Dalam dunia rancang-merancang, fontasi bukan hanya mengenai lekukan bentuk huruf, tetapi juga soal rasa yang mampu ditimbulkan. Sayangnya, tidak semua fontasi yang dirancang selalu ditafsirkan sebagai sesuatu yang indah atau fungsional. Ada fontasi-fontasi yang selain indah juga mampu berfungsi dengan baik dan "mengerti tugasnya", tetapi ada juga yang membuat mata pemirsanya membelalak karena saking noraknya. Persepsi tentang kenorakan ini sesungguhnya lahir dari banyak sumber perkara, dua di antaranya adalah penggunaan yang sudah berlebihan dan terlalu sering, serta bergesernya selera gaya desain umum alias menjadi ketinggalan zaman. Setidaknya dari kacamata hari ini, mari kita intip sederet fontasi paling norak sepanjang masa yang sewaktu-waktu masih bisa kita jumpai di jalanan!
Comic SansApabila Anda menanyakan fontasi apa yang paling dibenci oleh perancang grafis, orang akan dengan mudahnya menjawab Comic Sans! Fontasi bikinan Vincent Connare yang dirilis oleh Microsoft pada tahun 1994 ini mulanya sangat populer dan dicintai oleh khalayak ramai sehingga dapat dengan mudah ditemui di mana-mana bahkan di materi desain yang tidak seharusnya sekalipun. Dari banyaknya "ketidaksesuaian" penempatan fontasi ini—yang dilakukan oleh masyarakat umum dan tukang cetak awam—membuat banyak desainer grafis naik darah. Pasalnya, desainnya yang kekanak-kanakkan dan santai ini bisa ditemui digunakan untuk menuliskan dokumen penting, papan peringatan, dan materi desain formal lainnya. Hal tersebut dianggap menyalahi tujuan dan tugas sejati dari Comic Sans. Oleh karena itu, banyak desainer grafis dari berbagai belahan dunia memerangi penggunaan Comic Sans di materi desain apapun, bahkan untuk keperluan yang santai. Walaupun belakangan, terdapat semacam penyadaran bersama bahwa Comic Sans sesungguhnya tidak salah apa-apa, dan malahan kenorakan Comic Sans sendiri bisa digunakan oleh desainer profesional untuk membangkitkan rasa dan kenangan yang konyol nan lucu dari dekade yang telah berlalu.
Sedikit tambahkan kecil, Google ikut merayakan fontasi yang dicaci namun dicinta masyarakat ini dengan mengganti fontasi situs pencariannya dengan Comic Sans ketika Anda mengetikkan "Comic Sans" di kolom pencarian. Boleh dicoba! Beberapa desainer juga mencoba "memperbaiki" Comic Sans dengan mengeluarkan ragam dan penafsiran mereka sendiri terhadap Comic Sans dan tugasnya, beberapa di antaranya seperti Comic Neue oleh Craig Rozynski bersama Hrant Papazian dan Chalkboard oleh Apple. Jokerman
Fontasi "paling badut" yang satu ini, Jokerman, dirancang oleh Andrew Smith pada tahun 1995 dan dirilis oleh ITC (International Typeface Corporation) dan Microsoft. Font ini dikenal karena gayanya yang sangat dekoratif dan bahkan tampak sedikit konyol, sesuai dengan namanya yang mengacu pada tokoh "joker" alias pelawak. Pada mulanya, fontasi ini banyak yang menggunakan karena orang-orang terpikat dengan tampilannya yang nyentrik. Meskipun demikian, lambat laun fontasi badut ini sudah semakin jarang kita temui dalam materi desain sehari-hari seiring dengan bergantinya tren, banyaknya pilihan fontasi yang tersedia bebas, dan kemajuan literasi desain masyarakat. Papyrus
Papyrus merupakan fontasi bergaya goresan tangan yang dirancang oleh Chris Costello pada tahun 1982. Maksud dari dirancangnya fontasi ini adalah untuk menggambarkan ciri khas tulisan tangan pada naskah kuno dari Timur Tengah yang umumnya bermediakan kertas papirus. Huruf-hurufnya didesain dengan tepian yang kasar, lengkungan yang tidak teratur, dan guratan tegak yang tinggi pada huruf besarnya. Sebagai salah satu fontasi populer yang memiliki desain yang begitu berbeda dengan yang lain, Papyrus banyak dipilih untuk digunakan oleh masyrakat awam, bahkan untuk keperluan yang tidak berkaitan dengan masa lalu, sejarah, atau Timur Tengah—membuatnya terkesan norak ketika keluar dari konteks aslinya. Meskipun demikian, penggunaan fontasi Papyrus yang tepat dapat menjadi keputusan desain yang bagus, seperti pada contoh yang paling terkenal, yaitu penggunaan Papyrus yang telah disesuaikan untuk tipografi judul filem Avatar (2009). Algerian
Algerian adalah salah satu contoh model huruf norak yang masih ada yang menggunakan hingga saat ini. Nuansa tebal, tegas, dan dekoratif membuat masyarakat awam tertarik untuk menggunakannya dalam berbagai keperluan desain. Efek bayangan yang dimiliki fontasi ini juga membuat desainnya semakin ramai. Seluruh ciri-cirinya berpadu membuatnya terkesan jadul atau retro, tetapi juga terlihat mencolok. Walaupun demikian, penggunaan dan pengolahan yang tepat mungkin bisa membuat hasil akhir desain dengan fontasi ini tetap menjadi bagus, terlebih jika menggunakan ragam Algerian Plain tanpa tambahan efek bayangan di bawahnya. Curlz MT
"Ular melingkar-lingkar di atas pagar." Kurang lebih seperti itulah fontasi Curlz MT. Didesain oleh Carl Crossgrove dan Steve Matteson pada tahun 1995 untuk Agfa Monotype, fontasi ini menampilkan gelung-gelung melingkar menyerupai pucuk pakis atau gulungan pita, memberikannya kesan kekanak-kanakan, kecewek-cewekan, dan penuh keceriaan. Curlz MT sering digunakan untuk keperluan acara ulang tahun anak kecil atau produk-produk yang ingin terlihat ceria dan lucu, seolah-olah ditulis oleh peri atau tokoh dari negeri dongeng. Meskipun demikian, takaran keceriaan dan kelucuan yang berlebihan membuat fontasi Curlz MT menjadi norak jika digunakan dan dianggap ketinggalan zaman. Fontasi lainnya dengan rancangan yang ceria tetapi lebih kalem mungkin saat ini sedang menjadi primadona dalam dunia desain. Ravie
Ravie memancarkan aura keceriaan seperti Curlz MT melalui bentuk geliang-geliut hurufnya, tetapi memiliki ketebalan yang jauh lebih gendut. Lekukannya yang tebal boleh jadi membuat Ravie lebih mencolok dan enak dibaca dalam ukuran besar. Jenis huruf ini digambar oleh Ken O'Brien dari tahun 1993 hingga 1994, saat menjadi peserta didik di Art Center di Pasadena, California. Fontasi ini dirancang untuk keperluan pesta anak muda atau kegiatan santai lainnya, sangat cocok juga untuk desain makanan ringan anak-anak—khususnya pada tahun-tahun 90-an atau 2000-an awal. Akan tetapi, desain yang mencolok dan sudah sering dipakai menjadikan fontasi Ravie tampak norak, sehingga Anda mungkin perlu memilih alternatif fontasi lainnya jika ingin menggunakan rancangan huruf seperti Ravie. Lobster
Lobster sesungguhnya merupakah sebuah fontasi yang apik karena berhasil menciptakan desain yang rapi, konsisten, tetapi tetap santai. Walaupun demikian, fontasi ini tak kalah dibenci karena terlalu sering dipakai dan gayanya yang cukup mencolok dan agak retro. Fontasi buatan Impallari Type yang dikeluarkan tahun 2010 ini dapat dengan mudah ditemui di berbagai brosur, web, dan poster, terutama di kalangan desainer amatiran, sehingga sering dikaitkan dengan pilihan desain yang sudah basi dan kurangnya eksplorasi desain. Gigi
Jenis huruf pampangan yang dirancang oleh Jill Bell ini memiliki gaya yang sangat khas dan aneh, khususnya terlihat pada bentuk-bentuk hurufnya yang tidak beraturan, melengkung-lengkung, dan memiliki gerigi atau bopengan-bopengan pada goresannya. Ini adalah salah satu fontasi yang terlalu banyak digunakan dan gayanya yang terlalu mencolok sudah dianggap ketinggalan zaman.
Beberapa fontasi lainnya ...
Beberapa fontasi lainnya yang mungkin Anda harus pikirkan dua kali sebelum menggunakannya atau memerlukan perlakuan dan eksplorasi desain khusus karena kenorakannya, yaitu Blackadder, Chiller, Berlin Sans, Harrington, Juice ITC, Mistral, Pristina, Showcard Gothic, Snap ITC, dan Viner Hand.
0 komentar:
Posting Komentar