Selasa, 14 Juni 2022

25 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa III

Peribahasa atau pepatah biasanya berupa kalimat pendek yang mengandung maksud tertentu dan telah lama digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Dalam kebudayaan Jawa, pepatah biasanya mengandung nasihat atau pelajaran yang berharga, serta menggambarkan pengalaman hidup dan kebijaksanaan yang telah diwariskan dari waktu ke waktu. Peribahasa atau pepatah adalah bagian penting dari budaya Jawa yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara ringkas namun kuat. Berikut 25 contoh pepatah atau peribahasa Jawa disertai dengan arti dan aksara Jawa-nya.


꧋ꦲꦗ​ꦫꦸꦩꦁꦱ​ꦧꦶꦱ꧈​ꦤꦔꦶꦁ​ꦧꦶꦱ​ꦲ​ꦫꦸꦩꦁꦱ꧉

Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa.
Jangan merasa bisa, tapi bisalah merasakan.
— Ajakan untuk selalu mawawas diri dan jangan merasa sombong.


꧋ꦲꦗꦂꦧꦶꦱꦔꦭꦃ​ꦲꦏꦺ​ꦝꦱꦂ꧉

Ajar bisa ngalahaké dhasar.
Belajar bisa mengalahkan bakat.
— Berlatih dan belajar dengan giat bisa mengungguli orang yang mengandalkan bakat.


꧋ꦕꦸꦫꦶꦒꦩꦤ꧀ꦗꦶꦁ​ꦮꦫꦁꦏ꧈ꦮꦫꦁꦏꦩꦤ꧀ꦗꦶꦁꦕꦸꦫꦶꦒ꧉

Curiga manjing warangka, warangka manjing curiga.
Keris menempati sarung, sarung menempati keris.
— Setiap orang memiliki perannya masing-masing. Dalam hal ini khususnya mengibaratkan antara pemerintah dan rakyatnya.


꧋ꦢꦶꦗꦸꦥꦸꦏ꧀ꦲꦶꦮꦏꦺ​ꦲꦗ​ꦔꦤ꧀ꦠꦶ​ꦧꦸꦛꦼꦒ꧀ꦧꦚꦸꦤꦺ꧉

Dijupuk iwaké aja nganti butheg banyuné.
Ambil ikannya jangan sampai keruh airnya.
— Ajaran untuk menyelesaikan masalah atau mencapai sesuatu tanpa menimbulkan masalah baru yang tidak diinginkan.


꧋ꦢꦸꦫꦸꦁ​ꦲꦕꦸꦤ꧀ꦝꦸꦏ꧀ꦲꦕꦤ꧀ꦝꦏ꧀꧉

Durung cundhuk acandhak.
Belum bertemu (sudah) memegang.
— Belum mengerti atau memahami suatu persoalan, tetapi sudah ikut campur atau turut berbicara.


꧋ꦲꦼꦩ꧀ꦧꦤ꧀ꦕꦶꦤ꧀ꦝꦺ​ꦲꦺꦩ꧀ꦧꦤ꧀ꦱꦶꦭꦢꦤ꧀꧉

Emban cindhé emban siladan.
Diemban (dengan) cindai, diemban (dengan) irisan bambu.
— Seseorang yang membeda-bedakan; bersikap baik ke orang yang dia senangi dan bersikap buruk kepada orang yang dia tidak suka.


꧋ꦒꦸꦩꦺꦩ꧀ꦧꦿꦁ​ꦲꦺꦴꦫ​ꦲꦢꦁ꧉

Gumembrang ora adang.
Berisik (tetapi) tidak menanak nasi.
— Seseorang yang banyak berbicara dan mendaku dirinya mampu melakukan ini-itu tetapi sebenarnya tidak bisa melakukannya atau tidak ada hasilnya.


꧋ꦗꦩꦤ꧀ꦲꦶꦏꦸꦲꦺꦴꦮꦃ​ꦒꦶꦁꦱꦶꦂ꧉

Jaman iku owah gingsir.
Jaman itu selalu berubah.
— Keadaan masa lalu tidak selalu bisa diterapkan atau diperbandingkan dengan masa kini karena setiap zaman memiliki nilai dan kebiasaannya masing-masing.


꧋ꦏꦗꦸꦒꦿꦸꦒꦔꦸꦤꦸꦁ​ꦏꦼꦩ꧀ꦧꦁ꧉

Kajugrugan gunung kembang.
Terkena jatuhan gunung bunga.
— Seseorang yang mendapatkan keuntungan atau berkah yang luar biasa.


꧋ꦏꦺꦩ꧀ꦭꦝꦺꦪꦤ꧀ꦔꦗꦏ꧀ꦱꦼꦩ꧀ꦥꦭ꧀꧉

Kemladhéan ngajak sempal.
Benalu mengakibatkan patah.
— Seseorang yang hidup menumpang atau selalu mengandalkan orang lain untuk mengerjakan kewajibannya akan mendatangkan kesusahan untuk orang yang ditumpangi.


꧋ꦏꦿꦶꦮꦶꦏ꧀ꦏꦤ꧀ꦢꦢꦶꦒꦿꦺꦴꦗꦺꦴꦒꦤ꧀꧉

Kriwikan dadi grojogan.
Aliran kecil menjadi air terjun.
— Permasalahan yang mulanya kecil menjadi permasalahan yang besar.


꧋ꦏꦼꦧꦺꦴ​ꦤꦸꦱꦸ​ꦒꦸꦢꦺꦭ꧀꧉

Kebo nusu gudèl.
Kerbau menyusu ke anaknya.
— Orang tua yang meminta bantuan atau dinafkahi oleh anaknya.


꧋ꦏꦺꦴꦝꦺꦴꦏ꧀ꦱꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁ​​ꦧꦛꦺꦴꦏ꧀꧉

Kodhok sajroning bathok.
Katak di dalam tempurung kelapa.
— Seseorang yang sangat berpikiran sempit dan tidak mau menerima pemikiran atau wawasan yang lebih luas.


꧋ꦊꦒꦺꦴꦤ꧀ꦭꦼꦩꦂ​ꦭꦸꦥꦸꦠ꧀ꦏꦠꦶꦮꦂ꧉​

Legon lemar luput katiwar.
Tunas kelor (untuk) perlengkapan upacara tidak terlantar.
— Seseorang yang mempunyai keterampilan atau nilai manfaat tidak mungkin terlantar hidupnya, pasti akan dicari orang dan mendapatkan pekerjaan.


꧋ꦩꦚ꧀ꦕꦭꦥꦸꦠꦿꦩꦚ꧀ꦕꦭ꧉

Mancala putra, mancala putri.
Berubah penampilan menjadi laki-laki, berubah penampilan menjadi perempuan.
— Mampu menyesuaikan diri dengan siapa pun atau di lingkungan mana pun. Hal ini juga disebut dalam pewayangan sebagai salah satu ilmu sakti.


꧋ꦲꦔꦧꦼꦤ꧀ꦱꦶꦔꦠꦶꦁ​ꦲꦤ꧀ꦢꦏ꧉

Ngaben singating andaka.
Mengadu tanduknya banteng.
— Menghasut orang yang berpengaruh untuk berkelahi dengan sesama orang yang berpengaruh.


꧋ꦲꦁ​ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦲꦶ​ꦠꦥꦏ꧀ꦲꦶꦁ​ꦏꦸꦤ꧀ꦠꦸꦭ꧀ꦔ꧀ꦭꦪꦁ꧉

Nggolèki tapaking kuntul nglayang.
Mencari jejak burung kuntul terbang.
— Melakukan hal yang tidak mungkin. Arti lainnya, mencari atau berusaha memahami sesuatu yang ada tetapi tidak terlihat (seperti Tuhan).


꧋ꦗꦗꦃ​ꦢꦺꦱ​ꦩꦶꦭꦁ​​ꦏꦺꦴꦫꦶ꧉​

Njajah désa milang kori.
Menjelajah desa/tempat menghitung pintu.
— Berkelana ke berbagai tempat untuk mengamati atau mempelajari berbagai hal sampai hal yang terkecil sekalipun.


꧋ꦲꦤꦸꦠꦸꦠ꧀ꦠꦶ​ꦭꦪꦁ​ꦔꦤ꧀ꦥꦼꦝꦺꦴꦠ꧀꧉

Nututi layangan pedhot.
Mengejar layangan putus.
— Mengejar sesuatu yang tidak sepadan dengan susah payahnya.


꧋ꦲꦺꦴꦭꦺꦃ​ꦲꦺꦠꦸꦁ​ꦔꦺ​ꦭꦸꦥꦸꦠ꧀ꦱꦸꦤ꧀ꦢꦸꦏꦺ꧉

Oleh étungé luput sunduké.
Mendapat hitungannya, meleset tusukannya.
— Sudah menyusun rencana dengan teliti, tetapi dalam pengerjaannya meleset.


꧋ꦉꦗꦼꦏꦶ​ꦲꦶꦏꦸ​ꦲꦺꦴꦫꦧꦶꦱꦢꦶꦠꦶꦫꦸ꧉

Rejeki iku ora bisa ditiru.
Rezeki itu tidak bisa ditiru.
— Orang akan mendapatkan rezeki yang berbeda-beda. Walaupun usaha orang dapat ditiru tetapi rezekinya tidak bisa ditiru.


꧋ꦫꦸꦧꦸꦃ​ꦫꦸꦧꦸꦃ​ꦒꦼꦝꦁ꧉

Rubuh-rubuh gedhang.
Roboh-roboh pisang.
— Seseorang yang beribadah hanya ikut-ikutan saja tanpa memahami maknanya.


꧋ꦱꦶꦁ​​ꦔꦶꦢꦸꦭ꧀ꦔꦶꦢꦸꦭ꧀ꦭ꧈​​ꦱꦶꦁ​​ꦔꦺꦠꦤ꧀ꦔꦺꦠꦤ꧀ꦤ꧉​

Sing ngidul ngidula, sing ngétan ngétana.
Yang mau pergi ke selatan ke selatanlah, yang mau pergi ke timur ke timurlah.
— Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih dan menjalani pilihannya.


꧋ꦱꦸꦒꦶꦃ​ꦮꦸꦮꦸꦱ꧀ꦤꦔꦶꦁ​ꦢꦺꦤ꧀ꦱꦩ꧀ꦥꦂꦥꦏꦺꦴꦭꦶꦃ꧉

Sugih wuwus nanging dèn sampar pakolih.
Kaya di perkataan tapi yang menyapu yang memperoleh.
— Seseorang yang banyak bicara tetapi tidak bekerja sehingga tidak mendapatkan hasil.


꧋ꦲꦸꦤ꧀ꦝꦏ꧀ꦲꦶꦁ​ꦥꦮꦂꦠ꧈​ꦱꦸꦢꦤꦶꦁ​ꦏꦶꦫꦶꦩꦤ꧀꧉

Undhaking pawarta, sudaning kiriman.
Bertambahnya kabar, berkurangnya kiriman.
— Berita biasanya ditambah-tambahi informasinya, sedangkan hadiah biasanya berkurang (misalnya karena dikorupsi).

Rabu, 04 Mei 2022

25 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa II

Pepatah dan peribahasa Jawa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Jawa. Melalui kata-kata bijak yang tersusun dalam bentuk kalimat pendek, pepatah atau peribahasa Jawa ialah kristalisasi nilai-nilai kehidupan dan filosofi yang diamalkan sejak lama dari generasi ke generasi. Mari jelajahi kekayaan pepatah dan peribahasa Jawa pada 25 contoh berikut.


꧋ꦲꦢꦶꦒꦁ​꧈​​ꦲꦢꦶꦒꦸꦁ​꧈​​ꦲꦢꦶꦒꦸꦤ꧉​

Adigang, adigung, adiguna.
Merasa paling kuat, merasa paling agung, merasa paling penting.
— Janganlah sombong merasa paling kuat, paling agung, dan paling penting.


꧋ꦲꦩ꧀ꦧꦼꦒ꧀ꦲꦢꦶꦭ꧀ꦥꦫꦩꦂꦠ꧉​

Ambeg adil paramarta.
Bernafas adil mulia.
— Memiliki kepribadian yang adil dan mulia.


꧋ꦲꦤꦏ꧀ꦥꦺꦴꦭꦃ​ꦧꦥꦏ꧀ꦏꦼꦥꦿꦝꦃ꧉​

Anak polah bapak kepradhah.
Anak bertingkah, ayah menanggung akibatnya.
— Tingkah laku anak akan ditanggung oleh orang tuanya.


꧋ꦧ꧀ꦭꦧ​ꦮꦸꦢ꧉​

Blaba wuda.
Dermawan telanjang.
— Seseorang yang dianggap terlalu dermawan atau murah hati sampai-sampai kebutuhannya sendiri tidak terpenuhi.


꧋ꦧ꧀ꦭꦁ​​ꦏꦼꦝꦶꦧ꧀ꦭꦁ​​ꦲꦺꦴꦫ​ꦏꦺꦴꦔꦁ​꧉​

Blang-kedhiblang ora kongang.
Selalu sibuk, tidak dapat.
— Orang yang sibuk mengerjakan ini dan itu, tetapi pada akhirnya tidak mendapatkan apa pun atau yang diinginkan.


꧋ꦧ꧀ꦭꦶꦭꦸ​ꦠꦲꦸ꧈​​ꦥꦶꦤ꧀ꦠꦼꦂ​ꦢꦸꦫꦸꦁ​​ꦔ꧀ꦭꦏꦺꦴꦤ꧀ꦤꦶ꧉​

Blilu tau, pinter durung nglakoni.
Bodoh pernah, pintar belum menjalani.
— Belum mempelajari secara teori atau formal, tetapi sudah pandai mengerjakan sesuatu karena praktik dan sering mencoba-coba. Arti lain, orang yang sudah praktik di lapangan akan lebih pintar daripada orang yang mempelajari sesuatu secara teori saja.


꧋ꦢꦃꦮꦺꦤ꧀ꦲꦠꦶ​ꦲꦺꦴꦥꦺꦤ꧀꧉​

Dahwèn ati opèn.
Suka mencerca, sebenarnya hatinya ingin memiliki.
— Mereka yang suka mengganggu atau mencerca seseorang sebenarnya menginginkan apa yang dimiliki orang tersebut.


꧋ꦝꦸꦮꦸꦂ​ꦮꦼꦏꦱ꧀ꦱꦤ꧀ꦤꦺ꧈ꦲꦼꦤ꧀ꦝꦺꦭ꧀ꦮꦶꦮꦶꦠ꧀ꦠꦤ꧀ꦤꦺ꧉

Dhuwur wekasané, endhèk wiwitané.
Tinggi akhirnya, pendek awalnya.
— Sesuatu yang dimulai dengan kecil dan sederhana memiliki akhir yang besar dan mulia. Hasil yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil.


꧋ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦧꦚꦸ​ꦲꦥꦶꦏꦸꦭ꧀ꦭꦤ꧀ꦮꦫꦶꦃ꧈​​ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦒꦼꦤꦶ​ꦲꦢꦼꦢꦩꦂ꧉​

Golèk banyu apikulan warih, golèk geni adedamar.
Mencari air berbekalkan air, mencari api berbekalkan pelita.
— Ketika bercita-cita mendapatkan sesuatu, seseorang harus memastikan bahwa dirinya telah memiliki ilmu dan modal yang dibutuhkan untuk menggapainya. Arti lainnya, seseorang harus menguasai pengetahuan dasar sebelum melakukan suatu tugas.


꧋ꦒꦸꦥꦏ꧀ꦥꦸꦭꦸꦠ꧀ꦠꦺ​ꦲꦺꦴꦫ​ꦩꦺꦭꦸ​ꦩꦔꦤ꧀ꦤꦁ​ꦏꦤꦺ꧉​

Gupak puluté ora mèlu mangan nangkané.
Terkena getahnya, tidak ikut makan nangkanya.
— Bersusah payah karena suatu pekerjaan, tetapi tidak ikut merasakan hasilnya.


꧋ꦗꦼꦂ​ꦧꦱꦸꦏꦶ​ꦩꦮ​ꦧꦺꦪ꧉​

Jer basuki mawa béya.
Memanglah kesejahteraan membutuhkan biaya.
— Untuk memperoleh sesuatu, entah itu kebaikan, kemuliaan, keberhasilan, seseorang harus melakukan pengorbanan terlebih dahulu. Peribahasa ini dijadikan slogan provinsi Jawa Timur.


꧋ꦏꦼꦒꦼꦝꦺꦤ꧀ꦲꦼꦩ꧀ꦥꦾꦏ꧀꧈​​ꦏꦸꦫꦁ​​ꦕꦒꦏ꧀꧉​

Kegedhèn empyak, kurang cagak.
Terlalu besar rangka atap, kurang tiangnya.
— Kemauan lebih besar daripada kemampuan.


꧋ꦏ꧀ꦭꦸꦁ​ꦱꦸ​ꦏ꧀ꦭꦸꦁ​ꦱꦸ​ꦪꦺꦤ꧀ꦲꦸꦝꦸ꧉​

Klungsu-klungsu yèn udhu.
Biarpun sebesar biji asam tetap menyumbang.
— Seruan untuk tetap berkontribusi atau menyumbang walaupun kecil dan sedikit.


꧋ꦩꦼꦩꦪꦸ​ꦲꦪꦸꦤ꧀ꦤꦶꦁ​​ꦧꦮꦤ꧉​

Memayu hayuning bawana.
Memperindah keindahan dunia.
— Dunia diciptakan oleh Tuhan YME hakikatnya sudah indah. Sementara itu, manusia memiliki tugas untuk memelihara keindahan tersebut dan menambah nilai keindahan ke dunia, misalnya dengan berbuat kebajikan, berkesenian, atau mengembangkan ilmu pengetahuan.


꧋ꦩꦶꦏꦸꦭ꧀ꦝꦸꦮꦸꦂ꧈​​ꦩꦼꦤ꧀ꦝꦼꦩ꧀ꦗꦼꦫꦺꦴ꧉​

Mikul dhuwur, mendhem jero.
Memikul tinggi, memendam dalam.
— Menjunjung tinggi kebaikan orang tua dan merahasiakan keburukan atau aibnya. Peribahasa ini juga bisa digunakan tidak sebatas untuk lingkungan keluarga.


꧋ꦤꦧꦺꦴꦏ꧀ꦚꦶꦭꦶꦃ​ꦠꦔꦤ꧀꧉​

Nabok nyilih tangan.
Memukul meminjam tangan.
— Melakukan suatu keburukan dengan memanfaatkan orang lain untuk melakukan keburukan tersebut.


꧋ꦔꦢꦶ​ꦱꦭꦶꦫ꧈​​ꦔꦢꦶ​ꦧꦸꦱꦤ꧉​

Ngadi salira, ngadi busana.
Memperindah diri, memperindah pakaian.
— Meningkatkan mutu diri atau kepribadian seseorang hendaknya dibarengi pula dengan memperindah bagian luar seperti pakaian, penampilan, dsj.


꧋ꦔꦭꦃ꧈​​ꦔꦭꦶꦃ꧈​​ꦔꦩꦸꦏ꧀꧉​

Ngalah, ngalih, ngamuk.
Mengalah, menyingkir, mengamuk.
— Jika mendapatkan masalah dengan orang lain, seperti diganggu atau semacamnya, seseorang hendaknya mengalah terlebih dahulu, kemudian pergi menghindari orang tersebut, bila masih tetap diganggu maka barulah dihadapi secara fisik.


꧋ꦔꦺꦭ꧀ꦩꦸ​ꦲꦶꦏꦸ​ꦏꦼꦭꦏꦺꦴꦤ꧀ꦤꦺ​ꦏꦤ꧀ꦛꦶ​ꦭꦏꦸ꧉​

Ngèlmu iku kelakoné kanthi laku.
Mencari ilmu itu terwujud dengan tindakan.
— Proses belajar akan sempurna jika sudah diterapkan atau berwujud dalam tindakan.


꧋ꦔ꧀ꦭꦸꦫꦸꦒ꧀ꦠꦤ꧀ꦥ​ꦧꦭ꧈​​ꦩꦼꦤꦁ​​ꦠꦤ꧀ꦥ​ꦔꦱꦺꦴꦫꦏ꧀ꦏꦺ꧉​

Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasoraké.
Menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa mengalahkan.
— Seseorang yang bijaksana bisa menang walau tanpa kekuatan besar dan kemenangan itu tidak akan membuat orang lain merasa dihormati.


꧋ꦔꦺꦴꦤꦺꦴ​ꦪ​ꦔꦺꦴꦤꦺꦴ꧈​​ꦤꦶꦁ​​ꦲꦗ​ꦔꦺꦴꦤꦺꦴ꧉​

Ngono ya ngono, ning aja ngono.
Begitu ya begitu, tetapi jangan begitu.
— Seseorang boleh saja berperilaku semaunya, tetapi jangan sampai berlebihan.


꧋ꦲꦺꦴꦧꦃ​ꦩꦩꦃ꧉​

Obah mamah.
Bergerak mengunyah.
— Seseorang yang masih hidup pasti bisa berusaha dan mendapat rezeki.


꧋ꦱꦢꦸꦩꦸꦏ꧀ꦧꦛꦸꦏ꧀꧈​​ꦱꦼꦚꦫꦶ​ꦧꦸꦩꦶ꧉​

Sadumuk bathuk, senyari bumi.
Sesentuhan kening, sejari bumi.
— Seruan untuk mempertahankan kehormatan dan apa yang dimiliki walaupun itu diganggu atau diusik sedikit saja. Hal ini bisa tentang pasangan atau kepemilikan tanah.


꧋ꦮꦼꦭꦱ꧀ꦠꦼꦩꦃꦲꦤ꧀ꦭꦭꦶꦱ꧀꧉​

Welas temahan lalis.
Belas kasihan berujung tumpas.
— Seseorang yang berbelas kasih dan memberikan pertolongan malah mendapatkan kesengsaraan.


꧋ꦮꦼꦫꦸꦃ​ꦲꦶꦁ​​ꦒꦿꦸꦧꦾꦸꦏ꧀꧈​​ꦲꦺꦴꦫ​ꦮꦼꦫꦸꦃ​ꦲꦶꦁ​​ꦉꦩ꧀ꦧꦸꦒ꧀꧉​

Weruh ing grubyuk, ora weruh ing rembug.
Tahu ikut-ikutan saja, tapi tidak tahu apa yang dibicarakan.
— Seseorang yang asal mengikuti atau melakukan sesuatu, tetapi sesungguhnya tidak memahami permasalahan atau maksud dari sesuatu tersebut.

Selasa, 19 April 2022

25 Pepatah Jawa dengan Arti dan Aksara Jawa I

Pepatah dan peribahasa Jawa adalah salah satu bentuk warisan budaya yang kaya dan mendalam dari budaya Jawa. Dalam kehidupan sehari-hari, pepatah Jawa sering digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan pemikiran, pengalaman, dan nilai-nilai kebijaksanaan yang telah tertanam di antara masyarakat Jawa. Melalui pepatah dan peribahasa, banyak kearifan lokal yang mampu menawarkan pandangan tentang kehidupan, kesusilaan, hubungan antarmanusia, serta keterhubungan manusia dengan alam dan kehidupan sekitarnya. Berikut 25 pepatah dan peribahasa Jawa beserta arti dan tulisan dalam aksara Jawa-nya.


꧋ꦲꦝꦁ​​ꦲꦝꦁ​​ꦠꦺꦠꦺꦱ꧀ꦱꦺ​ꦲꦼꦩ꧀ꦧꦸꦤ꧀꧉​

Adhang-adhang tètèsé embun.
Menunggu tetesnya embun.
— Menunggu datangnya sesuatu yang sedikit.


꧋ꦲꦗꦶꦤꦶꦁ​​ꦢꦶꦫꦶ​ꦢꦸꦩꦸꦤꦸꦁ​​ꦲꦤ​ꦲꦶꦁ​​ꦭꦛꦶ꧈​​ꦲꦗꦶꦤꦶꦁ​​ꦫꦒ​ꦲꦤ​ꦲꦶꦁ​​ꦧꦸꦱꦤ꧉​

Ajining diri dumunung ana ing lathi, ajining raga ana ing busana.
Nilai diri berada pada bibir, nilai badan berada pada pakaian.
— Kehormatan diri seseorang bergantung pada pada tutur katanya, kehormatan badan/ragawi seseorang bergantung pada pakaiannya/penampilannya.


꧋ꦲꦭꦁ​​ꦲꦭꦁ​​ꦢꦸꦢꦸ​ꦲꦭꦶꦁ​​ꦲꦭꦶꦁ​꧉​

Alang-alang dudu aling-aling.
Halangan bukanlah penghalang/penutup.
— Halangan yang ditemui dalam menjalani hidup bukanlah penghalang untuk terus maju dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.


꧋ꦲꦭꦺꦴꦤ꧀ꦲꦭꦺꦴꦤ꧀ꦮꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦼꦭꦏꦺꦴꦤ꧀꧉​

Alon-alon waton kelakon.
Pelan-pelan asalkan terlaksana.
— Tidak apa-apa melakukan sesuatu dengan pelan-pelan, asalkan dilaksanakan dengan baik dan tuntas.


꧋ꦲꦩ꧀ꦧꦼꦒꦸꦒꦸꦏ꧀ꦔꦸꦛꦮꦠꦺꦴꦤ꧀꧉​

Ambeguguk ngutha waton.
Diam tak bergerak seperti benteng batu.
— Orang yang memiliki pendirian dan sikap yang tidak tergoyahkan sama sekali.


꧋ꦲꦗ​ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦮꦃ꧈​​ꦩꦼꦁ​ꦏꦺꦴ​ꦢꦢꦶ​ꦲꦺꦴꦮꦃ꧉​

Aja golék wah, mengko dadi owah.
Jangan mencari wah, nanti jadi berubah.
— Jangan mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan pujian atau perhatian dari orang lain, nanti akan kehilangan diri dan pegangan.


꧋ꦲꦤ​ꦕꦠꦸꦂ​ꦩꦸꦁ​ꦏꦸꦂ꧉​

Ana catur mungkur.
Ada perbincangan, membelakangi.
— Menghindari pembicaraan atau desas-desus yang buruk, tidak ingin terlibat meggunjingkan keburukan orang lain.


꧋ꦲꦤ​ꦢꦶꦤ꧈​​ꦲꦤ​ꦲꦸꦥ꧉​

Ana dina, ana upa.
Ada hari, ada nasi.
— Tidak perlu khawatir berlebihan dengan rezeki, karena setiap hari kita hidup dan bekerja pasti akan mendapatkan rezeki.


꧋ꦲꦤ​ꦢꦲꦸꦭꦠ꧀ꦠꦺ꧈ꦲꦺꦴꦫ​ꦲꦤ​ꦧꦼꦒ꧀ꦗꦤꦺ꧉​

Ana daulaté, ora ana begjané.
Ada berkatnya, tetapi tidak ada keberuntungannya.
— Seseorang yang memiliki berkat, kemampuan, dan pemberian untuk mendapatkan sesuatu, tetapi masih terhalang oleh keberuntungannya.


꧋ꦲꦔꦺꦴꦤ꧀ꦩꦁ​ꦱ꧉​

Angon mangsa.
Menggembalakan musim.
— Menunggu waktu yang tepat untuk bertindak atau memutuskan sesuatu.


꧋ꦲꦉꦥ꧀​ꦗꦩꦸꦂꦫꦺ​ꦲꦼꦩꦺꦴꦃ​ꦮꦠꦁ​ꦔꦺ꧉

Arep jamuré emoh watangé.
Mau jamurnya, tidak mau batangnya.
— Mau mendapatkan enaknya, tetapi tidak mau menanggung bagian yang tidak enaknya.


꧋ꦲꦱꦸ​ꦒꦼꦝꦺ​ꦩꦼꦤꦁ​​ꦏꦼꦫꦃꦲꦺ꧉​

Asu gedhé menang kerahé.
Anjing besar menang perkelahiannya.
— Mereka yang berpangkat tinggi, orang penting, para pembesar, dll. pasti lebih mudah menang dalam berpekara dengan orang yang lebih kecil atau masyarakat umum.


꧋ꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦏꦼꦠꦶꦠꦶꦏ꧀ꦲꦭ​ꦏꦼꦠꦫ꧉​

Becik ketitik ala ketara.
Baik terlihat, buruk juga terlihat.
— Perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk sama-sama akan terlihat pada waktunya.


꧋ꦧꦤ꧀ꦝ​ꦠꦶꦠꦶꦥ꧀ꦥꦤ꧀​ꦚꦮ​ꦒꦝꦸꦃꦲꦤ꧀​ꦥꦁ​ꦏꦠ꧀ꦱꦩ꧀ꦥꦶꦂꦫꦤ꧀꧉​

Bandha titipan, nyawa gadhuhan, pangkat sampiran.
Harta titipan, nyawa pinjaman, pangkat gantungan/hiasan.
— Pencapaian duniawi tidaklah abadi, semuanya adalah pemberian dan titipan dari Yang Maha Kuasa.


꧋ꦧꦼꦫꦱ꧀ꦮꦸꦠꦃ​ꦲꦫꦁ​​ꦩꦸꦭꦶꦃ​ꦩꦫꦁ​​ꦠꦏꦼꦂꦫꦺ꧉​

Beras wutah arang mulih marang takeré.
Beras tumpah jarang kembali ke takarannya.
— Sesuatu yang sudah berubah atau rusak akan sulit kembali ke wujud atau hitungannya yang semula.


꧋ꦕꦶꦚ꧀ꦕꦶꦁ​​ꦕꦶꦚ꧀ꦕꦶꦁ​​ꦩꦼꦏ꧀ꦱ​ꦏ꧀ꦭꦼꦧꦸꦱ꧀꧉​

Cincing-cincing meksa klebus.
Menggulung-gulung (celana), tetap saja basah kuyup.
— Maksud hati ingin berhemat atau hidup irit, tetapi justru malah semakin banyak pengeluaran.


꧋ꦝꦪꦸꦁ​​ꦲꦺꦴꦭꦺꦃ​ꦏꦼꦝꦸꦁ​꧉​

Dhayung olèh kedhung.
Dayung memperoleh telaga.
— Seseorang yang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan pengalamannya.


꧋ꦒꦺꦴꦁ​​ꦭꦸꦩꦏꦸ​ꦠꦶꦤꦧꦸꦃ꧉​

Gong lumaku tinabuh.
Gong berjalan ditabuh.
— Seseorang yang pandai yang banyak dimintai saran di mana-mana ia berada. Arti lainnya, orang yang berbicara atau menceritakan berbagai hal tanpa diminta.


꧋ꦗꦠꦶ​ꦏꦠ꧀ꦭꦸꦱꦸꦥ꧀ꦥꦤ꧀ꦭꦸꦪꦸꦁ​꧉​

Jati katlusupan luyung.
Kayu jati terkena serpihan kayu aren.
— Seseorang yang semulanya baik mendapatkan pengaruh buruk dari orang jahat.


꧋ꦏꦱꦤ꧀ꦝꦸꦁ​​ꦲꦶꦁ​​ꦫꦠ꧈​​ꦏꦧꦼꦤ꧀ꦠꦸꦱ꧀ꦲꦶꦁ​​ꦲꦮꦁ​​ꦲꦮꦁ​꧉​

Kasandhung ing rata, kabentus ing awang-awang.
Tersandung di permukaan rata, terbentur di langit.
— Mendapatkan rintangan atau cobaan di tempat yang sebenarnya baik dan aman.


꧋ꦩꦼꦕꦺꦭ꧀ꦩꦤꦸꦏ꧀ꦩꦶꦧꦼꦂ꧉​

Mecèl manuk miber.
Memotong burung yang terbang.
— Seseorang yang serba-bisa atau memiliki kemampuan yang luar biasa.


꧋ꦱꦢꦮ​ꦢꦮꦤꦺ​ꦭꦸꦫꦸꦁ​​ꦲꦶꦱꦶꦃ​ꦭꦸꦮꦶꦃ​ꦢꦮ​ꦒꦸꦫꦸꦁ​꧉​

Sadawa-dawané lurung isih luwih dawa gurung.
Sepanjang-panjangnya lorong, masih lebih panjang tenggorokan.
— Berita atau pembicaraan yang dituturkan oleh orang-orang pasti akan menyebar jauh.


꧋ꦱꦼꦩ꧀ꦧꦸꦂ​ꦱꦼꦩ꧀ꦧꦸꦂ​ꦲꦢꦱ꧀​ꦱꦶꦫꦩ꧀ꦱꦶꦫꦩ꧀ꦧꦪꦼꦩ꧀꧉​

Sembur-sembur adas, siram-siram bayem.
Menyembur-nyembur adas, menyiram-nyiram bayam.
— Harapan seseorang yang terkabulkan karena berkat dan doa dari banyak orang yang mendukung dan menyayanginya.


꧋ꦱ꧀ꦭꦸꦩꦤ꧀​ꦱ꧀ꦭꦸꦩꦸꦤ꧀​ꦱ꧀ꦭꦩꦼꦠ꧀꧉​

Sluman-slumun slamet.
Sembarangan tetapi selamat.
— Bersikap sembarangan, ugal-ugalan, tidak berhati-hati, tetapi tetap mendapatkan keselamatan.


꧋ꦮꦱ꧀ꦠꦿ​ꦧꦼꦝꦃ​ꦏꦪꦸ​ꦥꦺꦴꦏꦃ꧉

Wastra bedhah kayu pokah.
Kain robek kayu patah.
— Seseorang yang mengalami keburukan karena tingkah lakunya sendiri.