Selasa, 19 April 2022

25 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa I

Pepatah dan peribahasa Jawa adalah salah satu bentuk warisan budaya yang kaya dan mendalam dari budaya Jawa. Dalam kehidupan sehari-hari, pepatah Jawa sering digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan pemikiran, pengalaman, dan nilai-nilai kebijaksanaan yang telah tertanam di antara masyarakat Jawa. Melalui pepatah dan peribahasa, banyak kearifan lokal yang mampu menawarkan pandangan tentang kehidupan, kesusilaan, hubungan antarmanusia, serta keterhubungan manusia dengan alam dan kehidupan sekitarnya. Berikut 25 pepatah dan peribahasa Jawa beserta arti dan tulisan dalam aksara Jawa-nya.


꧋ꦲꦝꦁ​​ꦲꦝꦁ​​ꦠꦺꦠꦺꦱ꧀ꦱꦺ​ꦲꦼꦩ꧀ꦧꦸꦤ꧀꧉​

Adhang-adhang tètèsé embun.
Menunggu tetesnya embun.
— Menunggu datangnya sesuatu yang sedikit.


꧋ꦲꦗꦶꦤꦶꦁ​​ꦢꦶꦫꦶ​ꦢꦸꦩꦸꦤꦸꦁ​​ꦲꦤ​ꦲꦶꦁ​​ꦭꦛꦶ꧈​​ꦲꦗꦶꦤꦶꦁ​​ꦫꦒ​ꦲꦤ​ꦲꦶꦁ​​ꦧꦸꦱꦤ꧉​

Ajining diri dumunung ana ing lathi, ajining raga ana ing busana.
Nilai diri berada pada bibir, nilai badan berada pada pakaian.
— Kehormatan diri seseorang bergantung pada pada tutur katanya, kehormatan badan/ragawi seseorang bergantung pada pakaiannya/penampilannya.


꧋ꦲꦭꦁ​​ꦲꦭꦁ​​ꦢꦸꦢꦸ​ꦲꦭꦶꦁ​​ꦲꦭꦶꦁ​꧉​

Alang-alang dudu aling-aling.
Halangan bukanlah penghalang/penutup.
— Halangan yang ditemui dalam menjalani hidup bukanlah penghalang untuk terus maju dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.


꧋ꦲꦭꦺꦴꦤ꧀ꦲꦭꦺꦴꦤ꧀ꦮꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦼꦭꦏꦺꦴꦤ꧀꧉​

Alon-alon waton kelakon.
Pelan-pelan asalkan terlaksana.
— Tidak apa-apa melakukan sesuatu dengan pelan-pelan, asalkan dilaksanakan dengan baik dan tuntas.


꧋ꦲꦩ꧀ꦧꦼꦒꦸꦒꦸꦏ꧀ꦔꦸꦛꦮꦠꦺꦴꦤ꧀꧉​

Ambeguguk ngutha waton.
Diam tak bergerak seperti benteng batu.
— Orang yang memiliki pendirian dan sikap yang tidak tergoyahkan sama sekali.


꧋ꦲꦗ​ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦮꦃ꧈​​ꦩꦼꦁ​ꦏꦺꦴ​ꦢꦢꦶ​ꦲꦺꦴꦮꦃ꧉​

Aja golék wah, mengko dadi owah.
Jangan mencari wah, nanti jadi berubah.
— Jangan mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan pujian atau perhatian dari orang lain, nanti akan kehilangan diri dan pegangan.


꧋ꦲꦤ​ꦕꦠꦸꦂ​ꦩꦸꦁ​ꦏꦸꦂ꧉​

Ana catur mungkur.
Ada perbincangan, membelakangi.
— Menghindari pembicaraan atau desas-desus yang buruk, tidak ingin terlibat meggunjingkan keburukan orang lain.


꧋ꦲꦤ​ꦢꦶꦤ꧈​​ꦲꦤ​ꦲꦸꦥ꧉​

Ana dina, ana upa.
Ada hari, ada nasi.
— Tidak perlu khawatir berlebihan dengan rezeki, karena setiap hari kita hidup dan bekerja pasti akan mendapatkan rezeki.


꧋ꦲꦤ​ꦢꦲꦸꦭꦠ꧀ꦠꦺ꧈ꦲꦺꦴꦫ​ꦲꦤ​ꦧꦼꦒ꧀ꦗꦤꦺ꧉​

Ana daulaté, ora ana begjané.
Ada berkatnya, tetapi tidak ada keberuntungannya.
— Seseorang yang memiliki berkat, kemampuan, dan pemberian untuk mendapatkan sesuatu, tetapi masih terhalang oleh keberuntungannya.


꧋ꦲꦔꦺꦴꦤ꧀ꦩꦁ​ꦱ꧉​

Angon mangsa.
Menggembalakan musim.
— Menunggu waktu yang tepat untuk bertindak atau memutuskan sesuatu.


꧋ꦲꦉꦥ꧀​ꦗꦩꦸꦂꦫꦺ​ꦲꦼꦩꦺꦴꦃ​ꦮꦠꦁ​ꦔꦺ꧉

Arep jamuré emoh watangé.
Mau jamurnya, tidak mau batangnya.
— Mau mendapatkan enaknya, tetapi tidak mau menanggung bagian yang tidak enaknya.


꧋ꦲꦱꦸ​ꦒꦼꦝꦺ​ꦩꦼꦤꦁ​​ꦏꦼꦫꦃꦲꦺ꧉​

Asu gedhé menang kerahé.
Anjing besar menang perkelahiannya.
— Mereka yang berpangkat tinggi, orang penting, para pembesar, dll. pasti lebih mudah menang dalam berpekara dengan orang yang lebih kecil atau masyarakat umum.


꧋ꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦏꦼꦠꦶꦠꦶꦏ꧀ꦲꦭ​ꦏꦼꦠꦫ꧉​

Becik ketitik ala ketara.
Baik terlihat, buruk juga terlihat.
— Perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk sama-sama akan terlihat pada waktunya.


꧋ꦧꦤ꧀ꦝ​ꦠꦶꦠꦶꦥ꧀ꦥꦤ꧀​ꦚꦮ​ꦒꦝꦸꦃꦲꦤ꧀​ꦥꦁ​ꦏꦠ꧀ꦱꦩ꧀ꦥꦶꦂꦫꦤ꧀꧉​

Bandha titipan, nyawa gadhuhan, pangkat sampiran.
Harta titipan, nyawa pinjaman, pangkat gantungan/hiasan.
— Pencapaian duniawi tidaklah abadi, semuanya adalah pemberian dan titipan dari Yang Maha Kuasa.


꧋ꦧꦼꦫꦱ꧀ꦮꦸꦠꦃ​ꦲꦫꦁ​​ꦩꦸꦭꦶꦃ​ꦩꦫꦁ​​ꦠꦏꦼꦂꦫꦺ꧉​

Beras wutah arang mulih marang takeré.
Beras tumpah jarang kembali ke takarannya.
— Sesuatu yang sudah berubah atau rusak akan sulit kembali ke wujud atau hitungannya yang semula.


꧋ꦕꦶꦚ꧀ꦕꦶꦁ​​ꦕꦶꦚ꧀ꦕꦶꦁ​​ꦩꦼꦏ꧀ꦱ​ꦏ꧀ꦭꦼꦧꦸꦱ꧀꧉​

Cincing-cincing meksa klebus.
Menggulung-gulung (celana), tetap saja basah kuyup.
— Maksud hati ingin berhemat atau hidup irit, tetapi justru malah semakin banyak pengeluaran.


꧋ꦝꦪꦸꦁ​​ꦲꦺꦴꦭꦺꦃ​ꦏꦼꦝꦸꦁ​꧉​

Dhayung olèh kedhung.
Dayung memperoleh telaga.
— Seseorang yang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan pengalamannya.


꧋ꦒꦺꦴꦁ​​ꦭꦸꦩꦏꦸ​ꦠꦶꦤꦧꦸꦃ꧉​

Gong lumaku tinabuh.
Gong berjalan ditabuh.
— Seseorang yang pandai yang banyak dimintai saran di mana-mana ia berada. Arti lainnya, orang yang berbicara atau menceritakan berbagai hal tanpa diminta.


꧋ꦗꦠꦶ​ꦏꦠ꧀ꦭꦸꦱꦸꦥ꧀ꦥꦤ꧀ꦭꦸꦪꦸꦁ​꧉​

Jati katlusupan luyung.
Kayu jati terkena serpihan kayu aren.
— Seseorang yang semulanya baik mendapatkan pengaruh buruk dari orang jahat.


꧋ꦏꦱꦤ꧀ꦝꦸꦁ​​ꦲꦶꦁ​​ꦫꦠ꧈​​ꦏꦧꦼꦤ꧀ꦠꦸꦱ꧀ꦲꦶꦁ​​ꦲꦮꦁ​​ꦲꦮꦁ​꧉​

Kasandhung ing rata, kabentus ing awang-awang.
Tersandung di permukaan rata, terbentur di langit.
— Mendapatkan rintangan atau cobaan di tempat yang sebenarnya baik dan aman.


꧋ꦩꦼꦕꦺꦭ꧀ꦩꦤꦸꦏ꧀ꦩꦶꦧꦼꦂ꧉​

Mecèl manuk miber.
Memotong burung yang terbang.
— Seseorang yang serba-bisa atau memiliki kemampuan yang luar biasa.


꧋ꦱꦢꦮ​ꦢꦮꦤꦺ​ꦭꦸꦫꦸꦁ​​ꦲꦶꦱꦶꦃ​ꦭꦸꦮꦶꦃ​ꦢꦮ​ꦒꦸꦫꦸꦁ​꧉​

Sadawa-dawané lurung isih luwih dawa gurung.
Sepanjang-panjangnya lorong, masih lebih panjang tenggorokan.
— Berita atau pembicaraan yang dituturkan oleh orang-orang pasti akan menyebar jauh.


꧋ꦱꦼꦩ꧀ꦧꦸꦂ​ꦱꦼꦩ꧀ꦧꦸꦂ​ꦲꦢꦱ꧀​ꦱꦶꦫꦩ꧀ꦱꦶꦫꦩ꧀ꦧꦪꦼꦩ꧀꧉​

Sembur-sembur adas, siram-siram bayem.
Menyembur-nyembur adas, menyiram-nyiram bayam.
— Harapan seseorang yang terkabulkan karena berkat dan doa dari banyak orang yang mendukung dan menyayanginya.


꧋ꦱ꧀ꦭꦸꦩꦤ꧀​ꦱ꧀ꦭꦸꦩꦸꦤ꧀​ꦱ꧀ꦭꦩꦼꦠ꧀꧉​

Sluman-slumun slamet.
Sembarangan tetapi selamat.
— Bersikap sembarangan, ugal-ugalan, tidak berhati-hati, tetapi tetap mendapatkan keselamatan.


꧋ꦮꦱ꧀ꦠꦿ​ꦧꦼꦝꦃ​ꦏꦪꦸ​ꦥꦺꦴꦏꦃ꧉

Wastra bedhah kayu pokah.
Kain robek kayu patah.
— Seseorang yang mengalami keburukan karena tingkah lakunya sendiri.