Senin, 08 November 2021

Jenis-jenis Teknik Cetak

Cetak sebagai sebuah upaya memperbanyak suatu tulisan telah dikenal umat manusia setidaknya sejak enam abad lalu. Namun demikian, hakikat mengecapkan suatu permukaan ke permukaan lain untuk menciptakan kesan tiruan telah dikenal jauh sebelum itu. Orang-orang purba telah mengecapkan tangan mereka ke dinding gua. Kemaharajaan-kemaharajaan kuno membuat mohor untuk mengabsahkan perintah atau berita. Cara-cara yang demikian lambat laun berkembang menjadi berbagai teknik cetak yang kita kenal seperti sekarang.

Cetak tinggi
Cetak tinggi (bahasa Belanda: hoogdruk, bahasa Inggris: relief printing) adalah salah satu teknik cetak tertua yang memanfaatkan perbedaan tinggi-rendah suatu acuan. Dalam teknik ini, permukaan yang menonjol atau yang tinggi untuk tinta atau pewarna lainnya. Permukaan ini kemudian dicapkan pada permukaan lainnya sehingga menimbulkan kesan cerminan. Cara kerja yang sama juga digunakan pada penggunaan cap atau stempel yang sering kita jumpai.

Cetak tinggi memiliki banyak subteknik yang biasanya dibedakan dari bahan acuannya, beberapa di antaranya cukil kayu, cukil logam, cukil lino, dan sebagian penerapan dari cetak tumbuhan (ecoprint). Mesin cetak huruf lepas yang pertama kali dikembangkan di Asia Timur dan Eropa juga menggunakan cara kerja cetak tinggi. Begitu pula dengan batik cap yang memanfaatkan logam sejenis stempel yang mampu mentransfer desain ke permukaan kain.

Detail gambar pada mata uang yang dicetak menggunakan teknik cetak dalam.


Cetak dalam
Cetak dalam atau kadang juga disebut cetak rendah (bahasa Belanda: diepdruk, bahasa Inggris: intaglio) adalah kebalikan dari teknik cetak tinggi. Cetak rendah memanfaatkan ceruk atau sisi dalam untuk menampung tinta. Ceruk ini bekerja layaknya kantong yang akan mentransfer tintanya ketika ditempelkan ke permukaan lain, seperti kertas atau kain. Cetak dalam terbagi menjadi beberapa subteknik di antaranya, etsa yang memanfaatkan cara-cara kimiawi dan gravir yang memanfaatkan cara mekanis selayaknya mengukir atau memahat.

Cetak datar
Cetak datar (bahasa Belanda: vlakdruk, bahasa Inggris: planographic printing) adalah teknik cetak yang menggunakan permukaan datar untuk mencetak tulisan atau gambar. Hal ini membedakannya dengan cetak tinggi maupun cetak rendah yang memanfaatkan perbedaan ketinggian permukaan cetakan. Subteknik paling terkenal dari cetak datar adalah cetak batu atau litografi. Cetak batu tradisional memanfaatkan daya tolak-menolak antara air dan minyak dalam prosesnya. Sementara itu, cetak batu modern biasanya dikombinasikan dalam proses cetak ofset dengan memanfaatkan cara kerja serupa.

Cetak saring
Cetak saring (bahasa Belanda: zeefdruk, bahasa Inggris: serigraphy) adalah teknik cetak yang memanfaatkan tingkat kerapatan dan kerenggangan bahan tertentu, biasanya poliester atau secara tradisional sutra, untuk menyaring tinta. Bahan penyaring ini sebelumnya telah “dilubangi” terlebih dahulu untuk melancarkan tinta melewati penyaring sehingga dapat mencetak desain pada permukaan yang dikehendaki. Orang Indonesia biasa menyebut teknik ini dengan istilah sablon yang maknanya telah bergeser dari kata sumber bahasa Belandanya sjabloon yang lebih dekat dengan stensil. Stensil sendiri ada kalanya juga dihubungkan dengan teknik cetak saring ini sebagaimana keduanya memiliki kemiripan cara kerja.

Cetak fotografis

Cetak fotografis adalah teknik cetak yang memanfaatkan bahan-bahan kimia yang peka terhadap cahaya. Teknik ini berkembang utamanya dalam dunia fotografi, meskipun cara kerjanya mungkin ditemui juga dalam ranah cetak lain seperti phototypesetting dan photogravure.

Cetak digital
Cetak digital adalah perkembangan mutakhir dari teknologi percetakan dan digunakan secara meluas di dunia modern. Cetak digital memiliki ciri-ciri mampu mencetak berkas digital secara langsung ke berbagai macam media, tanpa memerlukan pembuatan plat atau acuan terlebih dahulu. Contoh paling umum yang sering kita jumpai sehari-hari adalah mesin cetak meja (desktop printer).

Cetak digital memiliki sejumlah kelemahan, salah satunya yaitu prosesnya yang relatif memakan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan jenis teknik cetak lain, seperti cetak ofset. Akan tetapi, cetak digital lebih efesien untuk pekerjaan dengan jumlah cetak sedikit, seperti print-on-demand, karena tidak membutuhkan pembuatan plat cetak terlebih dahulu yang mungkin memakan biaya besar.

Cetak tunggal

Cetak tunggal (bahasa Belanda: monodruk, bahasa Inggris: monoprint) berseberangan dengan tujuan cetak-mencetak yang menghendaki penggandaan tulisan atau gambar sebanyak mungkin. Sesuai dengan namanya, cetak tunggal bertujuan hanya menghasilkan satu hasil cetakan unik saja untuk setiap sumber cetakannya. Cetak tunggal digunakan lebih untuk keperluan ekspresi berkesenian daripada fungsi praktisnya.

Cetak tunggal bukanlah teknik cetak tersendiri, sehingga dalam pembuatannya menerapkan teknik cetak lainnya, seperti cetak datar, cetak tinggi atau cetak rendah.


0 komentar:

Posting Komentar