri dalam kehidupan masyarakat Filipina modern. Fakta bahwa kebanyakan orang Manila saat ini sebenarnya tunaaksara Baybayin membuat masyarakat berpendapat bahwa papan tanda beraksara Baybayin tersebut tidaklah lebih dari sebuah pertunjukan belaka, tanpa ada kegunaan yang nyata. Dokumen hukum, buku-buku, tidak dicetak dalam aksara Baybayin. Lebih-lebih, aksara Latin yang kini dipakai dianggap lebih tepat dalam menuliskan bunyi bahasa daripada aksara Baybayin. Aksara Baybayin tidak membedakan karakter untuk bunyi E dan I, bunyi O dan U, dan bunyi D dan R, sehingga penggunaannya mungkin malah akan membingungkan pembaca.</p><p>Selain itu, Baybayin dianggap terlalu dipaksakan untuk mewadahi kepentingan nasionalisme yang Manila-sentris, Luzon-sentris, atau Tagalog-sentris; sementara mengesampingkan aneka aksara pribumi lain di sekujur Kepulauan Filipina. Melestarikan Baybayin seyogianya diimbangi dengan perhatian yang sama besarnya untuk aksara-aksara lain di Filipina, seperti aksara Kulitan di Pampanga, aksara Kurdita di Ilocos, aksara Hanunuo dan aksara Buhid di Mindoro, aksara Tagbanwa di Palawan Utara, aksara Basahan di Bikolandia, aksara Badlit di Bisaya, aksara Jawi di Sulu, dan aksara Kirim di Mindanao.</p><p>Meskipun begitu, sejumlah pihak mengampanyekan wacana bahwa Baybayin bukanlah istilah yang eksklusif, melainkan adalah istilah payung, sebuah hipernim, untuk segala bentuk aksara Brahmik di Kepulauan Filipina. Hal ini lantas membuat penyebutan aksara-aksara Filipina misalnya menjadi Baybayin Kulitan, Baybayin Badlit, dan Baybayin Hanunuo. Sementara itu, untuk menyebut <i>Baybayin yang Baybayin</i> digunakan istilah Baybayin Tagalog, yakni ragam yang paling banyak dipakai dan paling terkenal. Perluasan makna Baybayin ini menimbulkan kerancuan, sebab orang-orang pada umumnya mengenal hanya ada satu Baybayin, yakni yang dimiliki oleh masyarakat Tagalog, sedangkan aksara-aksara kerabatnya dianggap sebagai aksara yang terpisah yang masing-masingnya memiliki namanya sendiri. Upaya penyeragaman istilah ini berpotensi kembali mendapatkan bantahan dari pihak-pihak di daerah. <a href="https://newsinfo.inquirer.net/985669/protect-all-ph-writing-systems-heritage-advocates-urge-congress#ixzz6N6yMydiR" target="_blank">Leo Emmanuel Castro</a>, ketua lembaga swadaya masyarakat Sanghabi, menyarankan untuk menggunakan istilah payung yang lebih netral. “Suyat” dapat menjadi pilihan yang dianggap netral oleh masyarakat luas. Ia mengaku istilah “suyat” juga telah mendapatkan persetujuan dari para peserta Kongres Baybayin Internasional pada tahun 2018. Terlebih, istilah ini telah dikenal sejak lama di berbagai daerah dengan sebutan yang mirip-mirip: <i>surat, suwat</i>, dan <i>sulat</i>.</p><p>Rentetan kesengitan antara ibukota vs. daerah ini dapat ditelusuri hingga ke Keputusan Presiden No. 134 tahun 1937 yang menetapkan bahasa Tagalog sebagai bahasa nasional Filipina. Tidak seperti bahasa Melayu yang menjadi bahasa Indonesia, bahasa nasional Filipina ini tidak sepenuhnya berterima. Kecurigaan daerah terhadap agenda suku Tagalog sebagai suku dominan di Filipina selalu mengiringi berbagai perbincangan tentang kebijakan-kebijakan nasional. Pemerintahan yang sentralistik ini bahkan memiliki sebutannya sendiri, yakni <i>Maynilang Imperyal</i> atau Kekaisaran Manila. Sebutan satir ini digunakan untuk mengejek kekuatan ibukota yang mencengkeram sektor ekonomi, politik, dan budaya di Filipina, dengan menganaktirikan kepentingan-kepentingan daerah.</p><p>Politikus-politikus Tagalog bahkan telah mengajukan rancangan undang-undang untuk mengangkat aksara Baybayin sebagai aksara nasional Filipina. Hal ini memicu penolakan keras dari beragam kalangan khususnya dari suku-suku lain di Filipina, sehingga sampai sekarang usulan ini pun masih terganjal. Pelestarian Baybayin yang erat kaitannya dengan masyarakat Tagalog dianggap sebagai salah satu ancaman bagi kebinekaan budaya di Filipina. <a href="https://www.philstar.com/lifestyle/arts-and-culture/2018/12/10/1875908/lifestyle" target="_blank">Mike Pangilinan</a>, seorang budayawan Kapampangan, menolak penggunaan aksara Baybayin secara nasional dan mengusulkan untuk mempertahankan aksara Kulitan yang lebih tepat melambangkan bunyi bahasanya sendiri.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-fki64l07ihg/YSIixsIL_mI/AAAAAAAAGBQ/qJb76CCG_jQjmVnB8EQiZqpGbW19CprOQCLcBGAsYHQ/s999/konten%2Bkulitan.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="287" data-original-width="999" height="184" src="https://1.bp.blogspot.com/-fki64l07ihg/YSIixsIL_mI/AAAAAAAAGBQ/qJb76CCG_jQjmVnB8EQiZqpGbW19CprOQCLcBGAsYHQ/w640-h184/konten%2Bkulitan.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Konten media sosial untuk memperkenalkan nama-nama burung dalam bahasa <span class="d2edcug0 hpfvmrgz qv66sw1b c1et5uql lr9zc1uh a8c37x1j keod5gw0 nxhoafnm aigsh9s9 d3f4x2em fe6kdd0r mau55g9w c8b282yb iv3no6db jq4qci2q a3bd9o3v b1v8xokw oo9gr5id" dir="auto">Kapampangan dan aksara Kulitan oleh Ían Manálo Salénga [via Facebook Group <a href="https://web.facebook.com/groups/Kulitkulitan/media" target="_blank">Kulitan</a>].<br /></span></td></tr></tbody></table></p><p><i>National Script Act of 2011</i> atau lebih umum dikenal dengan sebutan “Baybayin Bill” itu pun sesungguhnya tidak berusaha menggeser kedudukan mutlak aksara Latin di Filipina, melainkan hanya sekadar token atau representasi semu yang tidak memiliki fungsi nyata. Rancangan undang-undang ini hanya mewajibkan penggunaan aksara Baybayin untuk keperluan yang sangat terbatas:<br /></p><ul style="text-align: left;"><li>Perusahaan makanan harus menyertakan alih aksara Baybayin untuk nama merek pada desain kemasan produknya.</li><li>Pemerintah pusat dan daerah diwajibkan untuk menyerkatan aksara Baybayin di papan nama perkantoran dan papan petunjuk jalan.</li><li>Koran dan majalah harus menyertakan alih aksara Baybayin untuk judul pada bagian kopnya.</li></ul><p>Pada 2014, setelah mandengar beragam masukan dari para akademikus, seniman, dan budayawan, rancangan undang-undang ini pun direvisi dengan pendekatan yang lebih inklusif. Judul RUU yang sebelumnya berbunyi “Undang-Undang Pelindungan dan Konservasi Aksara Baybayin, serta Pernyataan Baybayin sebagai Aksara Nasional Filipina” dirombak menjadi “Undang-Undang Pelindungan dan Konservasi Seluruh Aksara Asli Filipina, serta Pernyataan Seluruh Aksara Abugida Asli secara Kolektif sebagai Aksara Nasional Filipina.” RUU ini juga menegaskan bahwa aksara-aksara abugida Filipina tidak lagi dikelompokkan dengan istilah payung “Baybayin”, melainkan “Aksara-Aksara Nasional Filipina”. Sebagai catatan, rancangan ini mengecualikan aksara turunan dari abjad Arab, yakni Jawi dan Kirim, yang dianggap asing. Walaupun tampak lebih egaliter, rancangan undang-undang ini masih membutuhkan banyak sokongan agar menjadi produk hukum yang nyata.</p><p>Di sisi lain, Baybayin Buhayin Inc., sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada advokasi pemajuan aksara Baybayin, terus menggiatkan penggunaan dan ekspresi aksara Baybayin untuk keperluan masa kini. Ketika silang pendapat soal penggunaan aksara Baybayin di Lagusnilad mengemuka, Baybayin Buhayin yang terlibat langsung dalam pembuatan papan tanda itu menyatakan bahwa mereka tidak ingin orang-orang melihat aksara Baybayin sebagai sesuatu yang kuno, melainkan sesuatu yang berguna, luwes, dan bisa beradaptasi untuk penerapan-penerapan modern.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-UyzYPXB84mU/YSIZkkv5fCI/AAAAAAAAGBI/ffiHs1jRpKYOCM3l7VmWGAlQBEk2sv69gCLcBGAsYHQ/s1000/Baybayin%2Bpaspor%2Bdan%2Buang.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="347" data-original-width="1000" height="222" src="https://1.bp.blogspot.com/-UyzYPXB84mU/YSIZkkv5fCI/AAAAAAAAGBI/ffiHs1jRpKYOCM3l7VmWGAlQBEk2sv69gCLcBGAsYHQ/w640-h222/Baybayin%2Bpaspor%2Bdan%2Buang.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kiri: aksara Baybayin di uang kertas bertuliskan Pilipino [sumber <a href="https://web.facebook.com/meshroom/photos/the-baybayin-on-the-100-peso-bill-reads-pilipino-/1279618322062842" target="_blank">Meshroom</a>]. Kanan: halaman paspor keluaran 2016 bertuliskan Amsal 14:34. [sumber <a href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Philippine_passport_(2016_edition)_Baybayin.jpg" target="_blank">Wikimedia Commons</a>].<br /></td></tr></tbody></table></p><p>Dukungan mereka bukanlah hal yang sia-sia. Pada kenyataannya, ekspresi aksara Baybayin di ruang publik Filipina semakin signifikan di taraf nasional. Bangko Sentral ng Pilipinas mengeluarkan uang kertas Peso dengan sedikit aksara Baybayin bertuliskan "Pilipino". Paspor keluaran terbaru Filipina juga menampilkan ayat Injil dalam aksara Baybayin di setiap halaman ganjilnya. Sejumlah lambang-lambang penting negara Filipina, seperti Komisi Sejarah Nasional Filipina [<i>Pambansang Komisyong Pangkasaysayan ng Pilipinas</i>], Perpustakaan Nasional Filipina [<i>Aklatang Pambansa ng Pilipinas</i>], dan Perpustakaan Nasional Filipina [<i>Pambansang Museo ng Pilipinas</i>], menampilkan sedikit aksara Baybayin.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-lYq4Zbc4Eoc/YSISoIhZe6I/AAAAAAAAGA4/2GcPijKOOhgwIxPW5RAp9ddRz2-ZFM3oQCLcBGAsYHQ/s800/Pengajaran%2BBaybayin%2Bdi%2Bsekolah%2Bdasar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="480" src="https://1.bp.blogspot.com/-lYq4Zbc4Eoc/YSISoIhZe6I/AAAAAAAAGA4/2GcPijKOOhgwIxPW5RAp9ddRz2-ZFM3oQCLcBGAsYHQ/w640-h480/Pengajaran%2BBaybayin%2Bdi%2Bsekolah%2Bdasar.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pengajaran aksara Baybayin di sekolah dasar [foto via <a href="https://www.pinterest.ph/pin/74520568811776982/" target="_blank">Pinterest</a>].<br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-clJXnffaCrw/Uk8ohUg24zI/AAAAAAAAAWc/djsCHmxI21U/s640/baybayin_keyboard_w8.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="187" data-original-width="640" height="188" src="https://3.bp.blogspot.com/-clJXnffaCrw/Uk8ohUg24zI/AAAAAAAAAWc/djsCHmxI21U/w640-h188/baybayin_keyboard_w8.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peta papan tombol untuk aksara Baybayin dalam Windows. Ketersediaan aksara tradisional dalam gawai mutakhir memegang peran yang penting dalam upaya konservasi.<br /></td></tr></tbody></table></p><p>Aksara sebuah bangsa bukan harga mati. Sejarah telah menyaksikan banyak negara mengganti aksara nasional mereka: Korea meninggalkan aksara Honji, Turki meninggalkan aksara Hijaiah, negara-negara pecahan Soviet meninggalkan aksara Kiril. Meski identitas kefilipinaan belum juga selesai diperbincangkan oleh bangsa mereka sendiri, bukan suatu yang mustahil apabila suatu saat mereka berhasil meraih modal politik yang cukup untuk menghidupkan kembali aksara Baybayin, bukan sebagai hiasan belaka, melainkan aksara yang berfungsi seutuhnya, aksara yang hidup dan mampu memenuhi berbagai kebutuhan zaman modern.<br /></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-75108307073009936002021-08-17T19:52:00.001-07:002021-08-17T19:53:20.169-07:00Lettergieterij Amsterdam di Batavia: Berkunjung ke Grafische Tentoonstelling<p> Pada 1941, <a href="http://www.naraaksara.com/2021/08/lettergieterij-amsterdam-di-batavia.html">Lettergieterij „Amsterdam” voorheen N. Tetterode </a>(klik untuk membaca tulisan sebelumnya) cabang Batavia/Jakarta mengadakan pameran grafis, produk periklanan, dan alat-alat percetakan. Kita beruntung dokumentasi mengenai acara ini dapat kita akses secara bebas melalui situs <a href="https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/900684?solr_nav%5Bid%5D=f23a334b5da99a28e1d8&solr_nav%5Bpage%5D=8891&solr_nav%5Boffset%5D=13">Digital Collections, Perpustakaan Universitas Leiden</a>. Mari kita berkunjung ke masa lalu dan melihat-lihat apa saja yang dipamerkan dalam acara ini.</p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-omYiqzTIp3s/YRx1Puf8TNI/AAAAAAAAGAU/cNg1P_9Fz7EUzxflOcR6HjBIEVa5g03ZwCLcBGAsYHQ/s600/Toehoorders%2Btijdens%2Been%2Btoespraak..jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="421" data-original-width="600" height="450" src="https://1.bp.blogspot.com/-omYiqzTIp3s/YRx1Puf8TNI/AAAAAAAAGAU/cNg1P_9Fz7EUzxflOcR6HjBIEVa5g03ZwCLcBGAsYHQ/w640-h450/Toehoorders%2Btijdens%2Been%2Btoespraak..jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Para pengunjung menyimak pidato (mungkin pidato pembukaan pameran).<br /></td></tr></tbody></table></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-pGBD7Dq2GcI/YRqaVITKtYI/AAAAAAAAF-4/Y5EEQC2pTdYG1PG2H-SjfZ1SllaoP11zgCLcBGAsYHQ/s600/Grafische%2Btentoonstelling%2Bte%2BBatavia.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="414" data-original-width="600" height="442" src="https://1.bp.blogspot.com/-pGBD7Dq2GcI/YRqaVITKtYI/AAAAAAAAF-4/Y5EEQC2pTdYG1PG2H-SjfZ1SllaoP11zgCLcBGAsYHQ/w640-h442/Grafische%2Btentoonstelling%2Bte%2BBatavia.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana pameran, terlihat banyak poster ditempelkan di dinding. Nara<span class="st">äksara berhasil mengenali beberapa poster yang dipamerkan dan akan menampilkan beberapa di bawah ini.<br /></span></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-awU3UUvB4X4/YRsffj7T6yI/AAAAAAAAF_M/7XHngoSKW7Ua73J6LzM7PChfuoHYk1eIwCLcBGAsYHQ/s1200/KPM%2B-%2BPlanta%2BMargarine.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="514" data-original-width="1200" height="274" src="https://1.bp.blogspot.com/-awU3UUvB4X4/YRsffj7T6yI/AAAAAAAAF_M/7XHngoSKW7Ua73J6LzM7PChfuoHYk1eIwCLcBGAsYHQ/w640-h274/KPM%2B-%2BPlanta%2BMargarine.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kiri: Poster promosi KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij), perusahaan
pelayaran Belanda yang pernah berpusat di Batavia [sumber <a href="https://madoncollections.com/collectables/the-trade-archive/trade-gallery/item-of-interest/1332456-posters-advertising" target="_blank">Mad on Collections</a>]. Kanan: Poster iklan Planta Margarine (tidak ditemukan versi berwarnanya) [sumber<a href="http://dgi.or.id/dgi-archive/tinjauan-sosiohistoris-iklan-masa-kolonial-1930-1942" target="_blank"> Desain Grafis Indonesia</a>].<br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-OJSl09eWeFM/YRsheATdQmI/AAAAAAAAF_U/yQdRWhv3resn0CM_lNla_5JwoPoykj7YACLcBGAsYHQ/s1200/see%2BJava%2B-%2Bsee%2BSumatra.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="514" data-original-width="1200" height="274" src="https://1.bp.blogspot.com/-OJSl09eWeFM/YRsheATdQmI/AAAAAAAAF_U/yQdRWhv3resn0CM_lNla_5JwoPoykj7YACLcBGAsYHQ/w640-h274/see%2BJava%2B-%2Bsee%2BSumatra.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Iklan promosi pariwisata Hindia Belanda untuk Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Poster <i>See Java</i> menggunakan gambar candi (mungkin Candi Prambanan) dan siluet patung Buddha [sumber gambar <a href="http://id.pinterest.com/pin/396105729733812123/" target="_blank">Pinterest</a>], sedangkan poster <i>See Sumatra</i> menggunakan gambar tarian perang Nias, Fataele [sumber gambar <a href="https://id.pinterest.com/pin/483081497503632967/" target="_blank">Pinterest</a>].<br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-i3qmSh75fyc/YRtAd7KGfzI/AAAAAAAAF_c/cvgANggGdHELWeD6hGfo9lfoJA2jjgHawCLcBGAsYHQ/s1200/Kris%2Bbier%2B-%2BBandoengsche%2BKininefabriek.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="514" data-original-width="1200" height="274" src="https://1.bp.blogspot.com/-i3qmSh75fyc/YRtAd7KGfzI/AAAAAAAAF_c/cvgANggGdHELWeD6hGfo9lfoJA2jjgHawCLcBGAsYHQ/w640-h274/Kris%2Bbier%2B-%2BBandoengsche%2BKininefabriek.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kiri: Poster iklan untuk Kris Bier menampilkan gambaran keris dan segelas bir [sumber gambar <a href="https://id.pinterest.com/pin/302374562473440296/?amp_client_id=CLIENT_ID(_)&mweb_unauth_id=&amp_url=https%3A%2F%2Fid.pinterest.com%2Famp%2Fpin%2F302374562473440296%2F&from_amp_pin_page=true" target="_blank">Pinterest</a>]. Kanan: Iklan obat kina dengan bahasa dan aksara Jawa berbunyi, "Umur kula panjang, sabab salaminipun nedha tablèt Kinine. Jampi sakit malaria(h) lan inpluènsa(h)." Perusahaan tertera N.V. Bandoengsche Kininefabriek [sumber gambar <a href="https://ekaangkasawan.wordpress.com/2012/08/05/iklan-iklan-jadul-di-indonesia/" target="_blank">Eka Angkasawan</a>].<br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-b2YPDc9nIHI/YRxyy6wNgOI/AAAAAAAAGAE/XT91XKMdMFEebU3gFjtqYGADbXdtUDyzQCLcBGAsYHQ/s1200/See%2BBali%2Bdan%2Blain-lain.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="514" data-original-width="1200" height="274" src="https://1.bp.blogspot.com/-b2YPDc9nIHI/YRxyy6wNgOI/AAAAAAAAGAE/XT91XKMdMFEebU3gFjtqYGADbXdtUDyzQCLcBGAsYHQ/w640-h274/See%2BBali%2Bdan%2Blain-lain.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kiri: Poster pariwisata Bali dengan gambaran Sasolahan Calonarang yang menampilkan sesosok Rangda dan seorang penari. Kanan: Beberapa poster lainnya yang belum teridentifikasi.<br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-sphVFvvTGKQ/YRxz_EB-w0I/AAAAAAAAGAM/Myzz3Jv9y6k6krS0NcGCN6UIt3fJXNrUACLcBGAsYHQ/s1198/sudut%2Bpameran.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="372" data-original-width="1198" height="198" src="https://1.bp.blogspot.com/-sphVFvvTGKQ/YRxz_EB-w0I/AAAAAAAAGAM/Myzz3Jv9y6k6krS0NcGCN6UIt3fJXNrUACLcBGAsYHQ/w640-h198/sudut%2Bpameran.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sejumlah produk cetak yang juga dipamerkan: terlihat kartu ucapan, kalender, brosur, dan label.<br /></td></tr></tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-a859-oDxkMs/YRqWHpHmqwI/AAAAAAAAF-w/t2zBf6RKoRcicEXrBvVZgmWm92_JUoWlQCLcBGAsYHQ/s600/Groepsfoto%2Bvoor%2Bhet%2Bgebouw%2Bvan%2Bde%2Btentoonstelling..jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="420" data-original-width="600" height="448" src="https://1.bp.blogspot.com/-a859-oDxkMs/YRqWHpHmqwI/AAAAAAAAF-w/t2zBf6RKoRcicEXrBvVZgmWm92_JUoWlQCLcBGAsYHQ/w640-h448/Groepsfoto%2Bvoor%2Bhet%2Bgebouw%2Bvan%2Bde%2Btentoonstelling..jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="VIiyi" lang="id"><span class="JLqJ4b ChMk0b" data-language-for-alternatives="id" data-language-to-translate-into="nl" data-phrase-index="0"><span>Foto bersama di depan gedung pameran.</span></span></span> </td></tr></tbody></table>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-26492560970326706542021-08-13T03:06:00.006-07:002021-08-18T20:20:16.245-07:00Lettergieterij Amsterdam di Batavia: Sepintas Lalu<p>Indonesia, meski memiliki banyak aksara asli, setia menggunakan aksara Latin dalam segala urusan literasinya, mulai dari label informasi nilai gizi hingga baliho raksasa di jalan raya. Di pentas Asia, Afrika, dan Eropa, hal ini telah menjadikan Indonesia sebagai negara pengguna aksara Latin terbesar. Sementara itu, jika diukur dari seluruh negara di dunia, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat. Aksara daerah, seperti aksara Jawa, Sunda, dan Bugis, memegang peran yang sangat terbatas, tetapi tidak bisa dikatakan hilang sama sekali.</p><p>Sebagai pasar aksara yang besar dan, sampai pada titik tertentu, beragam, Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Salah satu titik yang layak untuk disorot adalah ketika sejumlah perusahaan percetakan didirikan di Hindia Belanda. Pada paruh kedua abad ke-19, puluhan surat kabar terkemuka lahir di berbagai kota besar di Hindia Belanda dengan mutu cetakan yang semakin baik dan bahasa yang bermacam-macam. Pada tahun 1870 saja, terdapat setidaknya 107 percetakan di seluruh Hindia Belanda (Departemen Penerangan Republik Indonesia, 1995:207-208). Besarnya industri penerbitan dan percetakan di tanah air ini membuka kesempatan bagi pemasok mesin cetak dan desain huruf Eropa untuk memasarkan dagangannya di Hindia Belanda.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-VlclSgBVm9c/YQ1lGFI4-zI/AAAAAAAAF9E/YeMPyh42Y9ECefcJFzhFIpmzXuPKi9cmwCLcBGAsYHQ/s600/tetterode-batavia.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="339" data-original-width="600" height="226" src="https://1.bp.blogspot.com/-VlclSgBVm9c/YQ1lGFI4-zI/AAAAAAAAF9E/YeMPyh42Y9ECefcJFzhFIpmzXuPKi9cmwCLcBGAsYHQ/w400-h226/tetterode-batavia.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peti-peti kiriman bertuliskan Lettergieterij „Amsterdam” v/h Tetterode tiba di pelabuhan Batavia/Jakarta [gambar via <a href="https://ilibrariana.wordpress.com/2012/03/20/tetterode/">Librariana</a>].<br /></td></tr></tbody></table><p></p><p>Peluang ini telah dilihat sendiri oleh Tetterode, pendiri Lettergieterij Amsterdam, ketika melawat ke negeri jajahan, Hindia Belanda, dan negeri-negeri lainnya di Asia. Lettergieterij Amsterdam atau lengkapnya Lettergieterij „Amsterdam” voorheen N. Tetterode adalah perusahaan huruf (<i>type foundry</i>) kenamaan Belanda yang menjadi salah satu dari dua pemain besar dalam industri desain huruf Belanda dengan Koninklijke Joh. Enschedé sebagai pesaingnya. Kemudian Lettergieterij Amsterdam di samping memproduksi beragam desain huruf aksara Latin, juga merancang berbagai desain huruf untuk menuliskan bahasa-bahasa di Timur: Tionghoa, Jepang, Jawa, Bugis-Makassar, Arab-Melayu, hingga Batak. Hal ini lantas menjadi suatu keahlian yang dikenal baik dari perusahan tersebut. Permintaan dari Landsdrukkerij di Batavia pun berhasil mereka dapatkan. Banyak percetakan-percetakan di Nusantara mendapat pasokan mesin cetak dari Lettergieterij Amsterdam. Salah satunya yang tercatat adalah <a href="http://www.indonesiaprintmedia.com/profile-usaha-dan-produk/506-percetakan-bali-satu-satunya-security-printing-di-bali-dan-indonesia-timur.html" target="_blank">Bali Simbunsya</a> yang kini menjadi PT. Percetakan Bali dan Sekolah Tehnik Percetakan (Grafische School) Malang yang kini menjadi <a href="https://smkn4malang.sch.id/smk-negeri-4-malang/sejarah/2/" target="_blank">SMK Negeri 4 Malang</a>.</p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-N342F0dptm4/YRXwflJVGdI/AAAAAAAAF9w/0EOs6y1PlZsWPs0ZJUUsF1qgjjDdEFzUgCLcBGAsYHQ/s1199/Proeven%2BVan%2BOostersche%2BSchriften.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="694" data-original-width="1199" height="370" src="https://1.bp.blogspot.com/-N342F0dptm4/YRXwflJVGdI/AAAAAAAAF9w/0EOs6y1PlZsWPs0ZJUUsF1qgjjDdEFzUgCLcBGAsYHQ/w640-h370/Proeven%2BVan%2BOostersche%2BSchriften.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Buku <i>Proeven van Oostersche Schriften</i> yang berisikan cetak pruf aksara-aksara Timur, di antaranya Tionghoa, Koptik, Ibrani, Makassar, dan Mandailing [gambar via <a href="https://blogs.bl.uk/asian-and-african/2019/06/some-new-old-books-on-and-from-the-malay-world.html" target="_blank">British Library</a>].<br /></td></tr></tbody></table> <p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-hSPmKo1AxlE/YQ1mPI_gnpI/AAAAAAAAF9M/2yKVlcMUN6cOnNM9M-XIyiCg5TEDu3dBQCLcBGAsYHQ/s1200/buginese01.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="687" data-original-width="1200" height="366" src="https://1.bp.blogspot.com/-hSPmKo1AxlE/YQ1mPI_gnpI/AAAAAAAAF9M/2yKVlcMUN6cOnNM9M-XIyiCg5TEDu3dBQCLcBGAsYHQ/w640-h366/buginese01.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ketampakan halaman 109 dari spesimen huruf oleh Lettergieterij „Amsterdam” voorheen N. Tetterode, 1910 [foto via <a href="http://www.alphabettes.org/buginese-script/#more-4841" target="_blank">Alphabettes</a>].</td></tr></tbody></table><p> </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-hfEslXCcFFs/YRXxfoDSOII/AAAAAAAAF94/uRf8Zq4ITeQNJ-1tIzejCEefCoxHPX1jQCLcBGAsYHQ/s1000/Lettergieterij%2BAmsterdam%2BMelayu%2BBatak.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="632" data-original-width="1000" height="404" src="https://1.bp.blogspot.com/-hfEslXCcFFs/YRXxfoDSOII/AAAAAAAAF94/uRf8Zq4ITeQNJ-1tIzejCEefCoxHPX1jQCLcBGAsYHQ/w640-h404/Lettergieterij%2BAmsterdam%2BMelayu%2BBatak.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Contoh cetakan untuk aksara Arab-Melayu [gambar via <a href="https://blogs.bl.uk/asian-and-african/2019/06/some-new-old-books-on-and-from-the-malay-world.html" target="_blank">British Library</a>] dan Batak Toba [gambar via <a href="https://europeancollections.wordpress.com/2015/11/04/windmills-in-type/">European Collections</a>] bikinan Lettergieterij Amsterdam.<br /></td></tr></tbody></table><br /><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-LCXNdeei4SA/YRXyAeNKKzI/AAAAAAAAF-A/orpxxco-8GIBI1erWb29aYLyUC4hK6BGACLcBGAsYHQ/s1000/Lettergieterij%2BAmsterdam%2BJawa%2BTionghoa.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="630" data-original-width="1000" height="404" src="https://1.bp.blogspot.com/-LCXNdeei4SA/YRXyAeNKKzI/AAAAAAAAF-A/orpxxco-8GIBI1erWb29aYLyUC4hK6BGACLcBGAsYHQ/w640-h404/Lettergieterij%2BAmsterdam%2BJawa%2BTionghoa.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Contoh cetakan <a href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Groot_Javaansch_No.2_cursief_-_Lettergieterij_Amsterdam.jpg" target="_blank">aksara Jawa</a> dan <a href="https://commons.wikimedia.org/wiki/File:ChinesePrintNL.jpg" target="_blank">Tionghoa </a>bikinan Lettergieterij Amsterdam [gambar via Wikimedia Commons].<br /></td></tr></tbody></table><p>Pada <a href="https://www.colonialbusinessindonesia.nl/en/database-en/catalog/item/amsterdam-vh-n-tetterode">1919</a>, Lettergieterij Amsterdam membuka anak perusahaan di Batavia (kini Jakarta), Hindia Belanda. Jakarta merupakan satu-satunya cabang dari perusahaan ini di luar negara-negara Barat: Brussel (Belgia), New York (Amerika Serikat), dan Paris (Perancis). Meskipun demikian, hanya cabang Brusselnyalah yang memiliki alat produksi huruf sendiri, cabang lainnya berperan dalam lingkup perdagangan saja. Berselang beberapa tahun, cabang Surabaya juga dibuka sebagai perpanjangan anak perusahaan di Batavia. (Middendorp, 2004:86; Lane dan Lommen, 1998:33).</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-iP7-owMYSVQ/YRZlPYFw1UI/AAAAAAAAF-Q/8ivxWJ-h4lIO4uwkEUvg5USyonUr7CGBACLcBGAsYHQ/s591/Boekbinders-gereedschappen%2Ben%2Bmaterialen.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="591" data-original-width="409" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-iP7-owMYSVQ/YRZlPYFw1UI/AAAAAAAAF-Q/8ivxWJ-h4lIO4uwkEUvg5USyonUr7CGBACLcBGAsYHQ/s320/Boekbinders-gereedschappen%2Ben%2Bmaterialen.jpg" width="221" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Buku
tentang alat dan bahan penjilidan, di sampul menyebut beberapa cabang
Lettergieterij Amsterdam: Amsterdam, Rotterdam, Den Haag, Batavia
(Jakarta) dan Surabaya [gambar dari <a href="http://koleksibarangdjadoel.blogspot.com/2010/11/katalog-peranti-toekang-bender.html">Koleksi Barang Djadoel</a>].<br /></td></tr></tbody></table><p></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-vhq-NZNSzK8/YRX1qsgwiRI/AAAAAAAAF-I/aKRWaZToHg4VkFNVYyNQsyDxrZzFck7wwCLcBGAsYHQ/s1200/Lettergieterij%2BAmsterdam%2Bdesain%2Bhuruf.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="738" data-original-width="1200" height="394" src="https://1.bp.blogspot.com/-vhq-NZNSzK8/YRX1qsgwiRI/AAAAAAAAF-I/aKRWaZToHg4VkFNVYyNQsyDxrZzFck7wwCLcBGAsYHQ/w640-h394/Lettergieterij%2BAmsterdam%2Bdesain%2Bhuruf.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Beberapa huruf keluaran Lettergieterij Amsterdam yang mungkin pernah populer di Indonesia, dicuplik dari artikel <i>Grafika (Tjetak-mentjetak)</i> oleh J. K. Nelwan, <a href="https://www.google.co.id/books/edition/Mimbar_Penerangan/qmAdAQAAIAAJ?hl=id&gbpv=1" target="_blank">Mimbar Penerangan edisi Februari 1952</a>.<br /></td></tr></tbody></table><br />Keadaan mulai berubah ketika Indonesia meraih kemerdekaan. NV Lettergieterij „Amsterdam” v/h Tetterode pada 1957 dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia dan berubah nama menjadi PT Lettergieterij Amsterdam v/h Tetterode (Djojohadikusumo, 1972:228). Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Sinar Bhakti, perusahaan Lettergieterij Amsterdam dilebur ke dalam PN Sinar Bhakti bersama empat perusahaan lainnya. Pada 1964, perusahaan ini dibubarkan dan dialihkan menjadi PN Dharma Niaga. Memasuki era Orde Baru, pada 1970, perusahaan ini berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Dharma Niaga. Penggabungan perusahaan kembali terjadi pada tahun 2003, PT Dharma Niaga, PT Tjipta Niaga, dan PT Pantja Niaga dilebur di bawah satu nama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia yang eksis hingga saat ini.<p></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-W5y8qHmlY3I/YQ1iqNWfP3I/AAAAAAAAF88/4xklzXlLlMolnDbQCGG2qZZuT9rjxkCIgCLcBGAsYHQ/s1199/Lettergieterij%2BAmsterdam%2Bdulu%2Bdan%2Bsekarang.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="371" data-original-width="1199" height="198" src="https://1.bp.blogspot.com/-W5y8qHmlY3I/YQ1iqNWfP3I/AAAAAAAAF88/4xklzXlLlMolnDbQCGG2qZZuT9rjxkCIgCLcBGAsYHQ/w640-h198/Lettergieterij%2BAmsterdam%2Bdulu%2Bdan%2Bsekarang.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kiri: Gedung Lettergieterij „Amsterdam” v/h Tetterode di Batavia pada 1941 ketika menyelenggarakan pameran grafis [foto oleh <a href="https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/905085?solr_nav%5Bid%5D=f23a334b5da99a28e1d8&solr_nav%5Bpage%5D=8891&solr_nav%5Boffset%5D=13" target="_blank">KITLV</a>]. Kanan: PT PPI, Jl. Abdul Muis, Jakarta, 2017 [foto oleh <a href="https://id.pinterest.com/pin/336081190941249312/" target="_blank">Bintoro Hoepoedio</a>].</td></tr></tbody></table><b>DAFTAR PUSTAKA</b><ul style="text-align: left;"><li>Djojohadikusumo, Sumitro. 1972. <i>Kebidjaksanaan di bidang ekonomi perdagangan. </i>Jakarta: Jajasan Penjuluh Penerangan Perdagangan.</li><li>Departemen Penerangan Republik Indonesia. 1995. <i>Almanak Grafika Indonesia 1995</i>.</li><li>Middendorp, Jan. 2004. <i>Dutch Type</i>. Rotterdam: 101 Publishers</li><li>Lane, John A., dan Mathieu Lommen. 1998. <i>Dutch typefounders’ specimens.</i> Amsterdam: De Buitenkant</li></ul><br />Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-7694906691323805992021-04-10T02:58:00.003-07:002021-04-11T23:10:59.141-07:0050 Pangram Bahasa Indonesia<p>Pangram berasal dari dua kata bahasa Yunani, παν γράμμα, <i>pan gramma</i>, yang berarti semua huruf. Pangram juga dapat disebut sebagai kalimat holoalfabetis, atau kalimat yang mengandung keseluruhan alfabet. Pangram adalah salah satu hal paling penting dalam pembuatan desain huruf. Pangram bermanfaat untuk menampilkan keseluruhan huruf pokok dalam alfabet, dalam hal ini aksara Latin, yaitu A sampai Z. Pengujian tampilan huruf atau pembuatan spesimen desain huruf dapat memanfaatkan pangram.</p><p><i>The quick brown fox jumps over the lazy dog</i> adalah pangram berbahasa Inggris yang paling kondang di antara pangram-pangram lainnya seantero dunia. Akan tetapi, bagaimana jika hendak menyajikan sebuah pangram berbahasa Indonesia untuk para pengguna Indonesia? Dari sini lah, Naraäksara tergerak untuk mengarang sejumlah pangram dalam bahasa Indonesia, dengan catatan bebunyian yang cukup asing bagi bahasa Indonesia, seperti huruf X, V, Z dan Q, umumnya dimunculkan dalam bentuk nama orang atau tempat. Berikut ini senarai pangram bikinan Naraäksara:</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-JFub8VDPakA/X_HWsr2TbPI/AAAAAAAAFhY/_GFgKa3lUBMsHTmlkLZUUA4UXFaUwi4OgCLcBGAsYHQ/s1000/NARAAKSARA%2BPangram%2BBahasa%2BIndonesia.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="335" data-original-width="1000" height="216" src="https://1.bp.blogspot.com/-JFub8VDPakA/X_HWsr2TbPI/AAAAAAAAFhY/_GFgKa3lUBMsHTmlkLZUUA4UXFaUwi4OgCLcBGAsYHQ/w640-h216/NARAAKSARA%2BPangram%2BBahasa%2BIndonesia.png" width="640" /></a></div><ol style="text-align: left;"><li>
Wiharja mencari xilofon dan Qari yang manis pergi avontur ke Buitenzorg (61)</li><li>Fauzy menjiwai xilofon dan Qari pergi avontur ke Bosscha (48)</li><li>Rizal belajar xilografi ke Victoria jika Wino dan Pramudya fasih baca qudsi (64)</li><li>Felix bawa vodka dan zat halogen dari Aljunied sampai Clarke Quay (55)</li><li>Iqbal avontur ke Bosscha mencari zat xantofil yang Widya pinjam. (54)</li><li>Zainal bahagia mencuri VW dari parkiran Roxy Square fajar tadi. (53)</li><li>Xilograf yang majenun tebang pohon cemara pakai bazoka dekat kawasan bivak qari. (63; tanpa nama) </li><li>Fransiskus Xaverius membaca wahyu tentang Zabur di pojok Al-Quds. (55)</li><li>Majelis qariah dan gerilyawan Batavia fokus cari zaitun sampai ke Xanadu. (62)</li><li>Olahragawan fahombe yang loncat sampai zakarnya jatuh ke Queensland diliput Vox. (69)</li><li>Musabaqah tajwid di paviliun Xianyang bertrofi arzak dan cindai. (55)</li><li>Jika metafora syair Zubaidah apik, cegah rival Wali naik Qantas ke Xian. (59)</li><li>Zacky bersama Faqih pivot jadi lokawigna di Bordeaux. (45)</li><li>Pegawai favorit Ahok yang beli yuzu mencampur Extra Joss dan Aqua. (55)</li><li>Axolotl punya Azwar karnivora, namun gajah bercak kesukaan Furqan tidak. (61)</li><li>Vina beli wisma megah di Pekayon jika surat Flexi Razaq cair. (50)</li><li>Warung pakde Qolil jual varian cutbrai XL bahan fiber ke markas Yakuza. (59)</li><li>Luqman nonton wayang sampai fajar kizib pecah di bulevar Luxembourg. (58)</li><li>Cahyo dan FX Karolus menggarap Avesta, Quran, Zabur, Weda, dan Injil. (54)</li><li>Qomariah menjual sabun Lux dan Shinzui favorit warga supaya cantik. (57)</li><li>Balqis cegah menjawab pisuhan vulgar Zayn dekat sarkofagus Xinjiang. (59)</li><li>Ci Ivonne jalan di Bordeaux, tapi muzawirnya agak lebih hafal Basque. (57)</li><li>Raden Syafiq cegat howitzer baja Pakualam XV. (38)</li><li>Raden Syafiq juga coba howitzer Pakualam XV. (37; terpendek di daftar ini)</li><li>Yazid dan Rafiqah kopdar di XXI Tanjung Pinang sambil cerita waktu vakansi. (63)</li><li>Hillun jadi sowan ke festival Qatar naik Xiamen bareng Pak Fachrezy. (57)</li><li>Bu Azwir ingatkan qariah Nurleni pasal ancaman di konvoi fajar Roxy. (57)</li><li>Wajar Amy beli cokelat Silver Queen favorit Pak Zahir dengan naik Xenia. (60)</li><li>Fachrezy vonis Bu Thirza mengidap xerosis waktu jalan di Qatar. (53)</li><li>Stevador yang jahil coba fuksina dan xilol waktu qiamulail di plaza. (57; tanpa nama)</li><li>Mace Fauziyah goreng jalabria di Viqueque pakai xilosa sawit. (52)</li><li>Zacky coba mendengar xilofon versi pianola waktu qiraah ketujuh. (55)</li><li>Wafiqah cari sejuta buku Xenoglosofilia punya Ivan di Mizan. (51)</li><li>Juru xilofon tadi bonceng qariah naik vespa punya muzawir. (49; tanpa nama)</li><li>Cawali taja musabaqah ziter dan xilofon di kaveling senyap. (50; tanpa nama)</li><li>Rizqiyah baca pedoman zat xilena jika favorit Agus mawar. (48)</li><li>Wafda Rizqiyah kaji xilem bacang satu provinsi. (40)</li><li>Felix berceloteh di bivak selagi muzawir senyum pada tujuh qari. (54)</li><li>Zacky pamit sorangan walau biduan Xavier hafal jalan Qatar. (50)</li><li>Wak Haji menyuplai kitab naqal cetakan xerograf ke vasal negeri zirbad. (60)</li><li>Zafron coba menyewa joki untuk penyaringan qariah di reservat Luxor. (54)</li><li>Muzawir kaji novel Don Quixote sampai baca historiografinya. (52)</li><li>Faqih dan Yazid meragukan objektivitas wacana profesor xilologi. (56)</li><li>Pak Felix ganti lokakarya Universitas Cenderawasih demi ijazah Balqis. (61)</li><li>Satu kawan foya Iqbal cari parkir di pojok kaveling xilolog Hamzah. (56)</li><li>Marxisme Haji Misbach favoritnya Pak Luqman disunting oleh Rizwan. (57)</li><li>Fawzy rakit sembilan VGA Compaq jauh di Xi'an. (37; terpendek di daftar ini)<br /></li><li>Wajar Mas Faqih observasi cadangan xenolit punya Zaki. (46)</li><li>Gatotkaca beri Pergiwa zamrud hijau xifoid, asli punya Van Queen. (54)</li><li>Bocah wangsa Saxon dan Franka menyusuri jalan pusat Qazvin. (50)</li></ol><p>Lima puluh pangram oleh Naraäksara ini bebas Anda gunakan untuk keperluan apa saja, mulai dari pembuatan spesimen fontasi hingga karya seni leter. Jika Anda memiliki versi pangram sendiri, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah di Indonesia, silakan tuliskan di kolom komentar. Semoga bermanfaat!<br /></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-9422209106574374952020-12-28T10:45:00.012-08:002020-12-29T09:52:15.874-08:00Cataneo, Huruf Sakti Sinetron Kita<p>Tidak berlebihan rasanya untuk berkata bahwa Cataneo adalah ikon tipografis sinetron Indonesia. Hampir secara terus-menerus, rumah produksi sinema elektronik Indonesia menggunakan fontasi Cataneo sebagai judulnya. Hal ini membuat penggunaan huruf Cataneo (atau model huruf yang mirip) menjadi tradisi dalam desain grafis persinetronan Indonesia. Meskipun sesungguhnya, hanya sinetron-sinetron keluaran SinemArt yang secara berulang menggunakan fontasi Cataneo untuk judul-judul sinetronnya.</p>
<p>Cataneo dibuat oleh perancang-perancang Bitstream, yakni Richard Lipton dan Jacqueline Sakwa. Huruf ini awalnya dilepas pada tahun 1993 dan dipasarkan kembali oleh MyFonts pada permulaan tahun 2000. Selain huruf standar, Cataneo juga dilengkapi dengan beragam alternatif huruf berjumbai dan beragam bobot huruf. Nama Cataneo sendiri diambil dari nama tokoh yang mengilhami keindahan tipografisnya, yakni Bernardino Cataneo, seorang juru tulis dan kaligrafer andal berkebangsaan Italia dari abad ke-16 Masehi.</p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 114%; margin-bottom: 10,0000pt; mso-para-margin-bottom: 0,0000gd; mso-para-margin-top: 0,0000gd; text-align: left;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; line-height: 114%; mso-font-kerning: 1,0000pt; mso-spacerun: 'yes';"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-n30CbCU0bew/X-i-v0-7kYI/AAAAAAAAFf0/HITwRFv_31A5o4JnNca98blKCu65XOBLQCLcBGAsYHQ/s1000/Sinetron%2BSinemart%2B2003.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1000" height="384" src="https://1.bp.blogspot.com/-n30CbCU0bew/X-i-v0-7kYI/AAAAAAAAFf0/HITwRFv_31A5o4JnNca98blKCu65XOBLQCLcBGAsYHQ/w400-h384/Sinetron%2BSinemart%2B2003.png" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Produksi awal sinetron-sinetron Sinemart, 2003<br /><br /></td></tr></tbody></table><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 114%; margin-bottom: 10,0000pt; mso-para-margin-bottom: 0,0000gd; mso-para-margin-top: 0,0000gd; text-align: left;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-zwNyut0EpIQ/X-jIrn6TtnI/AAAAAAAAFgA/X5r2MV8GZpATLrKdVj8lJ2O9E4Qsb8_pQCLcBGAsYHQ/s1000/Sinetron%2BSinemart%2B2004.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1000" height="384" src="https://1.bp.blogspot.com/-zwNyut0EpIQ/X-jIrn6TtnI/AAAAAAAAFgA/X5r2MV8GZpATLrKdVj8lJ2O9E4Qsb8_pQCLcBGAsYHQ/w400-h384/Sinetron%2BSinemart%2B2004.png" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sebagian produksi sinetron SinemArt, 2004<br /></td></tr></tbody></table>
<p>Penggunaan fontasi Cataneo pada poster sinetron-sinetron SinemArt nyatanya tidak dimulai sedari awal. Pada produksi tahun-tahun pertama, khususnya 2003-2005, sinetron-sinetron produksi SinemArt memiliki poster yang meriah dengan model huruf yang berganti-ganti untuk setiap sinetronnya. Skema warna yang digunakan pun cenderung mencolok, seperti kuning, biru, merah, pink dan hijau.</p>
<p><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; line-height: 114%; mso-font-kerning: 1,0000pt; mso-spacerun: 'yes';"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-aTruNFnotV8/X-jKnwFerKI/AAAAAAAAFgM/-0PIf29rYccxUDCIy41xHS67Zxz_F5_6ACLcBGAsYHQ/s1000/Sinetron%2BSinemart%2B2005-2007.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="342" data-original-width="1000" height="218" src="https://1.bp.blogspot.com/-aTruNFnotV8/X-jKnwFerKI/AAAAAAAAFgM/-0PIf29rYccxUDCIy41xHS67Zxz_F5_6ACLcBGAsYHQ/w640-h218/Sinetron%2BSinemart%2B2005-2007.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemilihan fontasi bergaya tulisan halus (<i>script</i>) yang mulai banyak ditemu pada poster-poster sinetron SinemArt produksi 2005-2007.<br /></td></tr></tbody></table><p></p>
<p>Tren ini kemudian berganti pada kisaran 2005-2007, penggunaan warna-warni yang mencolok mulai berkurang dan pemilihan tipografinya, meskipun tetap berbeda-beda, menjadi lebih konservatif dan mulai menunjukkan pengulangan pada jenis huruf tertentu, yaitu pada huruf bergaya tulisan halus, miring-bersambung. Hal ini kemungkinan dilatarbelakangi oleh mulai bergesernya demografi penonon sinetron televisi Indonesia, penonton berusia remaja mulai mencari hiburan di luar televisi (kemungkinan berhubungan dengan pengenalan telepon seluler dan kemudian internet), sehingga desain dirancang sedemikian rupa untuk menarget kelompok umur yang lebih dewasa.</p>
<p><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; line-height: 114%; mso-font-kerning: 1,0000pt; mso-spacerun: 'yes';"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-5aMmqRQ02b0/X-jOD4QtPsI/AAAAAAAAFgY/JB7Xg-qMKVIJUfJFkus270XX6W0Zn5kBACLcBGAsYHQ/s1560/Tipografi%2Bsinetron%2BSinemart.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="996" data-original-width="1560" height="408" src="https://1.bp.blogspot.com/-5aMmqRQ02b0/X-jOD4QtPsI/AAAAAAAAFgY/JB7Xg-qMKVIJUfJFkus270XX6W0Zn5kBACLcBGAsYHQ/w640-h408/Tipografi%2Bsinetron%2BSinemart.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sinetron-sinetron SinemArt mulai menggunakan fontasi Cataneo, sebagian dengan modifikasi manual.<br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; line-height: 114%; mso-font-kerning: 1,0000pt; mso-spacerun: 'yes';"><br /></span>
<p>Penggunaan huruf halus kemudian mulai tergantikan. Pada tahun 2007, sinetron Aisyah menggunakan huruf Cataneo dengan modifikasi berupa jumbai pada huruf A besar dan huruf h kecil, serta mengubah bentuk titik pada huruf i. Sinetron ini kemungkinan adalah awal mula penggunaan huruf Cataneo dalam produksi SinemArt, walau terdapat kemungkinan Cataneo telah digunakan sebelum tahun 2007. Tahun berikutnya, SinemArt mengeluarkan beberapa sinetron dengan model huruf Cataneo, yakni Hingga Akhir Waktu (kemugkinan dimodifikasi, menggunakan bobot tertentu, atau fontasi lain yang mirip-mirip), Sekar dan Alisa.</p>
<p>Penggunaan Cataneo berulang pada tahun 2009, yaitu pada sinetron <i>Rafika</i>, <i>Air Mata Cinta</i>, <i>Cinta dan Anugerah</i>, <i>Manohara</i>, <i>Isabella</i>, <i>Safa dan Marwah</i>, <i>Doa dan Karunia</i>, dan <i>Kejora dan Bintang</i>. Pada tahun tersebut, SinemArt mengeluarkan 10 sinetron, 8 di antaranya menggunakan Cataneo secara konsisten, 2 sisanya menggunakan model huruf halus seperti pada sejumlah sinetron yang produksi 2005-2007. Pada tahun ini juga tampaknya pengelola SinemArt memutuskan untuk menggunakan fontasi Cataneo secara terus-menerus pada hampir keseluruhan karya sinetronnya. Sementara itu, produksi film dan film pendek oleh SinemArt tidak menggunakan Cataneo sama sekali.</p>
<p>Pemilihan Cataneo sendiri merupakan keputusan yang cukup tepat. Model kaligrafisnya membawa kesan yang formal, tetapi tetap bisa anggun, membuat kita terpikirkan tentang undangan pernikahan, ucapan selamat, atau bahkan surat cinta. Sementara, sisi formal dari Cataneo menjaga keterbacaan huruf-hurufnya tetap tinggi, tanpa terlalu banyak embel-embel hiasan, sehingga enak dibaca baik dari jauh maupun dari dekat. Desain hurufnya juga memiliki goresan yang tegas, sekalipun harus menukik pada sudut-sudut tertentu; mewakili kekuatan dari ekspresi dan "drama" itu sendiri.</p>
<p><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; line-height: 114%; mso-font-kerning: 1,0000pt; mso-spacerun: 'yes';"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-H-qlj-Gm0ao/X-jeYfq9rzI/AAAAAAAAFgk/wFNBjR8i9UIHtwZE-o0LCw22T1VnewCbgCLcBGAsYHQ/s1095/Sinetron%2BSinemart%2B2009-2020.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1095" data-original-width="1000" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-H-qlj-Gm0ao/X-jeYfq9rzI/AAAAAAAAFgk/wFNBjR8i9UIHtwZE-o0LCw22T1VnewCbgCLcBGAsYHQ/w584-h640/Sinetron%2BSinemart%2B2009-2020.png" width="584" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />Contoh sinetron-sinetron SinemArt dari tahun 2009-2020.<br /></td></tr></tbody></table>
<p>Dari tahun 2009 hingga saat ini, Cataneo telah dipakai pada puluhan sinetron bikinan SinemArt yang tayang di RCTI dan SCTV. Selama bertahun-tahun itu pula, masyarakat telah dipapar dengan jenis huruf yang sama untuk sinetron Indonesia populer. Meskipun tren ini tidak diikuti rumah produksi lain, seperti MD Entertaiment atau Multivision Plus, model huruf Cataneo nyatanya tetap melekat ke benak masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sinetron-sinetron SinemArt berhasil merajai layar televisi Indonesia, dibandingkan dengan sinetron-sinetron keluaran rumah produksi lain tahun-tahun belakangan ini.</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-apfBLVSN2Fw/X-oZ82eDHPI/AAAAAAAAFgw/4AvCIgTt4EINYtRx9HocJ91gjtrDmcMagCLcBGAsYHQ/s998/Parodi%2Bsinetron.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="277" data-original-width="998" height="178" src="https://1.bp.blogspot.com/-apfBLVSN2Fw/X-oZ82eDHPI/AAAAAAAAFgw/4AvCIgTt4EINYtRx9HocJ91gjtrDmcMagCLcBGAsYHQ/w640-h178/Parodi%2Bsinetron.png" width="640" /></a></div><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; line-height: 114%; mso-font-kerning: 1,0000pt; mso-spacerun: 'yes';"><br /></span>
<p>Beberapa parodi sinetron Indonesia di Youtube juga tampak menggunakan huruf Cataneo, atau yang dianggap awam mirip dengannya (seperti Lucida Calligraphy), untuk tulisan judul parodi tersebut. Beberapa di antaranya seperti yang digarap oleh saluran Han Yoo Ra, Nanase Production dan MrKokom (Youtuber Malaysia).</p>
<p><span style="font-family: Calibri; font-size: 11,0000pt; line-height: 114%; mso-font-kerning: 1,0000pt; mso-spacerun: 'yes';"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-r5WD0YEivDg/X-ocQi1Ze_I/AAAAAAAAFg8/2-swdlrf9bQVaQhQ5cQEunzFiWC7EisnACLcBGAsYHQ/s1000/meme%2Bsinetron%2Bsaintif.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="650" data-original-width="1000" height="416" src="https://1.bp.blogspot.com/-r5WD0YEivDg/X-ocQi1Ze_I/AAAAAAAAFg8/2-swdlrf9bQVaQhQ5cQEunzFiWC7EisnACLcBGAsYHQ/w640-h416/meme%2Bsinetron%2Bsaintif.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sebagian meme sinetron yang dibuat oleh Saintif (gambar dari akun Facebook)<br /></td></tr></tbody></table><p></p>
<p>Pada April 2018, meme sinetron ala SinemArt merebak di internet. Berbagai akun media sosial, baik akun permemean maupun akun profesional, mengunggah gubahan meme mereka dengan rupa yang mirip dengan poster sinetron Indonesia ala SinemArt, mulai dari pemilihan kata hingga pemilihan fontasi Cataneo atau model huruf lain yang mirip dengannya.</p>
<p>Hingga hari ini, SinemArt tampaknya masih belum memiliki rencana menggeser Cataneo dari singgasananya. Huruf ini kadung melekat dan menunjang citra perusahaan selama bertahun-tahun, serta turut mengangkat karya-karya SinemArt menjadi salah satu perwakilan budaya populer masyarakat Indonesia yang khas dan berterima. Meskipun demikian, penonton-penonton sinetron terus menua, lambat-laun penonton-penonton yang lebih baru akan meminta perubahan. Poster-poster sinetron yang meriah ala 2000-an mungkin akan kembali, atau malahan barangkali desain yang lebih simpel, sepi, dan minim perasaan akan menggantikannya. Kita belum tahu pasti, yang kita tahu, Cataneo tidak selamanya di sana. Apresiasi selagi ada.</p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-25363815136173952522020-10-07T07:51:00.003-07:002020-10-07T07:53:54.866-07:00Membayangkan Aksara Kutukan<p>Perilaku keberaksaraan di jagat Twitter kembali membuktikan bahwa bahasa tulis tidak selamanya membatasi kehendak berekspresi manusia. Orang tetap bisa menyampaikan kesan-kesan jengkel, sedih, atau senang dengan perangkat-perangkat di luar bahasa.</p><p>Belakangan ini, ratusan pengguna Twitter ramai-ramai membanjiri cuitan Donald Trump dengan kata-kata buruk dan kutukan. Cuitan bertanggal 2 Oktober 2020 itu memberitakan tentang keadaan Trump dan Melania yang terkena COVID-19. Yang tak biasa, orang-orang ini mengirimkan kutukan beserta gambar-gambar angker dengan aksara yang tampak asing, yaitu aksara Ge'ez. Aksara ini adalah aksara nyata yang dipakai masyarakat di Ethiopia, utamanya untuk menuliskan bahasa Amhar, bahasa ibu bagi lebih dari 22 juta orang di sana.</p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-QZ3bOYnCWwg/X33ULae3_2I/AAAAAAAAFcs/8nKW7rkVvywdylX0BXmcqcRLFNtN2_75ACLcBGAsYHQ/s1600/aksakut.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1295" data-original-width="1600" height="518" src="https://1.bp.blogspot.com/-QZ3bOYnCWwg/X33ULae3_2I/AAAAAAAAFcs/8nKW7rkVvywdylX0BXmcqcRLFNtN2_75ACLcBGAsYHQ/w640-h518/aksakut.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kolom balasan dari cuitan Trump dijejali dengan tulisan-tulisan Amhar yang berisikan kutukan dan sumpah-sumpah mengerikan.<br /></td></tr></tbody></table><p></p><p>Setelah diterjemahkan, rangkaian kutukan ini berisi sumpah-sumpah buruk seperti jiwa yang tidak terselamatkan, jiwa berdosa, pertumpahan darah, pesan-pesan kematian, dan sejenisnya. Gambar-gambar yang mengerikan, seperti iblis dan setan, menambah kengerian dari kiriman-kiriman ini. Tak jarang pula, pendukung Trump yang panik segera membalasnya dengan doa-doa Kristen dengan maksud menghalau kekuatan jahatnya.</p><p>Fenomena ini mengundang banyak tanggapan dari masyarakat sampai-sampai <a href="https://sea.mashable.com/culture/12684/twitter-spams-trumps-covid-tweet-with-copypasta-in-amharic" target="_blank">Mashable </a>dan <a href="https://www.vice.com/en/article/akzx7g/trump-covid-coronavirus-positive-test-demon-memes" target="_blank">Vice</a> masing-masingnya menurunkan artikel untuk membahasnya. Tren ini ternyata tidak berhenti pada Trump saja, beberapa hari kemudian, Joko Widodo juga terkena berondongan pesan-pesan terkutuk yang sama. Hal ini khususnya terjadi setelah publik ramai menentang pengesahan RUU CILAKA atau RUU Cipta Kerja menjadi Undang-undang pada 5 Oktober 2020 kemarin.</p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-HkMHnuYK--E/X33Uj6DYNtI/AAAAAAAAFc0/qGpYGtIAFS4WY-VYJrk4fZQ172vaZa-4ACLcBGAsYHQ/s1600/aksakut2.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1388" data-original-width="1600" height="555" src="https://1.bp.blogspot.com/-HkMHnuYK--E/X33Uj6DYNtI/AAAAAAAAFc0/qGpYGtIAFS4WY-VYJrk4fZQ172vaZa-4ACLcBGAsYHQ/w640-h555/aksakut2.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hal serupa juga terjadi di kolom balasan Joko Widodo tertanggal 6 Oktober 2020.<br /></td></tr></tbody></table><p>Meskipun mungkin dimaksudkan untuk kelakar dan meme, penggunaan semacam ini adalah hal yang cukup rasis. Beberapa penutur bahasa Amhar bahkan menyuarakan kekesalannya dengan perilaku tercela ini. Ia merasa kebudayaannya telah dicoreng oleh orang-orang yang menggunakan bahasa dan aksaranya untuk menyampaikan kutukan dan kengerian. Terlebih, aksara Ge'ez adalah aksara dan bahasa suci yang digunakan oleh sejumlah gereja ortodoks di Ethiopia. Selain tidak menghormati suku bangsa Amhar, penggunaan sembarangan dari aksara dan bahasa ini juga dapat melukai perasaan orang-orang Kristen di Ethiopia.</p><p>Penggunaan kebudayaan tertentu untuk menimbulkan kesan angker sesungguhnya tak asing di Indonesia. Aksara dan bahasa Jawa seringkali mendapatkan stereotip seperti itu. Salah satu contoh besarnya, dalam film Gundala, iblis kuno Ki Wilawuk dipanggil dan dibangkitkan dari kematiannya dengan pembacaan aksara Jawa berbahasa Kawi.</p><p><b>SARAN</b><br />Menyampaikan kengerian atau teror dapat dilakukan tanpa mencomot sembarangan kebudayaan masyarakat lain. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan aksara buatan yang memang dikhususkan untuk citra yang mengerikan. Mungkin hal ini terdengar rumit, tetapi merupakan jalan aman tanpa menyinggung pihak tertentu. Anda juga dapat melihat-lihat aksara buatan di Omniglot yang telah menyenarainya di <a href="https://omniglot.com/conscripts/index.htm" target="_blank">sini</a>.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-GduOjqCQvKQ/X33VJwscbiI/AAAAAAAAFc8/Os8BKr3pODsCMM6fiZNTvgufBKByrpkWACLcBGAsYHQ/s1200/aksakut3.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="462" data-original-width="1200" height="190" src="https://1.bp.blogspot.com/-GduOjqCQvKQ/X33VJwscbiI/AAAAAAAAFc8/Os8BKr3pODsCMM6fiZNTvgufBKByrpkWACLcBGAsYHQ/w494-h190/aksakut3.png" width="494" /></a></div>Selain itu, Anda dapat memanfaatkan <a href="https://glitchtextgenerator.com/" target="_blank">Zalgo/Glitch Generator</a> yang tersedia dengan bebas di internet. Zalgo selama ini juga sering digunakan untuk memberikan kesan mengerikan pada sebuah teks. Sejumlah generator teks lainnya, seperti <a href="http://janoko.jw.lt/generator/text_alay" target="_blank">generator tulisan alay</a>, mungkin juga dapat dijadikan alternatif.<br /><p></p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-18142804457641969192020-09-30T06:12:00.002-07:002020-09-30T06:15:17.048-07:00Daftar Penyimpanan Daring Naskah Bugis dan Makassar<p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-11bVYuolkGs/X3R_LekC95I/AAAAAAAAFb4/eD1i_SbxtVMVMfcsyE5YYRJgMD5vLV6RwCLcBGAsYHQ/s580/Naskah%2BBugis%2BBritish%2BLibrary.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="463" data-original-width="580" height="404" src="https://1.bp.blogspot.com/-11bVYuolkGs/X3R_LekC95I/AAAAAAAAFb4/eD1i_SbxtVMVMfcsyE5YYRJgMD5vLV6RwCLcBGAsYHQ/w507-h404/Naskah%2BBugis%2BBritish%2BLibrary.jpg" width="507" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Halaman pembuka naskah puisi berbahasa Bugis. <a href="http://www.bl.uk/manuscripts/Viewer.aspx?ref=add_ms_12346_f002v" target="_blank">Koleksi Perpustakaan Inggris</a>.<br /></td></tr></tbody></table><br />Sejumlah manuskrip berbahasa Bugis dan Makassar berhasil lestari hingga hari ini. Sebagian di antaranya telah dipindai dan diunggah ke internet sehingga lebih banyak orang bisa mengaksesnya dengan bebas. Jika Anda menggeluti dunia filologi atau bahkan tipografi aksara di Nusantara, mungkin naskah-naskah tersebut akan sangat berguna untuk kajian Anda. Berikut ini daftar penyimpanan daring naskah-naskah berbahasa Bugis dan Makassar yang bisa diakses dengan bebas (daftar akan senantiasa dimutakhirkan):<p></p><ol style="text-align: left;"><li><a href="https://blogs.bl.uk/asian-and-african/bugis.html?_ga=2.157856634.1119663496.1585166331-170878195.1463869399" target="_blank">Naskah Bugis dan Makassar di Perpustakaan Inggris</a></li><li>Koleksi Digital Universitas Leiden, <a href="https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/search?type=dismax&islandora_solr_search_navigation=1&f%5B0%5D=RELS_EXT_isMemberOfCollection_uri_ms%3A%22info%5C%3Afedora%5C/collection%5C%3Aubl_manuscripts%22&f%5B1%5D=mods_language_languageTerm_text_authority_iso639%5C-2b_ms%3A%22Bugis%22&sort=mods_subject_geographic_ss%20asc" target="_blank">Manuskrip Bugis </a></li><li>Koleksi Digital Perpustakaan Berlin, <a href="http://orient-digital.staatsbibliothek-berlin.de/servlets/solr/select?p=&q=%2Bcategory.top%3A%22IslamHS_class_00000009%3ALANG0019%22+%2BobjectType%3Aislamhs&version=4.5&mask=islamhs_class_00000009.xml%3FXSL.lastPage.SESSION%3D%2Fislamhs_class_00000009.xml" target="_blank">Manuskrip Bugis</a> dan <a href="http://orient-digital.staatsbibliothek-berlin.de/servlets/solr/select?p=&q=%2Bcategory.top%3A%22IslamHS_class_00000009%3ALANG0100%22+%2BobjectType%3Aislamhs&version=4.5&mask=islamhs_class_00000009.xml%3FXSL.lastPage.SESSION%3D%2Fislamhs_class_00000009.xml" target="_blank">Manuskrip Makassar</a></li><li><a href="https://digital.soas.ac.uk/bugis" target="_blank">Koleksi Digital Naskah Bugis SOAS</a></li><li><a href="http://khastara.perpusnas.go.id" target="_blank">Khasanah Pustaka Nusantara</a>, Perpusnas. (gunakan pencarian)</li><li>Perpustakaan Digital Asia Tenggara, <a href="https://sea.lib.niu.edu/islandora/search/mods_genre_aat_ms%3A%22manuscripts%20%28document%20genre%29%22?islandora_solr_search_navigation=0&f%5B0%5D=mods_languageTerm_text_iso639%5C-2b_ms%3A%22Buginese%22" target="_blank">Manuskrip Bugis</a> dan <a href="https://sea.lib.niu.edu/islandora/search/mods_genre_aat_ms%3A%22manuscripts%20%28document%20genre%29%22?islandora_solr_search_navigation=0&f%5B0%5D=mods_languageTerm_text_iso639%5C-2b_ms%3A%22Makasar%22" target="_blank">Manuskrip Makassar</a></li></ol><p>Jika Anda mengetahui sumber naskah-naskah berbahasa Bugis dan Makassar lainnya, silakan beri tahu kami dengan meninggalkan komentar. Terima kasih! <br /></p><p> </p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9131042116678863130.post-92090713406292469312020-09-24T10:53:00.002-07:002020-09-24T23:51:45.373-07:00Konferensi TypeWknd Resmi Dibuka!<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-7tiPYyuVGJQ/X2zcqx6qmJI/AAAAAAAAFbY/QxfdL7uwjFcOHf-L7v_e1M2dfORAj3UawCLcBGAsYHQ/s1000/TypeWknd-acara.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="1000" height="265" src="https://1.bp.blogspot.com/-7tiPYyuVGJQ/X2zcqx6qmJI/AAAAAAAAFbY/QxfdL7uwjFcOHf-L7v_e1M2dfORAj3UawCLcBGAsYHQ/w529-h265/TypeWknd-acara.jpg" width="529" /></a></div><br />Dengan mengusung semboyan konferensi huruf untuk semua, TypeWknd berhasil menyita perhatian para pegiat tipografi seluruh dunia, mulai dari pengamat, mahasiswa, perancang, pebisnis, hingga akademikus. Organisasi mungil yang baru dibentuk ini terdorong oleh sejumlah halangan dalam industri tipografi. Sekelompok pelaku industri ini kemudian mencipta TypeWknd, sebuah wadah inklusif bagi pecinta huruf tanpa memandang usia, tingkat kemahiran, biaya atau asal negara.<p></p><p>TypeWknd 2020 diselenggarakan secara daring pada 24-27 September 2020. Karena ditenagai oleh sukarelawan dan beberapa penaja, seluruh sesi TypeWknd tidak dipungut biaya. Hanya saja, kelas lokakarya dibatasi hanya untuk lima belas atau dua puluh peserta, agar pembelajaran dan pementoran tetap efektif.</p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-exk6gRORSPw/X2za2gPcBGI/AAAAAAAAFbM/WtWc-KyQZDgijjChTaWEKEMuvoiK0RwjgCLcBGAsYHQ/s1000/Bayu-Gumpita.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="618" data-original-width="1000" height="333" src="https://1.bp.blogspot.com/-exk6gRORSPw/X2za2gPcBGI/AAAAAAAAFbM/WtWc-KyQZDgijjChTaWEKEMuvoiK0RwjgCLcBGAsYHQ/w538-h333/Bayu-Gumpita.png" width="538" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aditya Bayu Perdana dan Gumpita Rahayu di antara para pengisi acara TypeWknd.<br />Foto diambil dari situs <a href="https://typewknd.com/speakers/" target="_blank">TypeWknd</a>.<br /></td></tr></tbody></table><p></p><p>Terdapat dua orang Indonesia yang mengisi sesi bincang-bincang pada rangkaian konferensi TypeWknd 2020 kali ini, yaitu <a href="https://typewknd.com/speaker/aditya-bayu-perdana/">Aditya Bayu Perdana</a> dan <a href="https://typewknd.com/speaker/gumpita-rahayu/">Gumpita Rahayu</a>. Bayu mendapatkan urutan pertama dalam konferensi ini, yakni pada 24 September 2020 pukul 7:30 CDT atau 19.30 WIB. Presentasinya tentang pelestarian tipografi aksara Jawa memukau banyak hadirin, dan sekaligus menjadi pembuka yang segar untuk konferensi ini.</p><p>Sementara itu, Gumpita Rahayu juga mendapatkan sesi pada hari yang sama, pukul 9.30 CDT atau 21.30 WIB. Gumpita membahas mengenai industri desain huruf di Indonesia, sebuah ekosistem yang signifikan, tetapi belum banyak hadir dalam perbincangan tipografi internasional, dan bagaimana produsen dan konsumen desain huruf di Indonesia semakin berkembang belakangan ini.</p><p>Bincang-bincang dua tokoh skena tipografi Indonesia ini mendapatkan sambutan yang luar biasa. Setelah waktu bincang-bincang usai pun, diskusi masih berlanjut hingga tengah malam di ruang obrolan tersendiri. Babak dua "<i>Obrolan Huruf Indonesia</i>" yang menarik ini akan diselenggarakan kembali, secara khusus, pada Jumat, 25 September 2020, pukul <span class="css-901oao css-16my406 r-1qd0xha r-ad9z0x r-bcqeeo r-qvutc0">7.00 CDT atau 19.00 WIB.</span></p><p></p><p><b>Beberapa tautan yang dibutuhkan:</b></p><ul style="text-align: left;"><li><a href="https://typewknd.com/schedule/" target="_blank">Jadwal Acara Konferensi TypeWknd</a></li><li><a href="https://www.eventbrite.com/o/typewknd-31084360981" target="_blank">Halaman Eventbrite TypeWknd </a></li><li><a href="https://youtu.be/QAKDJP_qA3s" target="_blank">Aliran Video Langsung Konferensi TypeWknd </a><br /></li></ul><p> </p>Adien Gunartahttp://www.blogger.com/profile/04150385751993809772noreply@blogger.com0