Rabu, 04 Mei 2022

25 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa II

Pepatah dan peribahasa Jawa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Jawa. Melalui kata-kata bijak yang tersusun dalam bentuk kalimat pendek, pepatah atau peribahasa Jawa ialah kristalisasi nilai-nilai kehidupan dan filosofi yang diamalkan sejak lama dari generasi ke generasi. Mari jelajahi kekayaan pepatah dan peribahasa Jawa pada 25 contoh berikut.


꧋ꦲꦢꦶꦒꦁ​꧈​​ꦲꦢꦶꦒꦸꦁ​꧈​​ꦲꦢꦶꦒꦸꦤ꧉​

Adigang, adigung, adiguna.
Merasa paling kuat, merasa paling agung, merasa paling penting.
— Janganlah sombong merasa paling kuat, paling agung, dan paling penting.


꧋ꦲꦩ꧀ꦧꦼꦒ꧀ꦲꦢꦶꦭ꧀ꦥꦫꦩꦂꦠ꧉​

Ambeg adil paramarta.
Bernafas adil mulia.
— Memiliki kepribadian yang adil dan mulia.


꧋ꦲꦤꦏ꧀ꦥꦺꦴꦭꦃ​ꦧꦥꦏ꧀ꦏꦼꦥꦿꦝꦃ꧉​

Anak polah bapak kepradhah.
Anak bertingkah, ayah menanggung akibatnya.
— Tingkah laku anak akan ditanggung oleh orang tuanya.


꧋ꦧ꧀ꦭꦧ​ꦮꦸꦢ꧉​

Blaba wuda.
Dermawan telanjang.
— Seseorang yang dianggap terlalu dermawan atau murah hati sampai-sampai kebutuhannya sendiri tidak terpenuhi.


꧋ꦧ꧀ꦭꦁ​​ꦏꦼꦝꦶꦧ꧀ꦭꦁ​​ꦲꦺꦴꦫ​ꦏꦺꦴꦔꦁ​꧉​

Blang-kedhiblang ora kongang.
Selalu sibuk, tidak dapat.
— Orang yang sibuk mengerjakan ini dan itu, tetapi pada akhirnya tidak mendapatkan apa pun atau yang diinginkan.


꧋ꦧ꧀ꦭꦶꦭꦸ​ꦠꦲꦸ꧈​​ꦥꦶꦤ꧀ꦠꦼꦂ​ꦢꦸꦫꦸꦁ​​ꦔ꧀ꦭꦏꦺꦴꦤ꧀ꦤꦶ꧉​

Blilu tau, pinter durung nglakoni.
Bodoh pernah, pintar belum menjalani.
— Belum mempelajari secara teori atau formal, tetapi sudah pandai mengerjakan sesuatu karena praktik dan sering mencoba-coba. Arti lain, orang yang sudah praktik di lapangan akan lebih pintar daripada orang yang mempelajari sesuatu secara teori saja.


꧋ꦢꦃꦮꦺꦤ꧀ꦲꦠꦶ​ꦲꦺꦴꦥꦺꦤ꧀꧉​

Dahwèn ati opèn.
Suka mencerca, sebenarnya hatinya ingin memiliki.
— Mereka yang suka mengganggu atau mencerca seseorang sebenarnya menginginkan apa yang dimiliki orang tersebut.


꧋ꦝꦸꦮꦸꦂ​ꦮꦼꦏꦱ꧀ꦱꦤ꧀ꦤꦺ꧈ꦲꦼꦤ꧀ꦝꦺꦭ꧀ꦮꦶꦮꦶꦠ꧀ꦠꦤ꧀ꦤꦺ꧉

Dhuwur wekasané, endhèk wiwitané.
Tinggi akhirnya, pendek awalnya.
— Sesuatu yang dimulai dengan kecil dan sederhana memiliki akhir yang besar dan mulia. Hasil yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil.


꧋ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦧꦚꦸ​ꦲꦥꦶꦏꦸꦭ꧀ꦭꦤ꧀ꦮꦫꦶꦃ꧈​​ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦒꦼꦤꦶ​ꦲꦢꦼꦢꦩꦂ꧉​

Golèk banyu apikulan warih, golèk geni adedamar.
Mencari air berbekalkan air, mencari api berbekalkan pelita.
— Ketika bercita-cita mendapatkan sesuatu, seseorang harus memastikan bahwa dirinya telah memiliki ilmu dan modal yang dibutuhkan untuk menggapainya. Arti lainnya, seseorang harus menguasai pengetahuan dasar sebelum melakukan suatu tugas.


꧋ꦒꦸꦥꦏ꧀ꦥꦸꦭꦸꦠ꧀ꦠꦺ​ꦲꦺꦴꦫ​ꦩꦺꦭꦸ​ꦩꦔꦤ꧀ꦤꦁ​ꦏꦤꦺ꧉​

Gupak puluté ora mèlu mangan nangkané.
Terkena getahnya, tidak ikut makan nangkanya.
— Bersusah payah karena suatu pekerjaan, tetapi tidak ikut merasakan hasilnya.


꧋ꦗꦼꦂ​ꦧꦱꦸꦏꦶ​ꦩꦮ​ꦧꦺꦪ꧉​

Jer basuki mawa béya.
Memanglah kesejahteraan membutuhkan biaya.
— Untuk memperoleh sesuatu, entah itu kebaikan, kemuliaan, keberhasilan, seseorang harus melakukan pengorbanan terlebih dahulu. Peribahasa ini dijadikan slogan provinsi Jawa Timur.


꧋ꦏꦼꦒꦼꦝꦺꦤ꧀ꦲꦼꦩ꧀ꦥꦾꦏ꧀꧈​​ꦏꦸꦫꦁ​​ꦕꦒꦏ꧀꧉​

Kegedhèn empyak, kurang cagak.
Terlalu besar rangka atap, kurang tiangnya.
— Kemauan lebih besar daripada kemampuan.


꧋ꦏ꧀ꦭꦸꦁ​ꦱꦸ​ꦏ꧀ꦭꦸꦁ​ꦱꦸ​ꦪꦺꦤ꧀ꦲꦸꦝꦸ꧉​

Klungsu-klungsu yèn udhu.
Biarpun sebesar biji asam tetap menyumbang.
— Seruan untuk tetap berkontribusi atau menyumbang walaupun kecil dan sedikit.


꧋ꦩꦼꦩꦪꦸ​ꦲꦪꦸꦤ꧀ꦤꦶꦁ​​ꦧꦮꦤ꧉​

Memayu hayuning bawana.
Memperindah keindahan dunia.
— Dunia diciptakan oleh Tuhan YME hakikatnya sudah indah. Sementara itu, manusia memiliki tugas untuk memelihara keindahan tersebut dan menambah nilai keindahan ke dunia, misalnya dengan berbuat kebajikan, berkesenian, atau mengembangkan ilmu pengetahuan.


꧋ꦩꦶꦏꦸꦭ꧀ꦝꦸꦮꦸꦂ꧈​​ꦩꦼꦤ꧀ꦝꦼꦩ꧀ꦗꦼꦫꦺꦴ꧉​

Mikul dhuwur, mendhem jero.
Memikul tinggi, memendam dalam.
— Menjunjung tinggi kebaikan orang tua dan merahasiakan keburukan atau aibnya. Peribahasa ini juga bisa digunakan tidak sebatas untuk lingkungan keluarga.


꧋ꦤꦧꦺꦴꦏ꧀ꦚꦶꦭꦶꦃ​ꦠꦔꦤ꧀꧉​

Nabok nyilih tangan.
Memukul meminjam tangan.
— Melakukan suatu keburukan dengan memanfaatkan orang lain untuk melakukan keburukan tersebut.


꧋ꦔꦢꦶ​ꦱꦭꦶꦫ꧈​​ꦔꦢꦶ​ꦧꦸꦱꦤ꧉​

Ngadi salira, ngadi busana.
Memperindah diri, memperindah pakaian.
— Meningkatkan mutu diri atau kepribadian seseorang hendaknya dibarengi pula dengan memperindah bagian luar seperti pakaian, penampilan, dsj.


꧋ꦔꦭꦃ꧈​​ꦔꦭꦶꦃ꧈​​ꦔꦩꦸꦏ꧀꧉​

Ngalah, ngalih, ngamuk.
Mengalah, menyingkir, mengamuk.
— Jika mendapatkan masalah dengan orang lain, seperti diganggu atau semacamnya, seseorang hendaknya mengalah terlebih dahulu, kemudian pergi menghindari orang tersebut, bila masih tetap diganggu maka barulah dihadapi secara fisik.


꧋ꦔꦺꦭ꧀ꦩꦸ​ꦲꦶꦏꦸ​ꦏꦼꦭꦏꦺꦴꦤ꧀ꦤꦺ​ꦏꦤ꧀ꦛꦶ​ꦭꦏꦸ꧉​

Ngèlmu iku kelakoné kanthi laku.
Mencari ilmu itu terwujud dengan tindakan.
— Proses belajar akan sempurna jika sudah diterapkan atau berwujud dalam tindakan.


꧋ꦔ꧀ꦭꦸꦫꦸꦒ꧀ꦠꦤ꧀ꦥ​ꦧꦭ꧈​​ꦩꦼꦤꦁ​​ꦠꦤ꧀ꦥ​ꦔꦱꦺꦴꦫꦏ꧀ꦏꦺ꧉​

Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasoraké.
Menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa mengalahkan.
— Seseorang yang bijaksana bisa menang walau tanpa kekuatan besar dan kemenangan itu tidak akan membuat orang lain merasa dihormati.


꧋ꦔꦺꦴꦤꦺꦴ​ꦪ​ꦔꦺꦴꦤꦺꦴ꧈​​ꦤꦶꦁ​​ꦲꦗ​ꦔꦺꦴꦤꦺꦴ꧉​

Ngono ya ngono, ning aja ngono.
Begitu ya begitu, tetapi jangan begitu.
— Seseorang boleh saja berperilaku semaunya, tetapi jangan sampai berlebihan.


꧋ꦲꦺꦴꦧꦃ​ꦩꦩꦃ꧉​

Obah mamah.
Bergerak mengunyah.
— Seseorang yang masih hidup pasti bisa berusaha dan mendapat rezeki.


꧋ꦱꦢꦸꦩꦸꦏ꧀ꦧꦛꦸꦏ꧀꧈​​ꦱꦼꦚꦫꦶ​ꦧꦸꦩꦶ꧉​

Sadumuk bathuk, senyari bumi.
Sesentuhan kening, sejari bumi.
— Seruan untuk mempertahankan kehormatan dan apa yang dimiliki walaupun itu diganggu atau diusik sedikit saja. Hal ini bisa tentang pasangan atau kepemilikan tanah.


꧋ꦮꦼꦭꦱ꧀ꦠꦼꦩꦃꦲꦤ꧀ꦭꦭꦶꦱ꧀꧉​

Welas temahan lalis.
Belas kasihan berujung tumpas.
— Seseorang yang berbelas kasih dan memberikan pertolongan malah mendapatkan kesengsaraan.


꧋ꦮꦼꦫꦸꦃ​ꦲꦶꦁ​​ꦒꦿꦸꦧꦾꦸꦏ꧀꧈​​ꦲꦺꦴꦫ​ꦮꦼꦫꦸꦃ​ꦲꦶꦁ​​ꦉꦩ꧀ꦧꦸꦒ꧀꧉​

Weruh ing grubyuk, ora weruh ing rembug.
Tahu ikut-ikutan saja, tapi tidak tahu apa yang dibicarakan.
— Seseorang yang asal mengikuti atau melakukan sesuatu, tetapi sesungguhnya tidak memahami permasalahan atau maksud dari sesuatu tersebut.